Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan sebuah implementasi dari pendidikan karakter dalam kurikulum 13.
Keharusan dalam mengimplementasikan pendidikan karakter itu sangat kuat karena langsung diatur dapam PERPRES No 87 Tahun 2017 tentang gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Jokowi mengatakan bahwa pendidikan karakter ini penting untuk diintegrasikan ke dalam tiga sektor yaitu, ekstrakurikuler, intrakurikuler, dan kokurikuler.
Selain itu pendidikan karakter berbasis kelas ini ternyata memiliki cakupan yang lebih luas dari ketentuan sebelumnya. Jika sebelumnya pendidikan hanya tercantum itu wajib di sekolah, maka sekarang lebih dari itu. pendidikan karakter memerlukan setidaknya tiga pendekatan yang memerlukan kerja sama satu sama lain.
Pendekatan yang dilakukan ada tiga elemen, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jadi sebenarnya seluruh lapisan elemen di lingkungan seorang siswa ini perlu adanya kerja sama yang baik agar bisa membantu mengimplementasikan pendidikan berkarakter.
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas
Meskipun dalam PERPRES disebutkan dalam mengintegrasikan pendidikan karakter ini perlu ada elemen lain selain sekolah yang harus ikut turut serta. Tetapi idealnya pendidikan karakter memang lebih banyak dilakukan di sekolah, karena siswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya ketika pagi hingga siang hari itu di sekolah. Hal ini yang perlu dimaksimalkan oleh seluruh lapisan tenaga pendidik agar hasilnya bisa maksimal.
Ada empat pendekatan yang bisa dilakukan oleh guru dalam implementasikan pendidikan karakter ini, yaitu intruksional, non-intruksional, intruksional tematik, dan intruksional non-tematik.
Guru bisa menyesuaikan pendekatannya ini dengan kondisi dan materi yang akan disampaikan ketika mengajar. Strategi yang bagus bukanlah yang terbaik, tetapi strategi yang bagus merupakan yang sesuai dengan kondisi sekitar. Jadi gunakan pendekatan yang memang bisa dilakukan di sekolah anda dan cocok dengan lingkungan sekitar.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru itu harus sudah dirancang dengan baik sebelumnya. Rancangan sebuah pembelajaran itu yang menentukan hasil nanti setelah pembelajaran selesai.
Ketika akan mengimplementasikan pendidikan karakter, sebaiknya guru memperbanyak komunikasi dua arah. Selain itu juga siswa perlu terbiasa dengan adanya aturan, hukuman, dan apresiasi. Guru perlu memasukkan elemen tersebut ke dalam pembelajaran. Contohnya bisa menggunakan game.
Dengan menggunakan game tentu saja siswa akan lebih antusias. Semakin sering guru melakukan treatment seperti ini maka siswa akan semakin cepat mendapatkan prosesnya untuk berkarakter.
Sebab diketahui bahwa pendidikan karakter berbasis kelas ini bisa dilakukan dengan pembiasaan dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Maka dari itu guru sangat penting untuk bisa menjadi role model siswanya.
Siswa bisa melihat contoh pendidikan karakter itu di gurunya sendiri. Peran guru di dalam kelas ketika mengajar bukan hanya untuk memberikan materi semata.
Seperti pepatah mengatakan bahwa guru adalah singkatan “digugu dan ditiru”. Pepatah tersebut memang sangat benar adanya apalagi sekarang ketika pendidikan karakter berbasis kelas harus diintegrasikan.
Jangan lewatkan pelatihan untuk guru di bulan Januari 2022 tentang “Penguatan Pendidikan Karakter Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id melalui link berikut ini:
Diklat di atas dapat diikuti secara gratis bagi member e-Guru.id. Jadilah anggota member e-Guru.id untuk mendapatkan Diklat dan Seminar Nasional Gratis setiap bulannya:
Info lebih lanjut:
Telegram: CS_eguruid
WhatsApp: 081575345555