Usia Sekolah Dasar
Trauma yang dialami oleh anak usia sekolah ditandai dengan beberapa gejala fisik yaitu sakit perut, nyeri, dan sakit kepala. Anak juga bisa menampilkan perubahan perilaku seperti mudah tersinggung, meledak marah, dan agresif.
Secara kognitif, anak bisa terlihat kurang berkonsentrasi, sering absen, dan mengalami penurunan prestasi akademis. Beberapa anak juga bisa menunjukkan obsesi pada suatuy peristiwa traumatisnya, dengan terus menerus membicarakan traumanya dan juga bertanya tentang kejadian traumanya secara berulang-ulang. Selain itu, beberapa anak juga menunjukkan gejala perubahan yang tidak konsisten, hal inilah yang menyulitkan Anda untuk mehamani gejala trauma pada anak.
Usia Sekolah Menengah-Akhir
Pada usia ini, anak sudah memiliki kesadaran dalam dirinya untuk lebih berkembang. Anak juga bisa lebih memahami perasaan yang sedang dialaminya. Mereka cenderung mengembangkan perasaan bersalah dan malu atas kejadian trauma yang sudah dialaminya.
Beberapa anak bisa mengalami perubahan drastis pada cara pandang mereka terhadap dunia, misalnya mereka menganggap bahwa dunia bukanlah tempat yang aman. Bahkan, karena hal inilah beberapa anak bisa melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya sendiri.
Selain itu, sebagian anak mengalami perubahan dalam hal prestasi akademisnya, relasinya dengan orang sekitar, permasalahan absensi, dan perilaku bermasalah di sekolah.
Secara umum, trauma yang dialami anak bisa menghambat rutinitas belajarnya. Pada anak yang mengalami trauma, bisa memunculkan emosi yang meledak-ledak di dalam kelas, turunnya prestasi akademik, sulir berkonsentrasi, sering bolos sekolah, perilaku maladaptif, dan merusak di sekolah.
Hal tersebut bisa dihindari atau diturunkan jika guru dan pihak terkait bisa ikut menjalankan peran PFA dalam mengatasi perasaan traumatis anak di sekolah dengan memberikan bantuan dan layanan kepada anak.
Halaman Selanjutnya
Memberikan Bantuan Perasaan Traumatis Anak
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya