Unesco menganjurkan hal-hal berikut bagi guru untuk mengatasi siswa pelaku kasus bullying di sekolah.
Dengarkan Cerita Siswa
Mengatasai perundungan di sekolah bisa dimulai dengan mendengarkan cerita versi pelaku dan korban. Sebaiknya, guru mendengarkan cerita dari korban lalu meminta pelaku perundungan untuk bercerita.
Jika terdapat perbedaan cerita antara korban dan pelaku, maka cobalah untuk meminta klarifikasi pada pelaku perundungan.
Tunjukkan Empati
Jika pelaku perundungan sudah mengakui kesalahannya, guru perlu menunjukkan empati dan memberikan kasih sayang kepada siswa yang di bully. Untuk memudahkan, buatlah permisalan apabila pelaku berada di posisi korban.
Dengan begitu, pelaku bisa ikut merasakan sedikit efek negatif yang selama ini telah ia dapatkan. Setelah itu, cobalah untuk mengajak pelaku bully untuk meminta maaf kepada korban secara langsung.
Guru juga perlu memberi arahan bahwa setiap siswa memiliki hak-nya di sekolah misalnya hak untuk ikut kelompok belajar, study tour dan lain sebagainya.
Bicarakan dengan Orang Tua Siswa
Guru hanya menjadi orang tua kedua di sekolah, oleh sebab itu orang tua siswa pelaku bully perlu mengetahui mengenai perilaku anaknya di sekolah. Anak wajib melakukan hal tersebut agar tahu mana hal yang tidak pantas dilakukan di sekolah.
Guru dan orang tua juga bisa membuat rencana tertentu supaya siswa pelaku bully bisa menjadi anak yang baik kedepannya.
Beri Konsekuensi
Pelaku bully perlu diberi konsekuesi atau hukuman, namun perlu digaris bawahi bahwa hukuman yang diberikan juga lebih baik tidak berkaitan dengan hukuman fisik seperti berdiri di lorong dan mengangkat kaki selama pelajaran atau hal lainnya.
Sebaiknya berikan hukuman harus berkaitan dengan kesalahan pelaku. Hukuman tersebut juga harus logis sehingga kedua belah pihak bisa menerimanya dengan baik.
Misalnya jika pelaku pernah mencuri atau merusak barang korban, maka pelaku bully harus mengembalikan atau mengganti barang yang telah dia curi atau rusak.
Tingkatkan Budaya Anti-Bullying di Sekolah
Salah satu pemicu perundungan di sekolah sebenarnya berawal dari saling ejek atau hina antara siswa satu dengan lainnya. Oleh karena itu, guru harus wasapada dan mencegah hal semacam ini di sekolah.
Meningkatkan perilaku tanggung jawab siswa di sekolah juga mampu mengurangi perundungan atau penindasan di sekolah. Sebagai pengajar dan teladan bagi siswa, guru perlu memberi nasehat pada siswa bahwa setiap manusia memiliki hak dan kewajibannya masing-masing.
Untuk itu, guru harus memposisikan diri sebagai sosok yang netral dan adil serta sayang kepada siswanya. Dengan begitu, diharapkan siswa juga melakukan hal yang sama kepada teman sebayanya sehingga kasus bullying bisa dicegah. Bukankah terdapat pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengatasi atau mengobati?
Mau akses pelatihan dan sertifikat gratis setiap bulan?
Mari bergabung dengan 9000++ guru di Indonesia dan dapatkan akses pelatihan gratis bersertifikat 32 JP dari e-Guru.id setiap bulannya hanya satu kali bayar.
Daftarkan dirimu sekarang juga dengan KLIK DISINI.
Halaman : 1 2