Keluarga merupakan unit terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak, sebelum ia berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluargalah yang akan memberikan warna kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari.
Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk menciptakan suatu masyarakat yang aman, tenteram, bahagia dan sejahtera, yang semua itu harus dijalankan oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil. Dalam buku Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern, dijelaskan bahwa berdasarkan pendekatan budaya, keluarga sekurang-kurangnya mempunyai tujuh fungsi yaitu fungsi biologis, edukatif, proyektif, sosialisasi, rekreatif dan ekonomi. Oleh sebab itu, kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi pada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan (religius).
Mengenai hubungan pendidik dalam keluarga adalah didasarkan hubungan kodrati antara orang tua dan anak. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar rasa cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan yang tak kunjung padam pada orang tua untuk tak jemu-jemunya memberikan bimbingan dan pertolongan yang dibutuhkan oleh anak.
Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua sangat berkompeten membimbing, mendidik dan membina serta mengarahkan anaknya dalam pendidikan keluarga. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Luqman ayat 13: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Berdasarkan ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa sebagai orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik anak terutama dalam menanamkan konsep-konsep religius di antaranya dengan menanamkan konsep-konsep keimanan, pembinaan dan pembiasaan ibadah, pembinaan akhlak, pembentukan jiwa, pembentukan intelektualitas serta pembinaan interaksi sosial kemasyarakatan. Dengan demikian pendidikan dalam lingkungan keluarga terutama orang tua sangat memberikan pengaruh dalam pembentukan keagamaan, karakter serta kepribadiannya.
Upaya-Upaya Keluarga dalam Membentuk Kepribadian Anak
Membentuk karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula dan pendidikan karakter ini harus dimulai sejak dini bahkan sejak anak masih dalam kandungan.
Orang tua dan anak-anak memiliki hubungan yang sangat erat baik secara fisik dan emosional. Hubungan semacam ini membuat anak-anak merasa aman dan dicintai. Peran keluarga terutama orang tua dalam mendidik anak-anaknya di lingkungan keluarga tidaklah mudah. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra sekolah).
Salah satu dasar pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah, orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.”
Berdasarkan hadits tersebut di atas, jelas sekali bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang tanpa noda. Anak adalah karunia Allah yang tidak ternilai harganya. Ia menjadi tempat curahan kasih sayang orang tua. Ia akan berkembang sesuai dengan pendidikan yang diperoleh dari kedua orang tuanya dan juga lingkungan di sekitarnya.
Sebagai orang tua dalam mendidik anak tidaklah selalu berjalan dengan mulus, namun juga mengalami suatu kendala atau tantangan yakni tantangan yang bersikap internal dan tantangan yang bersifat sebagai eksternal. Sumber tantangan yang bersifat internal yang utama berasal orang tua itu sendiri. Dan tantangan yang bersifat eksternal mungkin berasal dari lingkungan rumah tangga, media massa baik cetak maupun elektronik. Oleh karena itu keluarga terutama orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik anaknya.
Sebagai orang tua hendaknya memperhatikan beberapa hal dalam mendidik anak. Pertama, orang tua perlu memahami tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan tujuannya. Untuk itu, orang tua perlu banyak menggali informasi tentang pendidikan anak serta memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat.
Yang kedua, sebelum mentransfer nilai, orang tua harus melaksanakan lebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari, karena di usia dini anak-anak cerdas cenderung dan meniru segala perbuatan orang terdekat. Untuk itu, orang tua perlu menjaga lingkungan si anak dan harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan ajaran yang diberikan anak.
Yang ketiga mendidik dengan hiwar (dialog). Mendidik anak dengan hiwar, misalnya memberikan sebuah kisah keteladanan. Kisah sendiri memiliki fungsi yang sangat penting bagi perkembangan jiwa anak. Suatu kisah bisa menyentuh jiwa dan akan memotivasi anak untuk mengubah sikapnya.
Dan yang terakhir adalah memberikan keteladanan dan melakukan latihan serta pengamalan. Dalam hal ini sebagai orang tua hendaknya menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik secara religius pada anak-anaknya dan melakukan kontrol agar anak menjadi disiplin dalam melaksanakan ajaran agama, sehingga anak nantinya bisa menjadi anak shalih berkarakter religius yang dapat menjadi dambaan orang tua, bangsa dan negara .
Ditulis oleh Asisul Ulum, M.Pd.I (Guru di MTSN 1 KEDIRI)