Suka Duka Pembelajaran Online di SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali

- Editor

Rabu, 28 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejak bulan April 2020, Indonesia termasuk negara yang terkena dampak pandemi Covid-19.  Penyakit yang dikategorikan ke dalam jenis wabah yang menyebar secara global  ini telah memberi dampak di berbagai sendi kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Perubahan drastis terjadi di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Tatanan kehidupan baru membuat setiap orang dituntut untuk beradaptasi. 

Pandemi Covid-19 tak bisa dipungkiri menjadi faktor utama terhambatnya berbagai kegiatan masyarakat, salah satunya pada sektor pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya dilaksanakan dengan tatap muka, saat ini sebagian besar beralih menjadi dalam jaringan atau daring. Perubahan yang drastis tersebut menyebabkan kesulitan tersendiri bagi guru di tingkat sekolah formal.

Belajar dari rumah secara daring atau online dilaksanakan sebagai salah satu bentuk solusi untuk menekan jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 dan agar proses mendidik tetap terselenggara.  Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim:  “Program Belajar dari Rumah merupakan bentuk upaya Kemendikbud membantu terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan masyarakat di masa darurat COVID-19.” seperti dikutip dari laman Kemendikbud.

Di lingkungan pendidikan Kabupaten Boyolali, darurat penanganan wabah virus Covid-19 diperpanjang hingga 31 Juli 2021. Anjuran untuk menjaga jarak sosial, bekerja dari rumah, dan belajar dari rumah dengan sistem pembelajaran online untuk para siswa dan guru, tetap dilaksanakan dan semua ini membutuhkan adaptasi dan kerja lebih keras.

Ya, masa pandemi Covid-19 ini telah membuat pola pendidikan berubah yang telah berlangsung selama 2 tahun terakhir ini di mana proses belajar mengajar harus dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet. Hal ini tentu memberikan pengalaman baru bagi para siswa. Kini mereka harus belajar di rumah setiap harinya hingga waktu yang belum bisa ditentukan.

Perubahan apapun yang terjadi tentu memiliki dampak, entah itu positif ataupun negatif. Misalnya, di dalam pembelajaran masa pandemi ini banyak orang tua yang menjadi “Guru Dadakan”  yang bertugas mengawal proses mendidik anak di rumah hingga pandemi berakhir nanti. Dengan segala keterbatasan yang ada, tentu akan ditemui berbagai kendala

Belajar daring di satu sisi memberikan dampak positif namun ada juga sisi negatifnya. Positifnya, para guru, orang tua, dan siswa mampu mengimplementasikan kecanggihan teknologi kekinian dalam sebuah pembelajaran. Contohnya, penggunaan ponsel pintar untuk pembelajaran melalui aplikasi Zoom, Google Meeting, dan lainnya. Sebelumnya, gaya belajar seperti ini tidak dikenal sama sekali. Namun  kini menjadi kebiasaan dalam pembelajaran. Dan guru-guru mau tak mau harus meningkatkan kapasitas dan kualitasnya dalam pembelajaran berbasis teknologi tersebut.

Namun di sisi lain, pembelajaran di masa pandemi ini juga ada sisi negatifnya. Kejenuhan dan rasa malas kini dirasakan siswa. Para siswa harus menjalani kebiasaan baru dalam proses belajar. Mereka setiap hari dihadapkan dengan ponsel agar dapat hadir pada saat jam belajar. Selain itu, banyak siswa yang mengeluhkan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru bahkan tugasnya bisa dua kali lipat lebih banyak dibandingkan saat pembelajaran secara tatap muka.

Yang masih dirasakan sulit oleh para siswa  dan guru adalah adanya perubahan pola kegiatan belajar mengajar, dari tatap muka di kelas menjadi cara online baik melalui WhatsApp maupun aplikasi lainnya. Metode belajar online seperti ini memiliki kendala tersendiri baik dari siswa atau guru.

Bagi guru, memberikan materi belajar secara online dianggap lebih sulit daripada tatap muka di kelas. Di samping itu, guru sering merasa kesulitan mengajak para siswanya untuk aktif dan komunikatif.

Sementara untuk siswa,  kendala belajar melalui online membutuhkan daya tangkap yang lebih cepat serta butuh biaya yang lebih tinggi karena perlu alat ponsel pintar dan kuota internet. Selain itu, siswa juga kesulitan memahami materi yang dijelaskan guru secara online dan juga banyaknya tugas sehingga rasa bosan sering menghinggapi pikiran siswa.

Ditulis oleh Medi Aminah, S.Pd., Guru di SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Edutainment

5 Ciri Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran Berdiferensiasi

Sabtu, 7 Sep 2024 - 11:34 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis