Berikut ini adalah wawancara yang dilakukan terhadap orang tua siswa di SMP Negeri 2 Andong, Kabupaten Boyolali, yang membahas seputar pembelajaran daring di mana orang tua tersebut dituntut untuk dapat mendampingi anak-anaknya ketika belajar di rumah.
Wawancara pertama dilakukan kepada Ibu Ratmi yang kedua orang anaknya sedang duduk di bangku SMP kelas VIII dan IX. Menurutnya, pada awal-awal penerapan pembelajaran daring, anak-anak masih merasa nyaman dan semangat untuk menjalaninya. Namun ternyata kondisi ini terus terjadi hingga dua tahun dan meninggalkan kebiasaan mereka pada saat sebelum pandemi.
Lamanya belajar daring ini otomatis berdampak pada psikologi anak-anak, yakni menimbulkan rasa jenuh dalam belajar. Sehingga mereka lebih cenderung bermalas-malasan di rumah, belajar sambil tidur-tiduran di tempat tidur, bahkan tak belajar sama sekali karena tidak ada kontrol dari orang tua.
“Jika biasanya setiap hari bangun pagi, sarapan, berpakaian, lalu berangkat sekolah, sore les dan lainnya, Sekarang bangunnya siang. Ketika bangun lupa cuci muka, sarapan ketinggalan, belajar kadang seringnya tidak. Itu akibat anak-anak sudah jenuh dengan belajar daring,” kata Ibu Ratmi.
Sementara itu Ibu Siswati orang tua peserta didik kelas VIII mengatakan bahwa orang tua memang harus bisa membagi waktu antara bekerja dan mendampingi anak saat pembelajaran daring. Bagi orang tua yang memiliki anak yang berada di tingkat awal sekolah menengah pertama, menurutnya, memiliki tugas ekstra yaitu kudu memberikan penjelasan kepada anak-anaknya bahwa mereka sedang tidak libur sekolah tapi tetap sekolah dan harus mengerjakan tugas belajar daring.
Nah, itulah sedikit gambaran tentang kondisi yang dialami orang tua selama anaknya belajar secara daring di masa pandemi. Suka dan duka adalah hal yang tak dapat terpisahkan di dalam kehidupan dan itu pasti juga terjadi dalam pembelajaran daring di masa pandemi ini. Namun yang paling utama adalah bagaimana kita bersama-sama, bahu membahu ikut memberikan kontribusi bagi pendidikan dalam usaha menyelenggarakan proses pendidikan dalam masa darurat Covid-19 ini.
Ditulis oleh Medi Aminah, S.Pd., Guru di SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali