Menjadi Guru di Era Pandemi Harus Penuh “Cinta”

- Editor

Sabtu, 16 April 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Kartika Adam Sari, S. Pd.

Guru di SMP Negeri 3 Sawahlunto

Baik di dalam pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran tatap muka, seorang guru harus bisa mengajar dengan “Cinta”. Sebab hanya dengan cinta tersebut, maka pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal dan memuaskan bagi para peserta didik. 

Cinta yang dimaksudkan di sini, bukan sekedar cinta biasa. Tapi cinta yang harus dimiliki oleh seorang guru harus memenuhi unsur berikut ini. 

C = Creative/Kreatif

I = Innovative/Inovatif

N = Near/Dekat

T = Trust/Percaya

A = Active/Aktif

Terlebih mengajar di masa pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh aspek kehidupan, termasuk juga dalam bidang pendidikan, menjadi guru yang penuh cinta seperti yang di atas menjadi begitu penting. Dikutip dari laman Covid.go.id data sebaran perkembangan Covid-19 di Indonesia per tanggal 10 April 2022 ternyata masih tergolong tinggi dengan rincian 6.032.707 meninggal dunia, 5.804.402 sembuh dan 155.626 meninggal dunia. 

Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran di berbagai daerah di Indonesia pun masih beragam tergantung pada tingkat penyebaran virus Corona di daerah tersebut. Sebagian daerah sudah ada yang melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas. Namun,  masih ada juga daerah yang menerapkan pembelajaran jarak jauh secara penuh.

Baik pembelajaran jarak jauh maupun tatap muka terbatas menimbulkan berbagai permasalahan baik bagi guru, siswa dan orang tua siswa. Di antara berbagai permasalahan yang dihadapi guru semenjak pandemi di mana guru harus merombak perangkat pembelajarannya dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Darurat. 

Sementara itu, motivasi belajar siswa selama belajar di rumah, pola belajar, dan juga pola hidup siswa mengalami perubahan. Sehingga sebagian guru menjadi kewalahan dalam menyampaikan materi pembelajaran dan juga menagih tugas-tugas siswa karena siswa sudah disibukkan dengan gadgetnya masing-masing, baik itu bermain game dan media sosial yang tidak berkaitan dengan pendidikan. 

Kemudian di antara permasalahan lain yang dialami siswa pada masa pandemi di mana sebagian siswa masih ada yang tidak memiliki perangkat pembelajaran online seperti ponsel. Sehingga mereka kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran jarak jauh. Di samping itu permasalahan lainnya yaitu tidak memiliki paket data atau tidak terjangkau jaringan internet, sehingga siswa kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran jarak jauh.  

Lebih lanjut lagi, karena terlalu lama belajar di rumah, kadang membuat siswa merasa jenuh dan bosan sehingga tidak sedikit siswa yang tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Bahkan tidak sedikit juga siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Orang tua siswa pun juga menghadapi sejumlah masalah. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran jarak jauh ini, semua orang tua harus bisa jadi guru. Ada sebagian orang tua siswa yang mengatakan hal tersebut tidak terlalu berat dilakukan.  Namun bagi orang tua siswa yang bekerja di luar, tentu saja hal ini sangat berat karena orang tua tentu tidak bisa sepenuhnya mendampingi siswa belajar di rumah. 

Berdasarkan hal tersebut di atas, agar proses belajar mengajar tetap terlaksana sebagaimana mestinya, maka sebagai seorang guru, harus mampu meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh tersebut. Hal ini menuntut guru agar menjadi guru yang penuh “CINTA”. 

C = Creative (Kreatif) 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreatif berarti memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; bersifat (mengandung) daya cipta; pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. 

Artinya sebagai seorang guru harus mampu membuat materi pembelajaran (bagi guru mata pelajaran) dan materi layanan (bagi guru Bimbingan dan Konseling) dapat disampaikan dalam bentuk yang lebih menarik agar siswa termotivasi untuk belajar. Misalnya, membuat materi belajar dalam bentuk PowerPoint, video pembelajaran, konten Youtube, dan lain-lain. 

I = Innovative (Inovatif) 

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; pembaharuan. Pengertian lainnya adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode atau alat). 

Dalam hal ini, baik guru mata pelajaran maupun guru Bimbingan dan Konseling yang biasanya menyampaikan materi pembelajaran atau materi layanan secara tatap muka, dapat beralih secara daring melalui media digital seperti via  Whatsapp, Google Classroom, Google Meet, Zoom, dan lain-lain.

N = Near (Dekat)

Definisi atau arti kata “dekat” berdasarkan KBBI adalah pendek, tidak jauh (jarak atau antaranya); hampir; berhampiran (dengan); akrab; rapat; menjelang. 

Artinya sebagai guru harus bisa dekat dengan siswa walaupun tidak dekat di mata. Misalnya menjalin hubungan yang akrab dengan siswa melalui media sosial seperti melalui Whatsapp, Facebook, Instagram, dan lain-lain. 

Ini penting terutama bagi guru Bimbingan dan Konseling sehingga siswa merasa tidak sendiri dan mampu mengkonsultasikan segala permasalahannya selama belajar di rumah.

T = Trust (Percaya) 

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “percaya” adalah mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata; menganggap atau yakin bahwa sesuatu itu benar-benar ada. 

Dalam hal ini guru harus menjadi seseorang yang benar atau bisa dipercaya siswa.  Terutama guru Bimbingan dan Konseling harus mampu menjaga rahasia segala data dan keterangan yang diberikan siswa dalam rangka membantu mengatasi permasalahan siswa sehingga siswa mau dan percaya untuk bercerita dan berkeluh kesah kepada guru Bimbingan dan Konseling.

A = Active (Aktif) 

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘aktif’ berarti giat (bekerja, berusaha); dinamis atau bertenaga; mampu beraksi dan bereaksi; mempunyai kecenderungan menyebar atau berkembang biak. 

Dengan demikian seorang guru harus berperan aktif selama proses belajar jarak jauh dalam mendidik dan memantau perkembangan siswa baik dalam proses belajar daring maupun dalam proses pengerjaan tugas siswa. 

Terutama guru Bimbingan dan Konseling harus dapat aktif memberikan berbagai jenis layanan kepada siswa dan orang tua siswa di antaranya layanan informasi dan layanan konsultasi. Di samping itu, guru harus tetap belajar meskipun sudah mengajar misalnya dengan aktif mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri seperti seminar, webinar, dan pelatihan-pelatihan.

Nah, dengan demikian menjadi guru yang penuh “CINTA” pada masa pandemi ini sangat diperlukan terutama dalam mendidik, membimbing, dan memantau perkembangan siswa agar proses pembelajaran tetap dapat terlaksana dengan sebagaimana mestinya.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Penerapan Teknologi Satelit sebagai Upaya Pencegahan Dampak Abrasi Pantai
Mengenal Affordability Energy, Serta Kaitannya dengan Kron’s Loss Equation dan Transmission Line Losses
Tantangan Mencapai Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 di Wilayah Jawa, Madura, dan Bali
Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Juni 2024 - 19:50 WIB

Penerapan Teknologi Satelit sebagai Upaya Pencegahan Dampak Abrasi Pantai

Jumat, 21 Juni 2024 - 13:28 WIB

Mengenal Affordability Energy, Serta Kaitannya dengan Kron’s Loss Equation dan Transmission Line Losses

Sabtu, 15 Juni 2024 - 13:59 WIB

Tantangan Mencapai Tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 di Wilayah Jawa, Madura, dan Bali

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Berita Terbaru