Asesmen Formatif– Dibutuhkan asesmen atau penilaian hasil belajar oleh guru untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memenuhi kompetensi yang telah dirancang dan dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan remidial.
Guru perlu memahami tentang asesmen atau penilaian hasil belajar saat ini. Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan. Sehingga guru perlu memperhatikan dalam menerapkan hasil asesmen formatif, sebagai berikut:
1. Berikan feedback segera/otomatis.
Guru dapat memanfaatkan fitur umpan balik secara otomatis pada beberapa jenis asesmen daring, yang bisa mengurangi beban kerja, terutama untuk diaplikasikan pada kelas besar. Seperti memberikan catatan penting kesalahan apa yang sering ditemui siswa dalam mengerjakan tugas, sehingga guru tidak perlu mengulangi kembali feedback yang sama berulang kali kepada setiap siswa.
2. Berikan umpan balik yang konstruktif
Sebaiknya guru memberikan umpan balik dengan menjelaskan alasan atau rasionalisasi mengapa jawaban siswa dianggap keliru dengan bahasa yang memotivasi siswa. Misalnya, kuis online yang sudah diberikan petunjuk atau penjelasan jawaban yang tersedia saat siswa memilih jawaban yang benar maupun salah.
3. Kuis online berfungsi untuk self-checked
Guru harus memberikan pemahaman kepada siswa jika kuis online diberikan pada tiap topik materi berfungsi untuk self-checked atau latihan soal agar guru dapat mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Berikan siswa kesempatan untuk mengerjakan asesmen formatif secara berkala.
4. Sebaiknya menghindari memberikan nilai (grade) pada asesmen formatif
Sebisa mungkin guru tidak memberikan penilaian dengan hasil skor saat menggunakan kuis online sebagai asesmen formatif luaran skor misalnya dengan kisaran 0-100 karena asesmen formatif merupakan ruang di mana siswa belajar dari kesalahannya dan menyadari kemampuan siswa dari capaian yang seharusnya diraih.
Memberikan penilaian (grade) terlalu dini akan menurunkan motivasi siswa. Sebaliknya asesmen formatif dengan umpan balik yang konstruktif mampu memotivasi siswa.
5. Kemajuan siswa menentukan tindakan guru selanjutnya
Hasil belajar siswa dari tiap asesmen formatif yang dilakukan sangat menentukan arah pembelajaran siswa dan tindakan apa yang selanjutnya dilakukan oleh guru, sesegera mungkin guru dapat mengidentifikasi kelemahan siswa dan memberikan koreksi.
6. Pastikan soal-soal relevan dengan capaian pembelajaran
Terkadang tidak jarang, siswa merasa soal yang keluar berbeda dengan apa yang diajarkan, sehingga membuat siswa merasa kesulitan dan tidak mampu mencapai kompetensi materi tersebut. Relevansi soal terhadap capaian pembelajaran pada satuan unit yang kecil akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran utama di akhir pembelajaran.
7. Gunakan macam-macam asesmen otomatis yang beragam
Penggunaan macam-macam pertanyaan dalam kuis online dapat memberikan pengalaman belajar yang menarik. Tipe pertanyaan kuis dapat dioptimalkan untuk capaian pembelajaran yang diinginkan. Beberpa pertanyaan kuis online yang dapat diberikan di antaranya: True/false, Matching (Drag and Drop, Drag and Match, Dropdown),Single/Multiple select, Fill in the blanks, Crossword, Puzzles.
Sebaiknya penilaian formatif perlu lebih diperhatikan, karena proses kemajuan belajar siswa lebih penting dibanding hasil akhir penilaian. Untuk itu, guru bisa lebih fokus pada penilaian formatif.
Ikuti Diklat “Membuat Penilaian Online dan Analisis Butir Soal Melalui Socrative” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id melalui link berikut ini:
Diklat di atas dapat diikuti secara gratis bagi member e-Guru.id. Jadilah anggota member e-Guru.id untuk mendapatkan Diklat dan Seminar Nasional Gratis setiap bulannya:
Info lebih lanjut:
Telegram: CS_eguruid
WhatsApp: 081575345555