Terdapat banyak guru yang baik yang sebenarnya lebih pantas mendapatkan apresiasi dari pemerintah atau dari sekolah. Namun di sisi lain, tidak sedikit pula guru yang mengajar memiliki karakter yang kurang baik sehingga tidak bisa dikatakan profesional.
Sebagian guru hanya mengajar sebagai kegiatan yang hampa akan makna, sehingga proses belajar bersama siswanya pun sebenarnya tidak memiliki dampak yang berarti. Ironisnya banyak sekali karakter guru yang demikian.
Guru yang profesional harus bisa memberikan pelayanan prima untuk para siswanya. Kemudian guru yang baik akan mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, membuat siswa nyaman, dan dapat memberikan dampak perubahan pada diri siswa. Itulah guru yang sepatutnya pantas mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak.
Ironis memang,, banyak sekali guru yang belum mampu bersikap profesional dan mampu mengajar dengan baik namun sudah mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Diangkat sebagai PNS, misalnya. Sebaliknya, banyak guru yang dapat bekerja dengan baik namun tetap bertahan sebagai guru honorer yang tidak mendapatkan imbalan yang sepadan atas jasa yang telah diberikan.
Namun bagi sebagian guru, kegiatan mengajar sudah menjadi panggilan hati yang harus dilaksanakan. Meskipun tidak mendapatkan apresiasi yang sepadan, ia tetap menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
Dan seyogyanya semua guru harus bisa menjadi sosok yang patut dijadikan teladan. Bukan hanya mampu mengajar dengan baik, namun juga bisa menciptakan suasana belajar yang nyaman dan dirindukan oleh para siswa.
Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru sehingga dapat dikatakan sebagai pendidik yang profesional dan bisa dikatakan baik.
Tidak Meremehkan Siswanya
Guru yang baik adalah guru yang tidak pernah meremehkan siswanya. Ia sangat memahami kondisi siswanya dengan baik.
Terkadang ketika guru menemukan siswa yang lambat dalam belajar akan segera memberikan label bodoh dan lain sebagainya. Sehingga kata-kata tersebut secara tidak disadari telah menghancurkan jiwa siswa itu sendiri yang kemudian membuatnya malas belajar dan lain sebagainya.
Sebagai seorang guru ketika menghadapi macam-macam siswa dengan berbagai karakter seharusnya bisa memahami berbagai kondisi yang dihadapi. Jika menemukan siswa yang kurang cerdas dalam menerima materi pelajaran, misalnya, guru yang baik harus tetap memberikan dorongan kepada siswa tersebut agar tetap mau belajar untuk lebih baik lagi di kemudian hari–bukan justru menjatuhkan dengan kata-kata yang tidak pantas.
Semangat Mengajar
Guru yang baik bukan hanya guru yang mampu menyampaikan materi pelajaran dengan baik. Namun guru juga dituntut memiliki semangat yang tinggi dalam mengajar.
Ketika semangat itu terdapat di dalam diri guru yang bertugas mengajar, maka semangat itu pun akan menular kepada siswa yang memiliki tugas utama belajar.
Wajar apabila pada suatu saat, seorang guru mengalami rasa bosan dalam melaksanakan kegiatan mengajar. Namun hal itu tidak boleh berlarut-larut. Sebab kebosanan tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan beberapa cara, misalnya dengan istirahat sejenak, mengerjakan hobi, mengubah cara mengajar dan lain sebagainya, sehingga rasa bosan yang timbul kemudian hilang.
Rasa semangat dan kesenangan dalam mengajar ini harus dimiliki oleh guru. Sebab semangat yang dimiliki oleh guru akan terpancar dan kemudian dapat menjadi inspirasi bagi para peserta didiknya.
Tidak Pilih Kasih
Kemudian untuk menjadi guru yang baik harus bisa bersikap adil kepada seluruh para siswa. Tidak boleh bagi guru untuk memberikan perlakuan yang baik pada siswa tertentu dan perlakukan sebaliknya pada satu siswa yang lainnya.
Jika hal demikian dilakukan oleh guru dalam mengajar, sudah dapat dipastikan akan terjadi masalah di dalam kelas. Siswa yang merasa tidak disayangi oleh gurunya akan mengalami penurunan semangat dalam belajar. Lebih dari itu, hasil belajar seluruh kelas yang didapatkan pun tidak akan maksimal.
Oleh sebab itu, seorang guru harus bisa bersikap adil untuk satu kelas. Tidak boleh bagi guru memberikan hadiah untuk satu siswa saja sementara yang lainnya tidak mendapatkannya.
Di dalam prose belajar saat ini memang dikenal istilah berdiferensiasi atau memberikan perlakuan yang berbeda pada siswa. Namun istilah tersebut hanya tepat jika diterapkan untuk memberikan kesempatan yang berbeda dalam belajar. Pasalnya tingkat kecerdasan antara satu siswa dengan siswa yang lainnya sudah pasti berbeda. Sehingga guru harus bisa memberikan perlakuan yang beda untuk hal tersebut.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya