Tren belajar kurikulum 2022 apakah yang akan terjadi? Sudah memasuki tahun 2022, yang tandanya bahwa sebentar lagi akan mulai diterapkannya kurikulum tahun 2022 atau di sebut dengan kurikulum prototipe. Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan zaman dan proses digitalisasi secara perlahan telah mulai di terapkan dalam ranah pendidikan.
Memasuki era digital serta akan adanya penerapan kurikulum 2022 ini tentu akan timbul beberapa perubahan dalam pembelajaran. Akan ada beberapa tren belajar baru yang muncul di kurikulum 2022 yang harus guru pahami betul. Sehingga guru bisa melaksanakan pembelajaran secara optimal.
Karena jika melihat lebih dalam mengenai kurikulum 2022 yang miliki tujuan untuk memulihkan pembelajaran pasca pandemi, dan memiliki karakteristik menciptakan profil pelajar pancasila yang dapat menerapkan pembelajarannya sejalan dengan kehidupan ia sebagai seorang individu, anggota keluarga, dan anggota bangsa. Sehingga akan terdapat tren belajar yang muncul, apa aja tren tersebut ? Yuk kita simak informasi lengkapnya berikut ini.
Setidaknya akan terdapat 7 (tujuh) tren belajar kurikulum 2022. Berikut ini merupakan tren belajar yang muncul di kurikulum 202, yaitu sebagai berikut ini :
1. Fleksibilitas waktu dan ruang belajar
Makna fleksibilitas ini bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) bukan berbasis konten tetapi berbasis kompetensi, dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Selain itu, tidak terikat oleh waktu dan ruang belajar. Belajar bisa dilaksanakan dimana pun dan kapan pun dengan penerapan blanded laerning, serta kurikulum prototipe juga akan menerapkan model pembelajaran berbasis project.
2. Pembelajaran mandiri
Pembelajaran mandiri adalah kesiapan peserta didik untuk melakukan belajar mandiri yang merupakan salah satu cara meningkatkan keterampilan dalam proses belajar yang sangat diperlukan guna memperoleh hasil belajar yang baik dan lebih maksimal.
Dengan Struktur kurikulum menganut Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang menjadi acuan bagi sekolah dalam mengembangkan mulai dari standar isi, standar proses, hingga standar penilaian. Atau struktur kurikulum menggunakan Capaian Pembelajaran (CP), prinsip pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Secara umum struktur kurikulum 2022 terdiri dari kegiatan intrakulikuler berupa pembelajaran tatap muka bersama guru dan kegiatan pembelajaran proyek. Selain itu, sekolah juga diberikan keleluasaan untuk mengembangkan program kerja tambahan yang dapat mengembangkan kompetensi siswanya, dan dalam program tersebut dapat didesain oleh sekolah sesuai dengan visi misi dan sumber daya yang ada dan tersedia dalam sekolah tersebut.
3. Pembelajaran berbasis proyek
Penerapan pembelajaran berbasis projek bertujuan untuk pengembangan Profil Pelajar Pancasila, yang dapat memberi kesempatan untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning), dan mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari peserta didik dari berbagai disiplin ilmu.
Pembelajaran berbasis projek dalam Kurikulum 2022 dinilai membantu guru dalam mengembangkan soft skill siswa dan dapat mempersiapkan siswa dengan pengalaman pengetahuan dan kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman. Agar bisa dapat berperan dalam lingkungannya.
Menerapkan pembelajaran berbasis project yaitu pembelajaran yang menggunakan project atau kegiatan sebagai media pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan soft skills dan karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, kreativitas).
4. Evalusi yang beragam
Maksud evaluasi yang beragam maksudnya yaitu penerapan asesmen kolaboratif, yaitu dengan melakukan berbagai penilaian sekaligus terhadap hasil atau tugas yang telah dikerjakan oleh siswa.
Sekolah diberikan keleluasaan untuk menerapkan dan membuat asesmen antar mata pelajaran atau lintas mata pelajaran, misalnya berupa asesmen sumatif dalam bentuk penialaian berbasis proyek yang didalam memuat beberapa aspek mata pelajaran sekaligus.
Pada jenjang SD dapat melakukan paling sedikit dua kali penilaian proyek dalam setahun. Sedangkan untuk siswa SMP, SMA/SMK setidaknya dapat melakukan penilaian proyek tiga kali dalam satu tahun pelajaran. Hal ini bertujuan sebagai penguatan Profil Pelajar Pancasila.
5. Pengalaman Lapangan
Dengan penerapan pemblejara berbasis project tentu saja, pengelaman siswa dilapangan akan lebih banyak dibandingkan dengan pembelajaran saat dikelas yang terbilang hanya mengenai teoritik saja.
Selain itu dalam jenjang SMK struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu Umum dan Kejuruan. Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% ke 70%. Dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester).
Padahal jika di kurikulum sebelumnya program PKL (Praktek Kerja Lapangan) hanya dilaksanakan 2-3 bulan saja, harapannya dengan pelaksanaan PKL 6 bulan siswa SMK menjadi lebih siap dan kompeten untuk memasuki dunia kerja.
6. Fleksibilitas Metode Pembelajaran
Guru bisa menerapkan berbagai metode pembelajaran yang ada atau bisa juga mengkombinasikannya dengan karakteristik siswa, saran dan prasarana sekolah, dan juga kemampuan akademik siswanya. Sehingga sudah tidak berlaku lagi guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan kepada siswa.
Dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran juga dapat memberikan siswa menjadi semangat serta tertarik dengan pembelajaran. Selain siswa guru juga menjadi lebih kreatif untuk menciptakan suasana belajar yang baru, serta lebih mudah menyampaikan materi apabila siswa sudah merasa nyaman dengan pembelajarannya.
7. Pergeseran Peran dan Tanggung Jawab Pendidik
Mungkin apabila kita melihat guru, menjadi satu satunya sumber belajar bagi siswanya. Namun, hal ini mulai bergeser guru memiliki peran sebagai fasilitator yaitu guru berperan dalam memberikan pelayanan termasuk ketersediaan fasilitas guna memberi kemudahan dalam kegiatan belajar bagi peserta didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang kurang kondusif dan mendukung menyebabkan minat belajar peserta didik menjadi rendah.
Serta menjadi kolaborator bagi siswa, yang membantu dan mengawasi siswa saat pelaksanaan pembelajaran berbasis projek agar siswa tetap berada dalam jalur yang benar dan projek yang di rencanakan dapat dijalankan secara baik.
Demikian beberapa tren belajar kurikulum 2022 atau kurikulum prototipe. Tentu semuanya akan berubah menjadi lebih baik dan lebih maju seiring perkembangan zaman dan perkembangan kemampuan akademik serta kemampuan keterampilan siswa.
Maka dari itu, tetap belajar untuk mengadopsi hal- hal baru adalah hal yang paling tepat untuk guru- guru laksanakan, karena guru memiliki andil yang begitu besar untuk menciptakan generasi bangsa yang lebih cemerlang lagi. Dan sangat mulai tugas seorang guru.
Semoga informasi ini bisa memberikan manfaat dan menjadi bahan referensi bagi guru- guru untuk terus beradaptasi dan memiliki kompetensi yang lebih kompleks lagi. Jika ingin mendalami lebih mengenai kebijakan kurikulum 2022 atau kurikulum prototipe serta mengetahui bagaimana merancang pembelajaran kurikulum prototipe yang sesuai dengan kaidah serta struktur kurikulum 2022. Bapak dan Ibu bisa mengikuti DIKLAT Bersertifikast 35 JP.
KABAR GEMBIRA !!!!
e-Guru.id menyelenggarakan Diklat bersertifikat 35 JP dengan judul Memahami Kebijakan Kurikulum Prototipe & Latihan Merancang Pembelajarannya. DAFTAR SEKARANG.
DAN DAPATKAN PULA Kumpulan File PTK, Kumpulan file best practice dan File tentang Kurikulum 2022
Ingin dibantu mendaftar ? Hubungi 087719662338 (Rahma)
Penulis : Rahma Ta’nisa