Oleh Eny Sri Utami, S.Pd.
Guru di SMA Negeri 3 Surabaya
Pada suatu hari sepulang mengajar, saya menyempatkan untuk berbelanja kebutuhan pokok bulanan. Menjelang Maghrib, tas sudah terisi dengan belanjaan. Kemudian saya yang waktu itu ditemani anak, menantu, dan cucu, sepakat untuk sholat dan beristirahat di sebuah Café yang tidak jauh dari tempat perbelanjaan. Di situ, saya melihat pemandangan yang membuat saya kaget sekaligus miris.
Café tersebut cukup luas, bagus, dan lumayan nyaman. Setiap ruang tersedia meja panjang dan kursi sofa yang empuk. Di depan pintu masuk terdapat muda-mudi yang duduk lesehan berselimut sejuknya udara malam. Di area belakang tampak orang-orang sedang duduk santai dan berdiskusi di depan laptop masing-masing.
Setelah memesan kentang goreng, nasi ayam bumbu barbeque, es kopi, dan es lemon tea, saya berjalan-jalan menikmati suasana café. Setelah melihat-lihat sekitar café tersebut, saya kembali duduk. Saat sedang mengobrol santai, mata saya tertuju pada pemandangan yang membuat saya tertegun.
Di depan saya, terdapat pintu kaca bening sehingga situasi orang-orang yang akan masuk Café terlihat jelas. Saya pun melihat dengan jelas dua pasang muda-mudi—sepertinya masih pelajar—sedang bercengkrama saling berhadapan.
Awalnya mereka ngobrol seperti biasa, namun saya terkejut saat satu perempuan mengeluarkan sebatang rokok. Terlihat dua laki-laki juga merokok. Asap tebal memenuhi area terbuka tersebut. Saya melihat mereka memegang alat hisap yang lagi trend bagi anak muda: vape.
Selain itu mereka juga menggunakan rokok yang seperti bukan rokok biasa, tampak seperti rokok lintingan menggunakan tembakau sintetis. Lebih menyedihkan lagi, mereka menghisapnya bergantian. Setelah puas merokok dengan jenis rokok tersebut, beralih lagi menghisap vape. Juga menghisapnya secara bergantian.
Mereka melakukan dengan santai sambil tertawa terbahak-bahak. Sama sekali tidak menyadari akan bahayanya.
Bagi siapapun Anda jika masih pelajar sudah seharusnya menghindari rokok jenis apapun, baik rokok konvensional, vape, atau jenis rokok lainnya. Kandungan di dalam rokok sudah pasti bersifat bahaya dan tidak bagus untuk kesehatan.
WHO pada tahun 2020 telah merilis bahwa rokok telah membunuh lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Sebanyak 7 juta orang meninggal merupakan perokok aktif, sedangkan 1,2 juta sisanya merupakan perokok pasif.
Bahaya kandungan rokok bisa dilihat dari banyaknya senyawa yang ada di dalam asap rokok. Setidaknya ada sekitar 5.000 senyawa berbeda dan sebagian bersifat racun bagi tubuh. Kandungan rokok yang bersifat racun tersebut berpotensi merusak sel-sel tubuh. Diketahui terdapat 250 jenis zat beracun dan 70 jenis zat bersifat karsinogenik. Kandungan tersebut berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau.
Kandungan rokok yang bersifat merusak tubuh amat banyak. Dikutip dari beberapa sumber, beberapa senyawa berbahaya yang terkandung dalam rokok meliputi :
1. Karbon monoksida
Salah satu kandungan dalam rokok adalah gas beracun karbon monoksida yang tidak memiliki rasa dan bau. Jika menghirup gas tersebut terlalu banyak, sel-sel darah merah akan lebih banyak berikatan dengan karbon monoksida dibandingkan oksigen. Akibatnya, fungsi otot dan jantung akan menurun dan dapat menyebabkan kelelahan, lemas, dan pusing. Lebih fatalnya bisa koma atau bahkan meninggal.
2. Nikotin
Nikotin dalam rokok memiliki efek candu. Nikotin yang dihisap perokok akan terserap masuk ke aliran darah, merangsang tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon adrenalin, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan.
3. Tar
Kandungan rokok yang bersifat karsinogenik adalah tar. Tar yang terhirup oleh perokok dapat mengendap di paru-paru. Timbunan tar berisiko tinggi menyebabkan penyakit pada paru-paru seperti kanker paru-paru dan emfisema. Tar juga dapat masuk ke peredaran darah dan meningkatkan risiko terjadinya diabetes, jantung, hingga gangguan kesuburan. Selain itu, tar juga bisa menimbulkan noda kuning atau cokelat pada gigi dan jari.
4. Hidrogen sianida
Hidrogen sianida adalah senyawa racun yang menjadi bahan dalam industri tekstil, plastik, kertas, dan sering juga dipakai sebagai bahan pembuat asap pembasmi hama. Hidrogen sianida dapat mencegah tubuh menggunakan oksigen dengan baik, bisa membahayakan otak, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Efek dari senyawa ini dapat menyebabkan kelelahan, sakit kepala, mual, hingga hilang kesadaran.
5. Benzena
Benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Dalam jangka panjang, paparan benzena dapat menurunkan jumlah sel darah merah dan merusak sumsum tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia dan perdarahan. Benzena juga merusak sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh serta meningkatkan risiko terkena leukimia.
6. Formaldehida
Formaldehida merupakan residu dari pembakaran rokok. Formaldehida ini dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Dalam jangka panjang, formaldehida dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring.
7. Arsenik
Arsenik merupakan golongan pertama karsinogen. Risiko tinggi terpapar arsenik adalah dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih, kanker ginjal, dan kanker hati.
8. Kadmium
Kadmium dalam asap rokok akan terserap masuk ke paru-paru. Kadar kadmium yang tinggi dalam tubuh dapat menimbulkan muntah, diare, gagal ginjal, tulang rapuh, dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
9. Amonia
Amonia merupakan gas beracun, tidak berwarna, namun berbau tajam. Pada industri rokok, amonia digunakan untuk meningkatkan dampak candu nikotin. Menghirup amonia dalam jangka pendek dapat mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit tenggorokan. Dampak jangka panjangnya bisa menyebabkan pneumonia dan kanker tenggorokan.
Penggunaan tembakau sintetis juga tidak kalah bahayanya. Tembakau sintetis merupakan jenis narkoba yang dibuat dari campuran bahan kimia industri seperti AB- CHMINACA, FUB-AMB, 5-Fluoro-ADB. Campuran ini dibuat dengan menyemprotkan kandungan tersebut ke daun kering atau potongan rumput sehingga bentuknya seperti lintingan rokok tembakau.
Tembakau sintetis ini memiliki dampak yang berbahaya bagi tubuh. Karena sudah dikategorikan dalam jenis narkotika golongan 1, tembakau sintesis hanya boleh digunakan sebagai penelitian saja.
Dengan dosis yang rendah, efek tembakau sintetis yang dirasakan sangat kuat dan menimbulkan beberapa efek samping yang dapat merusak organ-organ tubuh, di antaranya: nyeri dada, pusing, mual dan muntah, kerusakan ginjal, penglihatan kabur, ngilu, kejang, sakit kepala, kedutan pada anggota tubuh, pembesaran pupil, kebingungan, peningkatan glukosa, penurunan kadar kalium dalam darah.
Bahkan tembakau sintetis dapat menyebabkan halusinasi, psikosis, emosi yang tidak terkontrol. Apabila ketergantungan maka dapat berakibat fatal hingga berujung kematian.
Penggunaan rokok elektrik atau vape juga tak ada bedanya. Banyak yang meyakini vape lebih aman namun rokok jenis ini tentu tidak bebas dari racun zat kimia. Bahkan WHO secara resmi menyatakan bahwa rokok elektrik berisiko bagi kesehatan.
Kandungan cairan pada katrid vape pada umumnya terdiri dari berbagai hal berikut yaitu nikotin, formaldehid atau formalin (aldehida dengan rumus kimia H2CO2 yang berbentuk gas, atau cair, dalam bentuk padatan senyawa formaldehid dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane). Berbagai penelitian yang dilakukan pada merek liquid rokok elektronik yang digunakan di Indonesia menunjukkan bahwa semuanya menghasilkan formaldehid. Bahkan, proses vaping selama 60 menit bisa menghasilkan 0,0345-0,1490 ppm formaldehid.
Bahayanya rokok elektrik dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti kecanduan, penyakit pernapasan, pemicu kanker, risiko asma, risiko pneumotoraks, risiko terjadinya diffuse alveolar hemorrhage, merusak pertumbuhan janin, gangguan otak, menyebabkan kerusakan genetic, radang paru-paru, penyempitan pada bronkiolus obliterans.
Melihat bahaya kandungan rokok yang bersifat racun dan karsinogenik di atas, sudah selayaknya kebiasaan merokok dihentikan, khususnya untuk para pelajar. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.