Masalah kekerasan seksual telah menjadi masalah baru di masyarakat akhir-akhir ini. Hal tersebut dibuktikan dengan maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di seluruh penjuru negeri dengan melibatkan anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Perempuan telah menduduki peringkat teratas sebagai korban pelecehan seksual. Selain perempuan, korban pelecehan seksual yang terbanyak juga menimpa anak-anak di bawah umur.
Pelaku kekerasan seksual tersebut kebanyakan berasal dari orang-orang terdekat korban. Pelecehan seksual yang terjadi tersebut menyebabkan dampak negatif pada korban dan keluarganya.
Salah satu dampak negatif yang terjadi setelah kekerasan seksual tersebut adalah menyebabkan trauma psikis dan fisik kepada korban dan sulit sekali untuk bisa hilang dari memori seorang anak. Butuh waktu lama untuk anak dapat menerima dan memulai kembali kehidupan seperti orang normal.
Salah satu hal yang memiliki peran penting dalam upaya penanganan dan pencegahan terhadap kekerasan seksual yang menimpa anak adalah orang tua dan guru. Orang tua dan guru merupakan seseorang yang dapat menentukan perilaku anak dan mengajarkan akan pencegahan kekerasan seksual.
Ada beberapa hal yang dapat diajarkan agar anak terhindar dari kekerasan seksual. Berikut merupakan langkah yang dapat diterapkan orang tua dan guru sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak yakni:
1. Kenalkan Bagian Tubuh yang Tidak Boleh Terlihat dan Tersentuh Orang Lain
Orangtua dan guru perlu mengenalkan serta menjelaskan kepada anak tentang bagian dan fungsi bagian tubuh. Selain itu orang tua dan guru perlu menjelaskan bagian tubuh tertentu yang tidak boleh terlihat dan tersentuh orang lain. Hal tersebut sangat penting karena akan membuat anak tidak sembarangan mengekspos bagian tubuhnya yang vital.
2. Mengajarkan Anak Tentang Perbedaan Jenis kelamin
Orangtua dan guru perlu mengajarkan anak tentang perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Konsep ini berfungsi untuk mengajarkan anak menggunakan toilet dan pakaian sesuai jenis kelaminnya.
3. Menanamkan Budaya Malu Kepada Anak
Menanamkan budaya malu kepada anak sangat penting. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat menghargai dirinya sendiri. Mengajari tentang batasan bermain dengan lawan jenis dan arahan untuk tidak melepas atau mengganti pakaian di tempat umum. Sehingga dengan demikian anak akan terbiasa untuk berpakaian yang sopan di tempat umum.
4. Membatasi Aktivitas Menonton Kepada Anak
Membatasi aktivitas menonton pada anak sangatlah penting dilakukan terutama bagi orang tua karena tidak semua tontotan memiliki unsur edukasi yang baik untuk anak. Selain itu, ada dampak negatif, seperti tayangan yang menampilkan adegan yang tidak seharusnya menjadi tontonan anak-anak.
Apabila tontonan negatif yang seharusnya tidak ditonton oleh anak tersebut sampai ditonton oleh anak-anak maka anak tersebut akan meniru dan rasa penasaran itu muncul sehingga akan mengulanginya lagi untuk menonton secara terus-menerus atau bahkan bisa saja mencuri-curi waktu untuk menontonnya kembali.
5. Melakukan Pemantauan Saat Anak Bermain Gawai
Pemantauan orang tua saat anak bermain gawai penting dilakukan karena untuk menghindari aktivitas menonton suatu hal yang kurang pantas. Hal tersebut dikarenakan di dalam internet yang bersifat tanpa batas tersebut banyak sekali konten-konten yang kurang pantas menjadi konsumsi bagi anak-anak yang masih di bawah umur. Oleh karena itu, orang tua perlu memantau anak saat menggunakan gawai.
6. Tumbuhkan Rasa Percaya Anak Kepada Orangtua
Ajarkan anak untuk tidak menyembunyikan hal apapun dari orangtua, dengan cara mengajarkan sikap jujur dari hal-hal yang kecil. Apabila anak sejak kecil sudah terbiasa jujur, maka anak akan merasa aman bahwa ada kedua orangtuanya yang siap menjadi tameng jika terdapat masalah buruk yang terjadi.
Tingkatkan Pengetahuan dan Kemampuan Guru Untuk Menjadi Pendidik Yang Hebat Dengan Mendaftarkan Diri Anda Sebagai Member e-Guru.id dan Dapatkan Berbagai Macam Pelatihan Gratis Serta Berbagai Bonus Lainnya. Daftar Sekarang dan Dapatkan Diskon 50%
Penulis : (EYN)