Tahapan Penyusunan Modul Ajar Pembelajaran Berdiferensiasi

- Editor

Senin, 28 November 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semua pihak sekolah, khususnya guru, pasti berusaha mendukung kegiatan pembelajaran siswa. Di samping itu, guru selalu berupaya untuk me gembangkan minat anak didik. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Sehingga, semua guru mulai merancang modul ajar pembelajaran berdiferensiasi.

Model pembelajaran berdiferensiasi ini sangat membantu serta menguatkan semua tujuan dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk memgakomodasi kebutuhan belajar peserta didik.

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap siswa itu unik. Karakter mereka beragam sehingga tidak bisa disamakan begitu saja. Guru harus benar-benar memenuhi dan memfasilitasi setiap anak tanpa terkecuali. Dengan catatan, perlaukan adil, tetapi dengan porsi yang berbeda.

Untuk menyukseskan penerpan pembelajaran ini, guru perlu merancang modul ajar berdiferensiasi. Lantas, bagaimana tahapan pembuatannya? Berikut penjelasannya:

Yuk ikut pelatihan bersertifikat 32JP dengan judul “Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Murid dalam Merdeka Belajar” Diklat akan diadakan 7- 15 Desember 2022 dengan instruktur yang luar biasa. Daftar Sekarang di link berikut https://online.e-guru.id/aff/40180/2195/checkout dan dapatkan seminar gratis serta bonus lainnya.

Mengenal Modul Ajar pembelajaran Berdiferensiasi

Modul ajar berdiferensiasi merupakan solusi tepat atas perbedaan kemampuan dan minat peserta didik. Dengan modul ajar ini, guru menawarkan peluang besar untuk siswa agar bisa meningkatkan skill. Modul ini tidak mengikat dan menyamaratakan kemampuan siswa. Sehingga, siswa tetap dapat mengasah minat dan bakatnya dalam suatu materi pelajaran.

Modul ajar berdiferensiasi tidak sama dengan modul ajar biasa. Rancangan pada modul ajar umum, biasanya, guru mengemas perencanaan, model, hingga teknik asesmen pembelajaran secara komprehensif. Hal ini disesuaikan dengan tujuan tertentu berdasarkan materi yang terdapat dalam kurikulum.

Sementara, Modul berdiferensiasi tidak berisi rancangan sebagaimana umumnya. Sebaliknya, guru merancangnya khusus sesuai keadaan dan kebutuhan anak. Modul ini berfokus pada perkembangan mental, minat, serta bakat setiap anak. Di dalamnya, guru merencanalan program atau aktivitas yang dapat menumbuhkan kreativitas. Tentunya, semua itu mencakup berbagai gaya dan pengalaman belajar.

Meskipun modul berdiferensiasi berfokus dan berorientasi pada perbedaan setiap siswa, bukan berarti guru mengajar hanya dengan mengacu satu kondisi saja. Namun, guru justru menyajikan beragam sarana dan prasarana berupa model pembelajaran. Tujuannya adalah setiap siswa menerima perlakuan khusus sesuai kebutuhannya.

Pada dasarnya, setiap modul ajar memiliki kelemahan dan kelebiban masing-masing. Dengan modul ajar pembelajaran berdiferensiasi, guru memberikan pengalaman belajar terbaik kepada peserta didik. Semua itu mencakup dasar pengetahuan, pemahaman, keterampilan, pembentukan sikap, hingga nilai-nilai yang berguna untuk kehiduan bermasyarakat. Point utamanya adalah bahwasannya modul ajar ini menawarkan banyak pilihan belajar demi menggali tingkat kesiapan, minat, kemampuan, serta profil belajar.

Tahapan Pembuatan Modul Ajar Berdiferensiasi

Dalam menyusun modul ajar berdiferensiasi, sama halnya dengan menyusun perangkat kurikulum Merdeka Belajar lainnya. Tahapan-tahapannya tidak jauh berbeda dan cenderung memiliki kesamaan. Ada beberapa tahap utama yang harus guru lakukan, yaitu:

Memetakan profil peserta didik

Pada tahap pertama ini, guru harus mengumpulkan data peserta didik. Setelahnya, guru memetakan bagaimana gaya belajar setiap anak, tingkat kecerdasan, hingga lingkungan belajar. Berikut adalah contoh pemetaannya:

Nama                    : Siti Halimah

Gaya Belajar        : Audio

Kecerdasan         : Musik

Lingkungan Belajar          : Suka memimpin presentasi

Bagaimana cara memperoleh data seperti di atas? Sebenarnya, guru bisa memberikan tes kepada peserta didik, yaitu tes psikotes. Tes semacam ini juga bisa menjadi lampiran profil siswa. Namun, sebelum itu, guru harus mengenal dan memahami apa saja gaya belajar dan kecerdasan majemuk siswa. Sehingga, guru dapat mengadakan tes dan melangsungkan kegiatan belajar mengajar dengan baik.

Halaman Selanjutnya

Merancang kegiatan pembelajaran berdiferensiasi

Berita Terkait

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru
Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan
Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan
Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21
Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal
Ciri-Ciri Guru Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik, Ini Solusinya!
Model-Model Pengelolaan Kelas yang  Inovatif Dapat Guru Gunakan di Kelas
Cara Pengelolaan Kelas yang Kreatif Mendorong Literasi dan Numerasi Siswa
Berita ini 13,947 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:58 WIB

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru

Rabu, 11 September 2024 - 21:34 WIB

Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan

Rabu, 11 September 2024 - 21:20 WIB

Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan

Selasa, 10 September 2024 - 12:28 WIB

Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21

Selasa, 10 September 2024 - 11:41 WIB

Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis