Pentingnya Belajar Sambil Bermain

- Editor

Minggu, 17 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Setapani Meri Kristanti, S.Ag.

Guru SDN Tumbang Topus 1

“Dunia anak adalah dunia bermain,” kata seorang penulis, Dwi Sunar Prasetyono. Mulai dari masa balita, kanak-kanak dan beranjak di usia remaja kegiatan bermain akrab di kalangan anak. Meskipun kemudian sang anak telah menjadi pelajar, dunia anak tetaplah bermain

Anak-anak selalu meluangkan waktunya untuk bermain kapanpun dan di manapun mereka berada. Contoh ketika jam istirahat berlangsung di sekolah, walau hanya belasan menit, para peserta didik selalu menyempatkan waktu untuk bermain, baik secara pribadi atau bersama teman-temannya. 

Tak dapat dipungkiri anak-anak zaman sekarang tidak bisa lepas dari permainan, apa lagi kecenderungan di era digital masa kini bermain sambil bersantai ria pun bisa dilakukan, seperti games yang mudah sekali diunduh aplikasinya di ponsel. Nampak bahwa ada kesenangan tersendiri terpancar di wajah berseri mereka saat sedang maupun setelah berakhirnya permainan. 

Namun siapa sangka wajah berseri itu bisa saja sekejap hilang ketika bel masuk kelas berbunyi, saat kegiatan belajar mengajar akan dimulai. Wajah  anak-anak yang berseri-seri pun kian memudar. Seolah proses belajar adalah suatu hal yang menegangkan dan menakutkan sehingga mimik wajah peserta didik berubah. Ditambah lagi jika kehadiran guru dengan proses pembelajaran yang kaku. 

Tidak heran banyak anak beranggapan belajar adalah suatu hal yang membosankan. Hal itu bisa terjadi karena proses pembelajaran yang kurang menarik atau terlalu monoton. Pembelajaran yang monoton inilah yang menjadi faktor utama siswa menjadi bosan dan malas belajar.  

Menurut KBBI, kata “Monoton” berarti berulang-ulang selalu sama nadanya (bunyinya, ragamnya), itu-itu saja. Metode pembelajaran yang sifatnya monoton ini kurang diminati oleh peserta didik. Misalnya saja saat seorang guru hanya menggunakan metode pembelajaran berceramah. Jika dari awal hingga akhir pembelajaran hanya menggunakan metode tersebut, maka peserta didik akan mudah bosan dan kurang tertantang. 

Berbeda dengan bermain, kegiatan tersebut pasti akan selalu menyenangkan. 

Jika demikian yang sering terjadi pada para pelajar, mengapa tidak menggabungkan keduanya antara belajar dan bermain? Kita bisa menggunakan metode belajar sambil bermain

Belajar Sambil Bermain 

Saya ingat ketika masih di usia pelajar kala itu, saya pernah mengalami proses belajar yang sangat membosankan. Guru hadir, memberikan materi pembelajaran hanya dengan metode ceramah, kemudian menugaskan membuat rangkuman, dan terakhir meminta mengerjakan soal. 

 “Silakan buka halaman ini, pelajari materinya, buatkan rangkuman dan kerjakan tugasnya. Jika sudah selesai akan saya jelaskan,” kalimat jitu yang sering keluar dari sang guru.   

Proses ini berlangsung terus-menerus tanpa aktivitas lain, efeknya menimbulkan rasa jenuh, bosan, dan malas dalam belajar. Berangkat dari pengalaman tersebut, saya enggan untuk melanjutkan model pendidikan yang seperti itu. 

Pembelajaran di masa lalu tersebut, dapat saya jadikan pembelajaran di masa kini dan masa mendatang. Sebagai pendidik, sebisa mungkin saya berusaha untuk membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. 

Sekali waktu saya meminta evaluasi dari siswa untuk guru dalam pembelajaran. Peserta didik saya minta menuliskan secara jujur di secarik kertas tanpa meninggalkan nama. Mayoritas dari mereka menuliskan, “Asyik, Bu, belajarnya, menyenangkan dan kami suka.” Itu karena model pembelajaran yang saya gunakan adalah belajar sambil bermain. 

Perlu digarisbawahi yang dimaksud belajar sambil bermain di sini adalah menggunakan metode permainan yang tentunya  berkaitan dengan materi pelajaran. Guru bebas memilih media permainan apapun asalkan selalu berkaitan dengan materi ajar yang diberikan. Di sinilah ide kreatif dan inovasi guru ditantang agar dapat menemukan jenis permainan apa saja yang bisa menarik minat belajar peserta didiknya. 

Beberapa contoh belajar sambil bermain yang bisa diterapkan di antaranya adalah Teka-Teki Silang, Sistem Pemberian Poin, Lomba Debat, Lomba Cerdas Cermat, Kuis berhadiah, Menyusun Kata, Menemukan Harta Karun, Peragaan Kreatif, Presentasi selaku Guru, dan lain sebagainya. 

Permainan tersebut bisa dilaksanakan secara langsung atau menggunakan media pembelajaran elektronik. Dalam hal ini, rekan guru sekalian tentu bisa mengembangkan dan menciptakan jenis permainan lainnya yang sesuai dengan materi. Harapannya adalah setiap kali momen mengajar dilaksanakan, tidak lupa untuk  menyisipkan permainan di dalamnya sehingga proses pembelajaran jadi lebih menyenangkan. 

Pentingnya Belajar Sambil Bermain 

Belajar sambil bermain akan membuat guru merasa tertantang untuk menemukan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif agar proses belajar mengajar semakin diminati peserta didik.

Selain itu, belajar sambil bermain dimaksudkan untuk membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Sehingga peserta didik yang antusias dalam belajar dapat membuat guru semakin bersemangat dalam mendidik. Jika hal ini diterapkan maka percaya saja, kehadiran guru di jam mengajar selanjutnya akan selalu dinanti-nantikan.

Bagi peserta didik, belajar sambil bermain perlahan mengubah mindset bahwa belajar adalah sesuatu yang membosankan menjadi belajar adalah sesuatu yang menyenangkan. Sebuah mindset baru ini yang akan berdampak positif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.  

Selain semakin termotivasi dalam belajar, penerapan belajar sambil bermain memancing peserta didik untuk tertantang lebih aktif. Jika sudah demikian, maka pembelajaran akan semakin mudah dipahami dan diterima oleh peserta didik. 

Maka dari itu, mari bersama kita terapkan metode belajar sambil bermain agar belajar menjadi menyenangkan, bukan membosankan.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 126 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis