Hormat, Santun, & Pendengar yang Baik
Pilar karakter anak selanjutnya adalah hormat, santun, serta menjadi pendengar yang Baik. Seperti halnya hidup di masayarakat, lingkungan sekolah juga butuh keharmonisan. Lingkungan yang harmonis dan damai akan membuat anak nyaman belajar dan bermain. Untuk mewujudkannya, Anda bisa mengajak anak menerapkan budaya hidup hormat dan santun. Contoh, berbicara dengan bahasa yang halus, menghormati perbedaan, dan lainnya.
Selain hormat dan santun, Anak juga perlu belajar menjadi pendengar yang baik. Memang, karakter ini cukup sulit diterapkan pada anak usia dini. Biasanya, mereka kurang fokus saat guru atau temannya berbicara. Namun, semua masih bisa dilatih dengan cara yang asyik. Misalnya, Anda bercerita dengan buku bergambar. Mereka pasti antusias dan mendengrakan dengan seksama.
Dermawan, Suka Menolong, & Kerja Sama
Sikap dermawan dan suka menolong merupakan pilar karakter anak yang saling berkaitan. Jika anak bermurah hati dan suka berbagi, mereka cenderung suka menolong terhadap teman atau orang lain. Lantas, bagaimana cara membentuk sikap semacam ini? Seperti biasa, manfaatkan program di sekolah. Contoh, siswa wajib membayar infak 2000 setiap bulan.
Di sekolah, anak tentu belajar bersama teman. Meskipun mandiri, anak juga harus sadar bahwa ada kalanya tujuan harus digapai bersama. Maka, sikap kerja sama juga harus ditumbuhkan. Anda bisa menggunakan metode permainan berkelompok saat mengajar. Misalnya, game mengumpulkan benda sesuai bentuk dan warna dalam batas waktu tertentu. Mereka tentu bersemangat dan berusaha bersama untuk menyelesaikan tugas dengan cepat.
Percaya Diri, Kreatif, & Pantang Menyerah
Pilar karakter anak yang ke enam ini juga sangat menentukan perkembangan belajar anak. Karakter ini mendorong anak untuk berani mencoba hal baru tanpa takut gagal. Anak harus percaya atas kemampuannya. Dengan begitu, mereka tidak minder dan mau menghadapi segala hal dalam kondisi apapun.
Sekolah juga merupakan tempat terbaik untuk mengembangkan kreativitas anak. Anda bisa mewujudkannya dalam kegiatan kelas, seperti tugas membuat kerajinan tangan. Namun, sesuaikan dengan level anak, terlebih anak usia dini. Satu hal yang pasti, pastikan mereka untuk tidak menyerah ketika usahanya gagal.
Ajak anak untuk mengulang proses perlahan. Jika sudah, beri apresiasi atas hasilnya. Mereka tentu merasa senang. Di kemudian hari, mereka akan memanfaatkan kesempatan untuk mencoba lagi dengan rasa percaya diri.
Pemimpin yang Baik & Adil
Anak merupakan generasi bangsa. Maka, sudah sepatutnya, guru membekali mereka ilmu leadership. Di sekolah, anak tidak melulu belajar ilmu pengetahuan. Namun, mereka juga butuh belajar bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik & adil.
Anda bisa mengisahkan tokoh-tokoh teladan, seperti Ki Hajar Dewantara, Ir. Soekarno, dan tokoh nasional lainnya. Tidak harus dengan metode berceramah, Anda juga bisa menggunakan media lain. Misalnya, penggunaan video, gambar, dan sebagainya.
Selain itu, terapkan program yang daoat membangun jiwa kepemimpinan. Sebagai contoh, anak belajar memimpin upacara secara bergiliran. Contoh lainnya, berikan tanggung jawab oikat pada masing-masing anak. Setiap hari, kontrol dan arahkan mereka untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya