Menyusun draf
Draf merupakan susunan kegiatan/tindakan selama research. Guru perlu membuat ini agar penelitian berjalan secara terstruktur dan tidak menyimpang jalur. Sehingga, semua komponen laporan termuat dan bisa dikemas lagi dengan baik dalam bentuk artikel ilmiah.
Studi literatur
Setiap penelitian membutuhkan dasar atau pondasi. Dalam hal ini, guru bisa melakukan studi literatur untuk mengumpulkan informasi akurat terkait objek penelitiannya. Misalnya, guru membaca jurnal sesuai topik, mencatat, dan menelaahnya.
Membuat outline
Jika sudah melakukan langkah-langkah di atas, selanjutnya, guru bisa menyusun skema penelitian atau yang biasa dikenal dengan istilah outline. Ini akan membantu guru untuk mengambang ide dan target research.
Melakukan penelitian
Ini adalah puncak kegiatan di mana guru melakukan research sesuai rancangan. Biasanya, outline atau rancangan tersebut meliputi studi literatur, hipotesis, metode, hasil, dan pembahasan. Dengan bantuan outline, pelaksanaan akan lebih mudah dan tertata sehingga tidak memakan waktu banyak.
Menyusun draf artikel
Ini dilakukan setelah penelitian hingga laporannya usai. Draf sangat membantu guru untuk menyusun dan mengemas laporan ke dalam bentuk artikel. Agar hasilnya lebih baik, guru bisa menunjukkan draf tersebut pada teman sejawat untuk dimintai pendapat. Jika tidak ada yang perlu dibenahi, maka langkah selanjutnya adalah menata penulisan sesuai draf tersebut.
Penyusunan artikel
Pada point ini, guru tidak sekadar mengkritalisasi hasil penelitian tindakan kelas. Ada rangkaian format yang harus dipatuti. Format penulisan tersebut merupakan disiplin yang sudah menjadi standar penerbit. Misalnya, ketentuan font, size, ukuran sisipan gambar, dan lainnya pada masing-masing bab/sub bab.
Menulis referensi
Sebaiknya, sebelum menulis artikel, guru mencari dan mencatat referensi akurat terlebih dahulu. Dengan begitu, saat memulai penataan karya tulis, guru bisa merangkai kalimat dengan tepat dalam waktu yang cukup singkat.
Proof read
Settelah artikel tersusun, ada baiknya guru membaca dan meneliti ulang. Jika menemukan kejanggalan atau kesalahan, guru bisa langsung merevisi. Ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan baik dalam segi bacaan atau isi. Setelahnya, guru bisa merencanakan waktu yang tempat untuk mempublikasikan karya tersebut.
Komponen Artikel Ilmiah Hasil PTK
Umumnya, artikel ilmiah mengikuti sistematika yang juga diterapkan dalam karya ilmiah lainnya. Susunan tersebut terdiri atas:
Judul
Penulisan judul harus lengkap. Tidak terlalu pendek atau panjang. Yang terpenting adalah informatif dan menarik. Umumnya, panjang judul adalah 5 hingga 15 kata. Judul tersebut harus mencakup variabel atau penggambaran masalah yang menjadi objek penelitian. Dalam artikel ilmiah hasil PTK, judul tersebut menggambarkan inti isi. Pemilihan kata harus tepat agar bisa menarik pembaca. Agar efektif, sisipkan kata hubung atau kata tugas. Jika penelitian tidak tergolong kasus, hindari penggunaan “studi kasus”.
Nama penulis
Dalam penulisan nama, cantumkan pula nama lembaga tempat mengabdi dan alamat email. Hindari penyingkatan. Artinya, nama harus ditulis lengkap.
Abstrak
Point ini berisi ide-ide penting dari awal hingga akhir. Dikemas dalam satu paragraf dengan panjang kata antara 50 – 100, ringkas, tapi tetap padat. Yang menjadi titik fokus adalah implikasi/hasil penemuan. Abstrak wajib ditulis dalam bahasa inggris.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya