Membangun Keterampilan Berpikir dengan Kemampuan Berpikir Analitis

- Editor

Sabtu, 26 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Melakukan Asesmen Diagnostik

Ilustrasi Melakukan Asesmen Diagnostik

Kualitas SDM yang baik diharapkan mampu memicu munculnya pemikiran-pemikiran dengan berbagai terobosan baru di berbagai bidang kehidupan. Untuk menciptakan kualitas SDM yang unggul, maka harus dimulai dari sistem pendidikannya. Dalam hal ini, guru dapat menciptakan kemampuan berpikir analitis pada diri peserta didik untuk menghadapi era industri 4.0.

Berpikir analitis atau analytical thinking tentu sangat berbeda dengan berpikir pada umumnya. Setiap orang memang berpikir, hanya saja sebagian orang berpikir lebih mendalam daripada orang lain.

Terdapat banyak ahli yang mencoba mendefinisikan kemampuan berpikir analitis. Menurut Rose, Colin dan Malcom J Nicholl (2006) menyebutkan bahwa kemampuan berpikir analitis adalah cara untuk menundukkan suatu situasi, masalah, subjek, atau keputusan pada pemeriksaan yang ketat dan langkah demi langkah yang logis.

Sedangkan menurut Sitthipon (2012), berpikir analitis adalah kompetensi untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan aspek-aspek yang berupa objek, cerita atau kejadian, dan menemukan keterhubungannya.

Lalu, menurut Ad’hiya & Laksono (2018), berpikir analitis adalah kompetensi untuk membedakan, mengorganisir dan menghubungkan suatu objek, teori, masalah atau peristiwa, serta dapat menentukan hubungan antar aspek-aspek tersebut berdasarkan alasan, prinsip atau fungsi tertentu.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berpikir analitis merupakan cara berpikir untuk menemukan ide permasalahan, mengidentifikasi, mengelompokkan, dan menghubungkan fakta-fakta yang ada untuk mencari strategi pemecahan masalah berdasarkan alasan tertentu.

Dalam berpikir analitis haruslah melibatkan data dari berbagai sumber untuk mencari sebab akibat sehingga dapat menarik kesimpulan secara tepat. Kemampuan berpikir analitis harus dimiliki oleh semua orang agar mampu berpikir dengan runtut sehingga bisa mendapatkan solusi terhadap berbagai masalah yang dihadapi.

Untuk meraih kesuksesan, seseorang harus mampu berpikir analitis yang merupakan cara berpikir yang lebih mendalam. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kayali & Yilmaz (2017) yang menyatakan bahwa tingkat keterampilan berpikir analisis peserta didik berbanding lurus dengan prestasinya.

Perbedaan Berpikir Kritis dan Berpikir Analitis

Berpikir kritis dan berpikir analitis sama-sama menggunakan fakta untuk melakukan evaluasi terhadap informasi yang ada. Meskipun demikian, metode yang digunakan oleh keduanya sangatlah berbeda.

Dalam berpikir kritis, seseorang akan menggunakan fakta sebagai bantuan untuk membentuk opini dan untuk menentukan apakah ide yang ada masuk akal. Sedangkan berpikir analitis menggunakan fakta yang ada sebagai pendukung bukti.

Dari kedua penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua jenis kemampuan berpikir ini menggunakan metode yang berbeda dalam pemanfaatan fakta yang ada.

Selain metode yang berbeda, kedua jenis kemampuan berpikir ini juga memiliki tujuan yang berbeda. Kemampuan berpikir kritis memiliki tujuan untuk orang bisa mempertahankan argumennya agar bisa menjadi dukungan terhadap sudut pandang tertentu. Kemampuan berpikir kritis juga dapat mempermudah orang untuk memberikan motivasi kepada orang lain dan juga tujuan hidupnya.

Sedangkan berpikir analitis bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Selain itu, berpikir analitis juga bisa membantu seseorang untuk mengumpulkan sekaligus menafsirkan suatu data untuk pemahaman yang lebih lanjut. Orang yang berpikir analitis juga akan mencoba untuk mengembangkan dan yakin terhadap persepsi sebuah ide.

Perbedaan lain antara berpikir kritis dan berpikir analitis juga terletak pada proses berpikirnya. Orang yang berpikir kritis memiliki proses berpikir melingkar. Orang yang menggunakan kemampuan berpikir kritis akan berpikir berputar secara terus menerut terhadap suatu ide hingga memperoleh kesimpulan.

Sedangkan orang yang berpikir analitis akan menggunakan proses berpikir linier serta lebih fokus. orang yang berpikir analitis akan berpikir lurus dari satu pemikiran ke pemikiran selanjutnya.

Halaman Berikutnya

Indikator Berpikir Analitis

Berita Terkait

Kriteria Sekolah Swasta yang Bisa Menerima Redistribusi Guru ASN
Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta, Ini Kriterianya! Apakah Anda Termasuk?
Telah Terbit Permendikdasmen 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN (PNS dan PPPK) Pada Satuan Pendidikan Masyarakat
Hanya Di Tanggal 21 Januari, Semua Guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK Jangan Sampai Ketinggalan!
[Breaking News] Siaran Pers BKN Kriteria Pelamar Tambahan Seleksi PPPK Guru, Ada Kesempatan Ikut Seleksi PPPK Tahap II
Tahun 2025 Guru Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi Akan Sejahtera dengan Program Prioritas Mendikdasmen
Guru Wajib Tahu, Poin Penting dalam PermenPANRB Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru
4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Berita ini 69 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 18:16 WIB

Kriteria Sekolah Swasta yang Bisa Menerima Redistribusi Guru ASN

Senin, 20 Januari 2025 - 17:51 WIB

Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta, Ini Kriterianya! Apakah Anda Termasuk?

Senin, 20 Januari 2025 - 12:27 WIB

Telah Terbit Permendikdasmen 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN (PNS dan PPPK) Pada Satuan Pendidikan Masyarakat

Senin, 20 Januari 2025 - 11:43 WIB

Hanya Di Tanggal 21 Januari, Semua Guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK Jangan Sampai Ketinggalan!

Sabtu, 11 Januari 2025 - 15:04 WIB

Tahun 2025 Guru Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi Akan Sejahtera dengan Program Prioritas Mendikdasmen

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis