Literasi merupakan segala hal yang berhubungan dengan huruf dan angka, dimana pada praktiknya kemampuan ini melibatkan kegiatan membaca serta menulis huruf juga angka. Namun demikian, menurut Deklarasi Praha pada tahun 2003 lalu, di yakini bahwa literasi melibatkan kemampuan individu dalam berkomunukasi dan berinteraksi sosial yang berkenaan dengan pengetahuan, bahasa , serta budaya (United Nations of Educational, Scientific and Cultural Organization [UNESCO], 2003).
Individu yang adalah makhluk sosial, seharusnya telah mempunyai kesadaran akan literasi informasi, yaitu kemampuan dalam mencari, memahami, mengevaluasi secara kritis, serta mengelola informasi menjadi pengetahuan yang bermanfaat untuk pengembangan kehidupan pribadi bahkan orang lain (UNESCO, 2003).
Literasi yang berhubungan dengan kemelek-hurufan menjadi salah satu aspek yang di soroti dunia. Data yang di himpun oleh United Nations Development Porgramme (UNDP) pada tahun 2014 lalu menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami peningkatan signifikan pada tingkat kemelek-hurufan masyarakat yakni 92,8 % bagi usia dewasa serta 98,8% bagi usia remaja.
Angka itu membuktikan bahwa Indonesia dapat melewati masa kritis di ruang lingkup literasi. Hasil survey UNESCO lainnya pada tahun 2012 lalu menjadi bukti bahwa minat baca masyarakat Indonesia meningkat dari tahun 2012 yang hanya mencapai angka sebesar 0,001% (Jamhari, 2016). Program pemerintah pusat untuk meningkatkan kesadaran akan literasi pada lingkungan pendidikan menghasilkan hasil yang baik.
Namun, kendala yang masih di hadapi yakni ketersediaan buku, baik fisik serta elektronik, yang tidak merata di penjuru Indonesia dan masih rendahnya motivasi serta minat baca peserta didik. Gerakan literasi pada dunia pendidikan adalah program pemerintah pusat yang sudah di mulai pada tahun 2016 lalu. GLS (Gerakan Literasi Sekolah) yang di awali dari pendidikan dasar dan menengah di harapkan bisa memotivasi peserta didik dalam meningkatkan minat baca untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat serta di aplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu, GLS bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, meningkatkan produktivitas rakyat serta daya saing secara internasional, sehingga, bangsa Indonesia bisa berdaya saing dan bangkit bersama negara Asia yang lainnya. Selain itu, mampu melakukan revolusi karakter bangsa dan memperteguh kebinekaan serta memperkuat restorasi sosial Indonesia (Wiedarti et al., 2018).
Halaman Selanjutnya
Perencanaan Pembelajaran Literasi Sains
Halaman : 1 2 Selanjutnya