Strategi utama gerakan literasi dan numerasi sekolah dapat berupa literasi numerasi lintas kurikulum (Numeracy Across Curriculum). Literasi numerasi lintas kurikulum merupakan sebuah pendekatan yang menerapkan numerasi secara konsisten dan menyeluruh pada sekolah untuk mendukung pengembangan literasi numerasi bagi setiap siswa.
Kenyataan di lapangan, siswa sering kali tidak dapat menerapkan pengetahuan matematika mereka pada bidang lain secara langsung. Sehingga hal tersebut menunjukkan adanya suatu kebutuhan bahwa semua pendidik perlu memfasilitasi proses tersebut.
Keterampilan literasi numerasi tersebut secara eksplisit diajarkan dalam mata pelajaran matematika. Akan tetapi, peserta didik diberikan berbagai macam kesempatan untuk menggunakan matematika dalam berbagai situasi di luar mata pelajaran matematika.
Dengan menggunakan keterampilan matematika lintas kurikulum tersebut dapat memperkaya pembelajaran bidang studi lain serta memberikan kontribusi dalam memperluas dan memperdalam pemahaman literasi dan numerasi.
Selain melalui kurikulum, literasi dan numerasi juga dapat digunakan dalam lingkungan sekolah oleh staf nonguru ataupun melalui kegiatan-kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh sekolah sehingga dapat memberikan kesempatan nyata bagi peserta didik untuk mempraktikkan keterampilan literasi numerasi siswa.
Kemampuan numerasi yang baik merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tingginya angka pengangguran, penghasilan yang rendah, dan kesehatan yang buruk. Keterampilan numerasi sangat dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan, baik di rumah, pekerjaan maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kehidupan bernegara maka seseorang akan dihadapkan pada informasi mengenai ekonomi dan politik. Seluruh informasi tersebut rata-rata di nyatakan dalam bentuk numerik atau grafik. Untuk membuat keputusan yang tepat, maka seseorang harus memahami numerasi.
Kemampuan literasi secara umum dan literasi numerasi secara khusus tidak hanya berdampak bagi individu, tetapi juga terhadap masyarakat serta bangsa dan negara. Kemampuan literasi dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhan sosial, ekonomi, dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat.
Dengan memiliki keterampilan untuk dapat mengaplikasikan pemahaman literasi dan numerasi dalam konteks ekonomi, teknik, sains, sosial, dan bidang lainnya maka daya saing ketenagakerjaan dan kesejahteraan ekonomi akan meningkat. Secara garis besar literasi dan numerasi memiliki 3 prinsip dasar yakni sebagai berikut:
1. Literasi dan numerasi bersifat kontekstual. Hal ini sesuai dengan kondisi geografis, sosial budaya, dan lain sebagainya.
2. Literasi dan numerasi selaras dengan cakupan matematika dalam Kurikulum 2013.
3. Literasi dan numerasi saling ketergantungan untuk memperkaya unsur literasi dan numerasi lainnya.
Literasi dan numerasi merupakan bagian dari matematika. Literasi tersebut bersifat praktis sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Literasi dan numerasi sangat berkaitan dengan kewarganegaraan untuk memahami isu-isu dalam komunitas, profesional dalam hal pekerjaan, bersifat rekreasi dan kultural yakni sebagai bagian dari pengetahuan mendalam dan kebudayaan manusia madani.
Cakupan literasi dan numerasi sangat luas yang mana tidak hanya berkaitan dengan mata pelajaran matematika tetapi juga beririsan dengan literasi lainnya misalnya, literasi kebudayaan dan kewarganegaraan. Indikator untuk meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah yakni dengan:
1. Base kelas yang dapat dinilai berdasarkan:
a. Jumlah pelatihan guru matematika dan nonmatematika.
b. Banyaknya atau jumlah pembelajaran matematika berbasis permasalahan dan pembelajaran matematika berbasis proyek.
c. Jumlah pembelajaran nonmatematika yang melibatkan unsur literasi numerasi.
d. Nilai matematika peserta didik serta nilai matematika dalam PISA/TIMSS/INAP.
2. Budaya sekolah yang dapat dinilai berdasarkan:
a. Jumlah dan variasi buku literasi numerasi.
b. Frekuensi pinjangan buku literasi dan numerasi.
c. Jumlah penyajian informasi terkait literasi dan numerasi.
d. Akses situs daring yang berhubungan dengan literasi dan numerasi.
e. Jumlah kegiatan bulan literasi dan numerasi.
f. Alokasi dana untuk literasi dan numerasi.
g. Adanya tim literasi sekolah.
h. Adanya kebijakan sekolah terkait literasi dan numerasi.
3. Basis masyarakat yang dapat dinilai berdasarkan:
a. Jumlah ruang publik di lingkungan sekolah untuk literasi dan numerasi.
b. Jumlah keterlibatan orang tua di dalam tim literasi sekolah.
c. Jumlah sharing session oleh publik terkait literasi dan numerasi.
Daftar Sekarang Diklat “Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi Untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila” yang diselenggarakan oleh e-Guru.id Untuk Meningkatkan Pengetahuan Serta Kemampuan Anda Agar Bisa Menjadi Pendidik Yang Hebat.
Penulis : (EYN/EYN)