Berbicara pada dasarnya kemampuan seseorang untuk mengeluarkan ide, gagasan, atau pikirannya kepada orang lain melalui bahasa lisan. Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang penting karena merupakan ciri kemampuan komunikatif siswa. Dengan kata lain, kemampuan berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran bahasa tetapi berperan penting pula dan pembelajaran yang lain.
Berbicara merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan tidak akan berkembang apabila tidak dilatih secara terus-menerus. Oleh karena itu, kepandaian berbicara tidak akan dikuasai dengan baik tanpa dilatih. Apabila selalu dilatih, keterampilan berbicara tentu akan semakin baik. Begitu pula sebaliknya, apabila malu, ragu, atau takut salah dalam berlatih berbicara, maka kepandaian atau keterampilan berbicara pun akan akan jauh dari penguasaan. Salah satu solusi yang untuk mengatasi masalah rendahnya keterampilan berbicara siswa adalah dengan metode Story telling.
Story telling berasal dari bahasa Inggris yaitu “Story” artinya cerita dan “telling” artinya menceritakan. Jadi padanan kata tersebut menghasilkan sebuah pengertian baru yaitu menceritakan sebuah cerita. Penggabungan dua kata storytelling berarti penceritaan cerita atau menceritakan cerita. Story telling merupakan sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian pada anak yang dilakukan tanpa perlu memerintah sang anak.
Story telling merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menyampaikan suatu cerita kepada pendengar, dengan menggunakan suara yang lantang, gerakan tubuh serta ekspresi wajah yang menggambarkan isi cerita. Dalam hal ini anak dapat berkembang daya kreatifitasnya sesuai perkembangannya, senantiasa mengaktifkan bukan hanya aspek intelektual saja tetapi juga aspek kepekaan, emosi, seni, daya berfantasi, dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan kemampuan otak kiri tetapi juga otak kanan.
Cara Bercerita dengan Baik dan Menarik
1. Menentukan topik cerita yang lucu dan menarik.
Topik merupakan pokok pikiran atau pokok pembicaraan. Pokok pikiran dalam cerita harus menarik agar pendengar tertarik dan senang dalam mendengarkan cerita. Contoh topik cerita: pendidikan, sumber daya alam, kejujuran, persahabatan dan sebagainya.
2. Menyusun kerangka cerita dengan mengumpulkan bahan-bahan
Menyusun kerangka cerita merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu cerita. Dalam menyusun kerangka cerita, harus mengumpulkan bahan-bahan seperti dari buku, majalah, koran, makalah dan sebagainya, untuk memudahkan dalam merangkai suatu cerita.
3. Mengembangkan kerangka cerita
Kerangka cerita yang sudah dibuat kemudian dikembangkan sesuai dengan pokok-pokok cerita. Contoh pengembangan kerangka cerita ada 2 orang bersahabat sejak lama. Namanya Silva dan Tini. Mereka saling membantu satu sama lain. Saat Silva sedang mengalami kesulitan, Tini selalu membantu dan menghibur Silva. Begitupun sebaliknya, saat Tini sedang mengalami kesulitan, Silva selalu membantu & menghibur Tini.
4. Menyusun teks cerita
Penyusunan teks cerita dilakukan dengan menggabungkan poin-poin dari kerangka cerita yang telah dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitan antar poin.
Halaman Berikutnya
Tips Mengajarkan Storytelling…
Halaman : 1 2 Selanjutnya