Meski sudah diluncurkan sejak 2017, sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) berbasis zonasi—penerimaan siswa baru di sekolah negeri berdasarkan jarak terdekat dari rumah ke sekolah—masih menuai polemik.
Sistem zonasi ini diterapkan karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beranggapan bahwa sistem penerimaan siswa baru sebelumnya yang menggunakan nilai ujian sebagai basis seleksi, cenderung menerima siswa dengan capaian akademik yang relatif tinggi—yang umumnya berasal dari keluarga mampu. Konsekuensinya, siswa dengan kemampuan rendah, siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, terpaksa bersekolah di sekolah swasta atau bahkan berisiko putus sekolah.
Namun sistem zonasi ini membuat sekolah banyak yang mengalami kesulitan mendapatkan siswa baru. SMPN 3 Satu Atap Sambirejo, sekolah berlabel Satu Atap dengan nilai akreditasi B ini juga sulit mendapatkan siswa meskipun berbagai usaha sudah dilakukan. Di antaranya memberikan seragam gratis, tas gratis dan perlengkapan sekolah lainnya gratis. Namun bagi calon siswa itu bukan hal yang terpenting dalam mencari sekolah. Terbukti ada siswa yang sudah diberikan seragam gratis namun siswa tersebut tidak bersekolah di SMP 3 Satu Atap Sambirejo.
Pihak sekolah juga sudah mengadakan sosialisasi ke SD dan MI yang masuk zonasi SMPN 3 Satu Atap Sambirejo, bahkan sosialisasi ke rumah-rumah siswa yang tidak mampu secara ekonomi dan tidak mampu secara teknologi—karena di masa pandemi Covid-19 ini pembelajaran dilakukan secara online. Meskipun lokasi rumah siswa jauh dan jalan berliku tetap berusaha dijangkau untuk mendapatkan siswa baru.
Berdasarkan pengamatan saya, ada faktor lain yang membuat semakin menurunnya pendaftar siswa baru di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo antara lain calon siswa lebih banyak memilih sekolah negeri melalui jalur prestasi dan lebih memilih sekolah di MTs atau pondok pesantren.
Dalam Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo tahun ajaran 2021/2022 ini hanya mendapatkan 41 siswa saja dari kuota minimal 64 siswa.
Berdasarkan tata letaknya, SMPN 3 Satu Atap Sambirejo terletak di perbatasan Karanganyar (Jawa Tengah) dan Sine (Jawa Timur). Dengan demikian banyak sekolah setingkat baik sekolah negeri maupun swasta. Total ada 2 SMP Negeri, 2 Mts swasta, dan 1 Mts Negeri Sine.
Sedangkan secara zonasi, SMPN 3 Satu Atap Sambirejo berada dalam satu wilayah dengan SMPN 1 Sambirejo, SMPN 2 Sambirejo, Mts swasta Bani Saudah, serta Mts Muhammadiyah 7 Sambirejo,.
Sebenarnya SMPN 3 Sambirejo itu satu atap dengan SD Jambeyan 1. Namun lulusan siswa dari sekolah tersebut sebagian besar mereka memilih di SMPN 1 Sambirejo melalui jalur prestasi.
Jumlah pendaftar SMPN 3 Satu Atap Sambirejo sejak tahun ajaran 2009/2010 terus mengalami penurunan tiap tahun. Rendahnya jumlah pendaftar ini diperparah dengan sistem zonasi yang diberlakukan sejak dua tahun terakhir.
Hingga saat ini, SMPN 3 Satu Atap Sambirejo memiliki 6 rombel dan 130 siswa terdiri atas 44 siswa di kelas IX, 45 pelajar di tingkat VIII dan untuk kelas VII sebanyak 41 siswa.
Meski demikian SMPN 3 Satu Atap Sambirejo tetap semangat dalam mendidik siswa-siswa menuju generasi yang cerdas, beriman, dan berbudi tinggi. Di masa pandemi ini sekolah tetap berusaha memberikan pembelajaran maksimal meskipun dengan daring.
Ditulis oleh Sunarwi, S.Ag. (Guru di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo)