Oleh Hartini, S.Pd.SD
Guru di SDN 13 Koto Besar
Dalam mengajarkan Matematika pasti banyak kesulitan yang dihadapi oleh guru. Namun jika kita bisa mengatasi permasalahan dan tantangan tersebut, kita akan bisa menjadi guru yang sukses dan membawa perubahan. Dalam mengajar Matematika, guru harus mampu mengarahkan dan mengembangkan sikap kerja sama antar siswa untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif.
Selama ini, pembelajaran matematika masih menjadi suatu kegiatan yang menakutkan bagi siswa sehingga mereka kehilangan motivasi untuk belajar. Kurangnya motivasi belajar siswa kemudian menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah.
Siswa yang memiliki kemampuan lemah dalam mata pelajaran Matematika, umumnya diam dan takut bertanya kepada guru. Oleh sebab itu, guru harus bisa menerapkan suatu metode untuk mengatasi masalah tersebut. Metode yang sangat baik untuk mengatasi permasalah di atas yaitu dengan menerapkan metode tutor sebaya dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Susilowati (2009) di dalam Hafizah (2013), tutor sebaya adalah seorang murid membantu belajar murid lainnya di tingkat kelas yang sama. Metode tutor sebaya ini dapat dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi untuk mengajarkan materi kepada teman-temannya yang belum paham, sehingga dapat memenuhi ketuntasan belajar semua siswa.
Dari pendapat yang diungkapkan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelarjaran tutor sebaya merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa sekelas yang memiliki kemampuan dan kriteria sebagai tutor untuk membimbing temannya yang mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan dari gurunya. Ini berarti bahwa tutor adalah murid yang tergolong baik dalam prestasi.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1). Guru memberikan gambaran umum tentang topik yang akan dibahas siswa secara klasikal.
2). Beberapa siswa yang tergolong pandai sekitar 6-8 orang diminta mempelajari topik yang telah disampaikan oleh guru di rumah.
3). Ketika pembelajaran dilaksanakan, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Di dalamnya terdiri dari siswa tutor, siswa yang berkemampuan sedang, dan siswa yang berkemampuan rendah.
4). Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari suatu materi. Setiap kelompok dipandu oleh satu orang siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
5). Siswa yang telah ditunjuk sebagai tutor membimbing temannnya yang kurang paham terhadap materi yang dipelajari.
6). Guru juga memberikan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan.
7). Jika ada permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa tutor, maka ia meminta bantuan kepada guru.
8). Masing-masing kelompok harus menyampaikan tugasnya secara bergantian. Di akhir pembelajaran, siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran dan meluruskan pemahaman siswa yang kurang sesuai.
Pembelajaran dengan metode tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengalaman penulis, setelah mengadakan ulangan harian, dari 30 siswa kelas VI SDN 13 Koto Besar, ternyata 26 siswa (87%) dapat mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan (75). Sedangkan 4 siswa lainnya (13%), belum mencapai nilai sesuai KKM yang telah ditentukan. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 66,00 menjadi 86,67. Merujuk dari persentase ketuntasan yang dicapai siswa, dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan telah mencapai kriteria peningkatan yang ditetapkan sebelumnya yaitu 85 %.
Metode tutor ini sangat membantu guru dalam menjelaskan materi. Sedangkan bagi siswa, metode ini sangat membantu menumbuhkan sikap kerja sama, tanggung jawab, percaya diri, kemandirian, serta menjalin hubungan yang akrab di antara siswa. Siswa tampak aktif dalam kegiatan tutorial. Siswa tutor sangat antusias saat menerangkan pelajaran kepada temannya. Sedangkan siswa yang lain juga tampak bersemangat mengerjakan soal-soal karena merasa terbantu oleh temannya yang bertindak sebagai tutor. Mereka yang tadinya malu dan enggan bertanya langsung kepada guru, menjadi bersemangat dan mau bertanya kepada teman tutor karena mereka berasal dari latar belakang usia yang hampir sama. Siswa sangat bersemangat dan antusias selama kegiatan tutoring berlangsung.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa metode tutor sebaya sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar Matematika.
Sebenarnya ada banyak strategi untuk memotivasi anak agar hasil belajar meningkat. Syaratnya guru dituntut untuk kreatif. Nah, salah satu cara untuk menjadi guru yang kreatif yaitu dengan menerapkan metode tutor sebaya. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud