PPKM – Tahun ajaran baru 2021/2022 telah dimulai. Pembelajaran yang semula sudah direncanakan menggunakan sistem tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan ketat urung dilakukan karena pandemi belum juga berakhir.
Baru-baru ini pemerintah mengeluarkan ketentuan tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) termasuk di dalamnya untuk membatasi kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Wilayah yang menerapkan PPKM dibagi menjadi beberapa level mulai dari yang tertinggi level 4 hingga level 1 sesuai kondisi pandemi yang terjadi di wilayah tertentu.
Proses pembelajaran untuk wilayah yang berada di level 4 masih harus dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh secara daring secara penuh, termasuk beberapa daerah di provinsi Jawa Timur seperti Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Gresik, Trenggalek, Nganjuk, Malang, Lumajang, Bangkalan, Lamongan, Mojokerto, Surabaya, Madiun, Kediri, Blitar, dan Batu.
Proses pembelajaran daring secara penuh yang tidak dikelola dengan baik dapat berakibat terjadinya learning loss dalam dunia pendidikan kita. Kemudian learning loss ini dapat mengakibatkan munculnya lost generation, bila semua masalah dalam pembelajaran di masa pandemi tidak cepat teratasi.
Learning loss dapat terjadi akibat kurangnya interaksi antara peserta didik dengan pendidiknya. Peserta didik dalam belajar memahami konsep pelajaran memerlukan guru sebagai fasilitator, motivator, serta partner dalam berdiskusi. Learning loss juga bisa terjadi akibat proses pembelajaran daring secara penuh yang dilakukan terus-menerus tanpa ada variasi dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran tersebut menjadi lebih menarik.
Kejenuhan yang terjadi dalam pembelajaran dapat menimbulkan rasa bosan yang berakibat munculnya rasa malas dalam belajar. Sehingga hal itu akan membuat peserta didik kehilangan kemampuan untuk memahami kompetensi yang diajarkan. Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya learning loss dalam pendidikan kita dan pada akhirnya terjadi lost generation bila tidak tertangani dengan baik. Sementara itu, pembelajaran daring masih harus dilakukan hingga saat ini setelah hampir dua tahun berlangsung.
Pembelajaran pada Masa Pandemi di SMKN 1 Blitar
SMKN 1 Blitar adalah sekolah yang berada di wilayah kota Blitar, yang masuk PPKM level 4. Sehingga proses belajar mengajar harus dilakukan dengan cara pembelajaran jarak jauh secara daring penuh.
Berdasar pengalaman untuk menghindari learning loss, maka dilakukan perbaikan proses dalam pelaksanaan pembelajaran daring dari yang sebelumnya telah dilakukan. Agar proses pembelajaran lebih efektif, diterapkan pembuatan kelompok belajar dengan sistem blok genap dan blok ganjil.
Tiap blok berlangsung selama dua mingguan. Saat blok ganjil masuk kompetensi produktif, blok genap masuk kompetensi normatif. Setiap menjelang perpindahan giliran blok, semua tugas dan evaluasi kompetensi yang menjadi tanggung jawab peserta didik harus sudah terselesaikan. Untuk mengontrolnya digunakan kartu kendali. Siswa yang sudah menyelesaikan semua tanggung jawabnya akan mendapat tanda tangan dari guru pengajarnya. Kartu kendali ini juga nantinya digunakan sebagai syarat mengikuti ujian semester.
Adapun ketika pembelajaran jarak jauh secara daring, di SMKN 1 Blitar menggunakan aplikasi e-learning dan Google Meet. Aplikasi e-learning digunakan untuk upload materi pelajaran berupa file PDF, video tutorial pembelajaran, video pembelajaran, lembar kerja peserta didik, lembar tugas, evaluasi formatif, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
Sementara itu, aplikasi Google Meet digunakan sebagai media interaksi peserta didik dan pendidik melalui tatap muka virtual secara daring. Melalui aplikasi ini peserta didik dapat melakukan diskusi ketika kesulitan dalam memahami konsep materi yang dipelajari. Melalui aplikasi Google Meet ini juga guru dapat menjelaskan materi yang telah diberikan melalui media e-learning; memberi umpan balik secara langsung terhadap hasil pekerjaan peserta didik; mengetahui tingkat pemahaman dengan pemecahan masalah terkait konsep kompetensi secara langsung.
Agar penggunaan aplikasi Google Meet ini efektif digunakan dalam pembelajaran, setiap kelas dibuatkan link kelas untuk pertemuan dengan jadwal pembelajaran yang sudah ditentukan. Bila ada pendidik ingin menambah pertemuan atau memindah jadwal pertemuan harus koordinasi dengan peserta didik melalui grup kelas di WhatsApp.
Berdasarkan pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan, kedua aplikasi tersebut bisa digunakan secara bersamaan dan dapat saling mendukung. Melalui penggunaan aplikasi e-learning dan Google Meet diharapkan mampu mencegah terjadinya learning loss dan lost generation pada dunia pendidikan kita.
Ditulis oleh Farida Andriani (Guru Kimia SMKN 1 Blitar)