Open Minded (berpikiran terbuka)
Seperti halnya siswa, guru juga manusia biasa yang tentu pernah berbuat salah. Dalam hal ini, guru yang baik adalah guru yang mau membuka diri terhdapa siswa. Artinya, guru tersebut mau mengakui kesalahan, meminta maaf, dan bersedia memperbaikinya. Bahkan, guru tersebut juga menerima dengan senang hati kritikan yang membangung, baik dari sesama guru ataupun siswa.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya menjadikan diri sebagai teladan yang baik. Nantinya, anak juga akan berperilaku demikian. Mereka tidak malu untuk meminta maaf jika berbuat salah serta menerima koreksi dari orang lain.
Mengajarkan Tata Krama
Pembentukan karakter anak yang tidak kalah pentingnya adalah tata krama. Seperti yang kita ketahui, saat ini, kebanyakan anak bersikap seenaknya. Mereka hampir melupakan tata krama. Misalnya, makan sambil berdiri, menerima barang dengan tangan kiri, dan sebagainya. Jika dibiarkan, anak akan semakin tidak mengerti bagaimana caranya menjalani hidup dengan berlandaskan adab dan norma.
Di sekolah, ketika Anda melihat siswa berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan tata krama, Anda bisa segera menasehatinya. Pastikan untuk tidak menegur di depan anak-anak lain, karena itu akan membuat siswa tersebut malu dan murka. Jika hendak menegur anak usia dini, Anda harus melakukan pendekatan yang baik. Jelaskan dengn bahasa sederhana dan nada yang lembut. Si anak pasti akan merasa sangat diperhatikan. Lalu, anak tersebut menyerap penjelasan dan berupaya menerapkannya.
Menumbuhkan Jiwa Leadership (kepemimpinan)
Jiwa kepemimpinan merupakan karakter penting yang harus dibangun sejak dini. Kenapa? Karena pembentukan karakter anak seperti inilah yang memfasilitasi mereka untuk melaksanakan tanggung jawab dengan bijak. Di sekolah, guru dapat melatihnya dengan mengamanhi tugas kepemimpinan secara bergantian. Contohnya, memimpin apel pagi, upacara, dan lainnya.
Cara lain yang bisa guru terapkan dalam pembelajaran adalah tugas kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk menunjuk satu anggota sebagai koordinator. Koordinator inilah yang akan mengarahkan anggota lainnya untuk menlaksanakan instruksi pembelajaran. Sementara, anggota tidak hanya diam, tetapi memberikan kontribusi terbaiknya terhadap kelompok. Secara tidak langsung, mereka belajar bagaimana caranya memimpin dan dipimpin.
Halaman Selanjutnya
Menceritakan Inspirative Experience
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya