Sistem Zonasi Berdampak pada Jumlah Siswa Baru di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo

- Editor

Jumat, 13 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski sudah diluncurkan sejak 2017, sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) berbasis zonasi—penerimaan siswa baru di sekolah negeri berdasarkan jarak terdekat dari rumah ke sekolah—masih menuai polemik.

Sistem zonasi ini diterapkan karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beranggapan bahwa sistem penerimaan siswa baru sebelumnya yang menggunakan nilai ujian sebagai basis seleksi, cenderung menerima siswa dengan capaian akademik yang relatif tinggi—yang umumnya berasal dari keluarga mampu. Konsekuensinya, siswa dengan kemampuan rendah, siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, terpaksa bersekolah di sekolah swasta atau bahkan berisiko putus sekolah.

Namun sistem zonasi ini membuat sekolah banyak yang mengalami kesulitan mendapatkan siswa baru. SMPN 3 Satu Atap Sambirejo, sekolah berlabel Satu Atap dengan nilai akreditasi B ini juga sulit mendapatkan siswa meskipun berbagai usaha sudah dilakukan. Di antaranya memberikan seragam gratis, tas gratis dan perlengkapan sekolah lainnya gratis. Namun bagi calon siswa itu bukan hal yang terpenting dalam mencari sekolah. Terbukti ada siswa yang sudah diberikan seragam gratis namun siswa tersebut tidak bersekolah di SMP 3 Satu Atap Sambirejo.

Pihak sekolah juga sudah mengadakan  sosialisasi ke SD dan MI yang masuk zonasi SMPN 3 Satu Atap Sambirejo, bahkan sosialisasi ke rumah-rumah siswa yang tidak mampu secara ekonomi dan tidak mampu secara teknologi—karena di masa pandemi Covid-19 ini pembelajaran dilakukan secara online.  Meskipun lokasi rumah siswa jauh dan jalan berliku tetap berusaha dijangkau untuk mendapatkan siswa baru.

Berdasarkan pengamatan saya, ada faktor lain yang membuat semakin menurunnya pendaftar siswa baru di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo antara lain calon siswa lebih banyak memilih sekolah negeri melalui jalur prestasi dan lebih memilih sekolah di MTs atau pondok pesantren.

Dalam Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo tahun ajaran 2021/2022 ini hanya mendapatkan 41 siswa saja dari kuota minimal 64 siswa.

Berdasarkan tata letaknya, SMPN 3 Satu Atap Sambirejo terletak di perbatasan Karanganyar (Jawa Tengah) dan Sine (Jawa Timur). Dengan demikian banyak sekolah setingkat baik sekolah negeri maupun swasta. Total ada 2 SMP Negeri, 2 Mts swasta, dan 1 Mts Negeri Sine.

Sedangkan secara zonasi, SMPN 3 Satu Atap Sambirejo berada dalam satu wilayah dengan SMPN 1 Sambirejo, SMPN 2 Sambirejo, Mts swasta Bani Saudah, serta Mts Muhammadiyah 7 Sambirejo,.

Sebenarnya SMPN 3 Sambirejo itu satu atap dengan SD Jambeyan 1.  Namun lulusan siswa dari sekolah tersebut sebagian besar mereka memilih di SMPN 1 Sambirejo  melalui jalur prestasi.

Jumlah pendaftar SMPN 3 Satu Atap Sambirejo sejak tahun ajaran 2009/2010  terus mengalami penurunan tiap tahun. Rendahnya jumlah pendaftar ini diperparah dengan sistem zonasi yang diberlakukan sejak dua tahun terakhir.

Hingga saat ini, SMPN 3 Satu Atap Sambirejo  memiliki 6 rombel dan 130  siswa terdiri atas 44 siswa di kelas IX,  45 pelajar di tingkat VIII dan untuk kelas VII sebanyak 41 siswa.

Meski demikian SMPN 3 Satu Atap Sambirejo tetap semangat dalam mendidik siswa-siswa menuju generasi yang cerdas, beriman, dan berbudi tinggi. Di masa pandemi ini sekolah tetap berusaha memberikan pembelajaran maksimal meskipun dengan daring.

Ditulis oleh Sunarwi, S.Ag. (Guru di SMPN 3 Satu Atap Sambirejo)

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru