Kepala Sekolah yang Dekat dengan Siswa
Selama melaksanakan tanggung jawab dalam mengontrol serta mengayomi seluruh warga sekolah, ia tidak mengabaikan peranan peserta didik alias siswa. Siswa-siswi yang ia banggakan sebagai generasi penerus bangsa menjadi sasaran tanggung jawab dalam upaya mengayomi. Kerap kali, ia menyapa, berinteraksi, dan memberi contoh tindakan positif agar tidak ada sekat antara kepala sekolah dengan siswa.
Sebagai seorang guru, pembiasaan 5 S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) ia implementasikan kepada anak didik agar perilaku yang berakhlak mulia dapat tercermin dalam diri mereka. Kemudian ia menanamkan sikap saling menghargai satu sama lain dan sikap menghormati kepada orang yang lebih tua.
“Cara saya mendekati siswa saya yaitu dengan tiada bosannya menyapa, menanyakan kabar, mendengarkan apa yang diharapkan oleh siswa, memberikan contoh dan teladan yang baik serta tidak menjaga jarak,’ ujarnya.
Momen-momen kala menjadi guru ia rindukan, sehingga mendekatkan diri sebagai upaya memperhatikan perkembangan siswa jadi langkah baginya untuk melepas kerinduan. “Kalau guru kelas di sini ada kegiatan di luar sekolah. Saya masuk ke kelas untuk mem-back up proses pembelajaran,” ujarnya.
Ia turut menginisiasi adanya pembiasaan sebelum pembelajaran dimulai saat siswa masih berada di luar kelas. Setiap hari pihaknya memberi materi pembiasaan berperilaku baik. Dengan konten yang beraneka ragam memantik siswa antusias mengikuti pelajaran. Berikutnya, ketika siswa sudah berada di dalam kelas guru memulai literasi terlebih dahulu demi menjembatani materi pembelajaran.
Lebih lanjut, Memik bersama rekan-rekan guru di SDN Gunungpati 02 menerapkan sistem pembelajaran menyenangkan. Tentunya pembelajaran tersebut berpihak pada peserta didik sebagaimana mengamalkan ajaran Ki Hadjar Dewantara dalam Kurikulum Merdeka.
“Terobosan yang ingin saya kuatkan di SDN Gunungpati 02 mulai dari pembiasaan pagi sebelum pelaksanaan pembelajaran. Pembiasaan saya lakukan di luar kelas dengan memberikan siswa materi yang berbeda-beda. Ini sebagai wujud menerapkan sistem pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada siswa, karena kegiatan belajar mengajar tidak harus melulu dilaksanakan di dalam kelas. Bagi saya pembelajaran bebas dilalukan dimana saja,” ungkap Memik.
Dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, ia mengajak seluruh guru bersikap humanis kepada siswa dan menghindari sikap diskriminatif. Pasalnya, seluruh siswa memiliki hak yang sama demi mengenyam pendidikan yang layak. “Semua siswa memiliki hak yang sama, oleh karenanya jangan sampai ada diskriminasi supaya tidak timbul kecemburuan sosial dan perpecahan,” tegasnya.
Halaman selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya