Kelas aktif pada dasarnya telah mendapat perhatian lebih dari Bapak/Ibu guru sebagai bagian dari kontribusinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Mengingat pendidikan di Indonesia dapat dibilang tertinggal. Berdasarkan hasil PISA (Programme for International Student Assessment) menempatkan Indonesia di urutan 74 alias peringkat keenam dari bawah.
Kemampuan membaca peserta didik di Indonesia mendapat skor 371 dan menempati posisi ke 74, kemampuan matematika mendapat skor 379 dan berada di posisi 73, serta kemampuan sains dengan skor 396 dan menempatkan Indonesia pada posisi ke 71.
Hal yang menjadi pertanyaan yakni mengapa pendidikan di Indonesia dapat tertinggal?
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia pada hakikatnya disebabkan oleh akumulasi dari penyebab rendahnya pendidikan di sekolah. Banyak aspek yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, diantaranya yaitu:
- Kualitas sarana-prasarana yang kurang memadai, baik berupa gedung, buku, labiratorium, dan lain sebagainya.
- Kurangnya guru profesional yang ada di sekolah-sekolah
- Kurang meratanya pendidikan, dalam artian pendidikan tidak dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat baik dari segi wilayah maupun biaya
Dari beberapa penyebab di atas, terkadang ada persoalan-persoalan lain yang turut serta melatarbelakanginya, antara lain:
- Kurangnya Relevansi Kurikulum
Sistem pendidikan idealnya adalah menyiapkan manusia yang siap dengan tantangan zaman. Namun, yang terlihat dalam sistem pendidikan di Indonesia justru sebaliknya. Pendidikan hanya menjadi formalitas untuk mendapatkan nilai dan ijazah semata. Peserta didik hanya dibebankan pada tugas-tugas yang menumpuk, serta seringkali peserta didik tidak mendapatkan kesempatan untuk berkreasi pada bidang yang mereka sukai.
- Metode Monoton yang Membosankan Peserta Didik
Sebelum Kurikulum Merdeka hadir, peserta didik dan guru dituntut untuk menyelesaikan muatan kurikulum yang padat. Dampaknya guru hanya sekedar untuk mengejar materi saja. Peserta didik terbebani untuk menguasai padatnya materi yang sebenarnya belum jelas relevansinya untuk hidup dan karir mereka. Puncaknya peserta didik merasa bosan karena metode yang cenderung monoton dan terbebani dengan segala tuntutan yang ada.
- Kondisi Ketidakaktifan Peserta Didik di Kelas
Fenomena-fenomena yang ada terkadang menjadikan peserta didik pasif di kelas, karena kurang menguasai apa yang diajarkan guru. Dalam hal ini banyak dari peserta didik merasa ngantuk, bosan, tidak kosentrasi saat berada di kelas.
Melihat kondisi di atas perlunya medesain kelas aktif untuk menciptakan kelas yang menyenangkan dan diharapkan peserta didik.
HALAMAN SELANJUTNYA
Desain kelas aktif dalam proses pembelajaran
Halaman : 1 2 Selanjutnya