Peran Keluarga dalam Membentuk Kepribadian Religius pada Anak

- Editor

Senin, 20 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keluarga merupakan unit terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak, sebelum ia  berkenalan dengan dunia sekitarnya, ia akan berkenalan terlebih dahulu dengan situasi keluarga. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa yang akan datang. Keluargalah yang akan memberikan warna kehidupan seorang anak, baik perilaku, budi pekerti maupun adat kebiasaan sehari-hari.

Secara sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfungsi untuk menciptakan suatu masyarakat yang aman, tenteram, bahagia dan sejahtera, yang semua itu harus dijalankan oleh keluarga sebagai lembaga sosial terkecil. Dalam buku Keluarga Muslim  dalam Masyarakat Modern, dijelaskan bahwa berdasarkan pendekatan budaya, keluarga sekurang-kurangnya mempunyai tujuh fungsi yaitu fungsi biologis, edukatif, proyektif, sosialisasi, rekreatif dan ekonomi. Oleh sebab itu, kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi pada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan (religius).

Mengenai hubungan pendidik dalam keluarga adalah didasarkan hubungan kodrati antara orang tua dan anak. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar rasa cinta kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni. Rasa kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan yang tak kunjung padam pada orang tua untuk tak jemu-jemunya memberikan bimbingan dan pertolongan yang dibutuhkan oleh anak.

Hal tersebut menunjukkan bahwa orang tua sangat berkompeten membimbing, mendidik dan membina serta mengarahkan anaknya dalam pendidikan keluarga. Hal ini sesuai dengan firman Allah  dalam Surat Luqman ayat 13: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.

Berdasarkan ayat tersebut  di atas menjelaskan bahwa sebagai orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik anak terutama dalam menanamkan konsep-konsep religius di antaranya dengan menanamkan konsep-konsep keimanan, pembinaan dan pembiasaan ibadah, pembinaan akhlak, pembentukan jiwa, pembentukan intelektualitas serta pembinaan interaksi sosial kemasyarakatan. Dengan demikian pendidikan dalam lingkungan keluarga terutama orang tua sangat memberikan pengaruh dalam pembentukan keagamaan, karakter serta kepribadiannya.

Upaya-Upaya Keluarga dalam Membentuk Kepribadian Anak

Membentuk karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang berkarakter pula dan pendidikan karakter ini harus dimulai sejak dini bahkan sejak anak masih dalam kandungan.

Orang tua dan anak-anak memiliki hubungan yang sangat erat baik secara fisik dan emosional. Hubungan semacam ini membuat anak-anak merasa aman dan dicintai. Peran keluarga terutama orang tua dalam mendidik anak-anaknya di lingkungan keluarga tidaklah mudah. Karena keluarga merupakan tempat pertumbuhan anak yang pertama di mana dia mendapatkan pengaruh dari anggota-anggotanya pada masa yang amat penting paling kritis dalam pendidikan anak, yaitu tahun-tahun pertama dalam kehidupannya (usia pra sekolah).

Salah satu dasar pentingnya peran orang tua dalam mendidik anak, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Setiap anak dilahirkan secara fitrah, orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi.”

Berdasarkan hadits tersebut di atas, jelas sekali bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang tanpa noda. Anak adalah karunia Allah yang tidak ternilai harganya. Ia menjadi tempat curahan kasih sayang orang tua. Ia akan berkembang sesuai dengan pendidikan yang diperoleh  dari kedua orang tuanya dan juga lingkungan di sekitarnya.

Sebagai orang tua dalam mendidik anak tidaklah selalu berjalan dengan mulus, namun juga mengalami suatu kendala atau tantangan  yakni tantangan yang bersikap internal dan tantangan yang bersifat sebagai  eksternal. Sumber tantangan yang bersifat internal  yang utama berasal orang tua itu sendiri.  Dan tantangan yang bersifat eksternal mungkin berasal dari lingkungan rumah tangga, media massa baik cetak maupun elektronik. Oleh karena itu keluarga terutama orang tua memiliki peranan yang sangat penting  dalam mendidik anaknya.

Sebagai orang tua  hendaknya memperhatikan beberapa hal dalam mendidik anak. Pertama, orang tua perlu memahami tentang apa yang dimaksud dengan pendidikan anak dan tujuannya. Untuk itu, orang tua perlu banyak menggali informasi tentang pendidikan anak serta memahami kiat mendidik anak secara praktis. Dengan demikian setiap gejala dalam tahap-tahap pertumbuhan anak dapat ditanggapi dengan cepat.

Yang kedua, sebelum mentransfer nilai, orang tua harus melaksanakan lebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari, karena di usia dini anak-anak cerdas cenderung dan meniru segala perbuatan orang terdekat. Untuk itu, orang tua perlu menjaga lingkungan si anak dan harus menciptakan lingkungan yang sesuai dengan ajaran yang diberikan anak.

Yang ketiga mendidik dengan hiwar (dialog).  Mendidik anak dengan hiwar, misalnya memberikan sebuah kisah keteladanan. Kisah sendiri memiliki fungsi yang sangat penting bagi perkembangan jiwa anak. Suatu kisah bisa menyentuh jiwa dan akan memotivasi anak untuk mengubah sikapnya.

Dan yang terakhir adalah memberikan keteladanan dan melakukan latihan serta pengamalan. Dalam hal ini sebagai orang tua hendaknya menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik secara religius pada anak-anaknya dan melakukan kontrol agar anak menjadi disiplin dalam melaksanakan ajaran agama, sehingga anak nantinya bisa menjadi anak shalih  berkarakter religius yang dapat menjadi dambaan orang tua, bangsa dan negara .

Ditulis oleh Asisul Ulum, M.Pd.I (Guru di MTSN 1 KEDIRI)

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 34 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru