Oleh Murngatin, S.Pd.
Guru di MTsN 5 Trenggalek
Wahai, anak didikku… Gunakan waktu yang kamu miliki untuk rajin menuntut ilmu. Jangan kamu sia-siakan. Jangan kamu gunakan untuk hal-hal yang tidak berguna. Rajinlah menuntut ilmu. Jangan sering membolos dengan alasan yang tidak jelas.
Kalau kamu sudah melakukan kesalahan sekali, biasanya akan mengundang kesalahan berikutnya. Begitu juga kalau kamu sudah pernah membolos sekali, maka kamu akan membolos lagi di hari berikutnya. Untuk apa tidak masuk sekolah jika hanya dengan alasan terlambat bangun tidur atau hanya untuk sekadar nongkrong di warung kopi.
Kenyataannya, setiap hari kalian berpamitan kepada orang tua berangkat ke sekolah adalah untuk menuntut ilmu. Ketika kamu mencium tangan orang tuamu saat pamitan, mereka mendoakanmu. Tak lupa uang saku juga diberikan.
Niscaya akan menyakiti hari mereka jika kamu tidak sampai di sekolah. Bapak dan Ibu guru menanti di kelas sementara kamu berada di warung kopi sambil merokok. Jika seperti ini kebiasaan yang kamu lakukan, masa depan seperti apa yang kamu harapkan? Yang pasti kamu telah berdosa karena berbohong kepada orang tua; juga rugi waktu karena meninggalkan pelajaran.
Wahai, anak didikku…. Mulai sekarang dan seterusnya jangan sekali-kali melakukan perbuatan bolos sekolah. Masa depan kamu ada di tanganmu sendiri. Bukan tergantung pada orang tua, guru, atau yang lainnya. Orang-orang di luar kamu hanya bisa memberikan dukungan.
Pepatah Arab mengatakan “Man jadda wajada”. Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Untuk itu, bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu jika kamu ingin berhasil atau sukses.
Wahai, anak didikku…. Kalian hidup di zaman yang serba kecukupan. Semua fasilitas untuk belajar mungkin sudah dipenuhi oleh orang tuamu. Misalnya sepeda motor untuk pergi ke sekolah, handphone untuk belajar, uang saku untuk jajan, dan lain sebagainya. Tidak ada beban pekerjaan di rumah yang harus kalian lakukan untuk mendapatkan semua itu. Lantas apa yang masih membuat kalian malas sekolah?
Dulu, di kala orang hendak pergi ke sekolah, harus berjalan kaki dengan jarak tempuh puluhan kilometer. Namun semua itu dilakukan demi mendapat pendidikan. Seragam sekolah, tas, sepatu, atau perlengkapan sekolah hanya seadanya bahkan seringkali kekurangan. Setelah sekolah, ketika sampai di rumah, para pelajar di masa lalu masih harus membantu pekerjaan orang tuanya.
Meskipun penerangan di rumah masih menggunakan lampu minyak tanah, tidak ada listrik, namun mereka tetap semangat belajar. Tidak ada uang saku, karena untuk makan setiap hari saja kekurangan, namun mereka tetap semangat berangkat ke sekolah dengan harapan memperoleh ilmu agar bisa menyambut masa depan yang lebih baik.
Pengalaman saya sendiri, dulu saat sekolah juga tidak seenak kalian yang hidup di masa ini. Dengan bermodalkan sepeda pancal reot, saya harus mengayuh dengan jarak 8 Km untuk sampai di sekolah. Tapi saya tetap semangat menuntut ilmu. Saat itu, jalan yang saya lalui masih belum beraspal seperti sekarang. Sehingga banyak lubang di sana sini.
Seragam yang saya pakai dari awal masuk sampai lulus sekolah tetap sama, tidak ada pergantian seragam. Jikapun ada, itu seragam bekas dari saudara. Seingat saya, uang saku hanya diberikan oleh orang tua saya pada saat ada pelajaran olahraga. Selebihnya kami tidak pernah diberi.
Sebelum berangkat sekolah, saya harus membantu orang tua. Dan itulah yang saya lalui saat menuntut ilmu di masa lalu. Dan alhamdulillah, karena saya ikhlas dan semangat menuntut ilmu, maka bisa menjadi seperti sekarang ini.
Maka dari itu, saya berpesan janganlah kalian kalah semangat dengan kami orang tua dan gurumu. Jika orang tuamu cuma lulus Sekolah Dasar (SD), setidaknya kamu harus lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Intinya kamu harus memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dari orang tuamu. Lebih rajinlah untuk sekolah dan menuntut ilmu jika kamu ingin menjadi orang sukses dan berhasil.
Katakan, “Bolos: No, Sekolah: Yes. Gagal: No, Sukses: Yes!”
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Editor: Moh. Haris Suhud