Tips menyusun PTK – Dalam menyusun PTK (Penelitian Tindakan Kelas) harus disusun secara seksama mulai dari mencari ide hingga teknik penulisan laporannya. Hasil PTK yang baik tentu saja akan sangat bermanfaat untuk mengembangkan profesi guru yang bersangkutan, misal sebagai syarat untuk kenaikan pangkat guru.
Banyak guru yang belum mampu menyusun PTK dengan baik. Sehingga ketika ingin mengajukan kenaikan pangkat akan mengalami hambatan. Sementara itu sesuai dengan peraturan Permenpan RB Nomor 16 Tahun 2009, guru PNS yang ingin naik jabatan dari golongan III/d menuju jabatan yang lebih tinggi wajib membuat karya tulis yang salah satunya dalam bentuk laporan PTK.
Guru yang tidak ingin susah payah dalam membuat PTK, biasanya akan melakukan praktik yang tidak terpuji. Misal, melakukan modifikasi pada PTK guru lain kemudian mengumpulkannya pada tim penilai. Jika ketahuan PTK tersebut hasil jiplakan sudah pasti akan ditolak.
Sebenarnya membuat PTK berdasarkan ide sendiri bukan hal yang sulit jika guru memiliki kemauan yang kuat. Guru bisa mencari ide dari hal-hal yang dialami sendiri.
Berikut ini adalah tips bagi guru yang ingin tips menyusun PTK mulai dari mencari ide sampai penulisan laporan.
Ide PTK
Ide PTK bisa didapatkan guru dari pengalaman saat proses pembelajaran bersama siswa. Saat melakukan kegiatan tersebut tentu saja banyak masalah yang dapat ditemukan oleh guru. Masalah-masalah tersebut bisa diangkat menjadi topik PTK.
Ketika guru menjalankan proses pembelajaran secara daring, misalnya, dapat membuat hal tersebut tersebut sebagai sumber ide dengan mengajukan pertanyaan media pembelajaran apa yang efektif dalam mengajar secara online.
Topik PTK yang dipilih sebaiknya belum pernah dibahas guru lain.
Penulisan Judul
Tips menyusun PTK selanjunya yaitu penulisan judul PTK yang baik harus dapat memikat tim penilai. Judul boleh dibuat sedikit ‘kontroversial’ namun tetap berdasarkan pada topik yang dipilih.
Jika topik yang dipilih tentang pembelajaran daring maka judul bisa ditulis seperti ini: “Mengukur Pemahaman Siswa Melalui Aplikasi WhatsApp”
Kata “WhatsApp” akan menjadi daya tarik tersendiri di dalam judul. Pasalnya, aplikasi tersebut memiliki konotasi sebagai media sosial. Namun ternyata dapat digunakan sebagai instrumen pendidikan yang bermanfaat.
Membuat Latar Belakang
Dalam membuat latar belakang, peneliti atau guru harus dapat menunjukkan bahwa topik yang diangkat merupakan masalah yang penting. Misal topik yang dipilih adalah penggunaan media WhatsApp seperti di atas, maka peneliti harus menekankan bahwa aplikasi tersebut bisa menjadi solusi sebagai media pembelajaran secara daring.
Penulisan latar belakang harus dimulai dari sesuatu yang umum kemudian meruncing pada hal yang spesifik.
Menyusun Kajian Pustaka
Menyusun kajian pustaka sebenarnya bukan hal yang menyeramkan seperti yang dibayangkan. Menulis bagian ini sering dianggap sulit karena banyak bersentuhan dengan teori.
Dalam menulis kajian pustaka, masukkan saja variabel yang disebutkan dalam judul. Misal judul yang dipilih adalah “Mengukur Pemahaman Siswa Melalui Aplikasi WhatsApp”, rujukan yang perlu disertakan di antaranya adalah soal mengukur pemahaman siswa, belajar dan mengajar secara daring, WhatsApp, dan pembahasan lain yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
Mendapatkan rujukan dapat diperoleh dari buku atau jurnal yang bisa didapatkan secara online.
Pembahasan
Pada bagian pembahasan akan sangat baik jika menyajikan grafik capaian yang dilakukan dalam penelitian.
Lampiran
Jangan lupa untuk menyertakan semua berkas yang digunakan dalam penelitian. Jika topik yang dipilih adalah “Mengukur Pemahaman Siswa Melalui Aplikasi WhatsApp”, lampiran yang harus disertakan adalah soal-soal yang digunakan dalam mengukur pemahaman siswa melalui WhatsApp, daftar nama siswa, dan seterusnya.