Sebuah pembelajaran idealnya dapat mengarah kepada hal yang lebih baik. Tapi pada kenyataannya kegiatan belajar ini tidak melulu menuju ke arah yang lebih baik, bahkan bisa mengalami pasang surut dan mengarah menjadi lebih buruk. Demikian sebuah pernyataan yang disimpulkan dari buku Psikologi Pendidikan karya DRS. M. Ngalim Purwanto, MP.
Kondisi pasang surut terkait motivasi dalam pembelajaran sangat sering dialami oleh guru dan siswa, khususnya pembelajaran yang lakukan pada masa pendemi Covid-19 ini. Pasalnya, kondisi seperti ini masih baru dan masih membutuhkan proses adaptasi.
Dalam menjaga motivasi belajar di masa pandemi seperti sekarang, selain peran guru dan siswa sendiri, keterlibatan orang tua menjadi pondasi utama agar kegiatan belajar yang harus dilakukan dari rumah dapat berjalan sebagaimana mestinya. Support system yang baik diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, begitupun untuk guru.
Dari pihak guru, berbagai platform pembelajaran daring telah dicoba dan dipelajari dengan tujuan agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Misalnya, guru memberikan berbagai alternatif media atau menggunakan berbagai platform pembelajaran untuk mengoptimalkan agar materi pelajaran dapat menarik minat siswa.
Bagaimanapun, pembelajaran yang dilakukan dengan sistem jarak jauh ini terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi. Secara psikologis, kegiatan pembelajaran yang terus menerus dilakukan melalui berbagai media online atau kelas maya, langsung ataupun tidak langsung dapat mengikis motivasi siswa.
Motivasi belajar di masa pandemi juga dapat berkurang karena munculnya perasaan libur bagi sebagian siswa. Perasaan tersebut dirasakan setiap hari yang akhirnya proses belajar dari rumah, pengumpulan tugas, kehadiran di kelas maya hanya sebatas formalitas belaka. Mereka beranggapan belajar dengan sistem jarak jauh bukan hal yang patut dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Kondisi seperti ini dapat membuat siswa yang sebelumnya berprestasi menjadi menurun drastis nilainya. Sebaliknya, siswa yang sebelumnya minim prestasi bisa jadi lebih unggul.
Banyak faktor yang turut andil dalam menurunnya motivasi belajar di tengah kondisi seperti ini. Pemakluman yang disampaikan Menteri Pendidikan terkait hasil capaian siswa bisa menjadi salah satu sebabnya. Hal itu dapat dipahami karena memang kondisi yang sedang kita hadapi ini memang tidaklah mudah.
Selain itu sebagian siswa juga merasa bahwa rumah bukan tempat yang tepat untuk belajar. Karena banyak sekali godaan yang datang mendekat secara tiba-tiba ketika belajar di rumah.
Kita tidak tahu berapa lama pandemi ini akan berlangsung. Entah sampai kapan kita akan berada pada kondisi pandemi seperti ini. Namun demikian, kegiatan belajar hendaknya tetap bisa berjalan, kapan pun, di manapun, dan dengan cara apapun.
Tantangan demi tantangan sudah dan mungkin masih harus kita lewati bersama di depan.
Pandemi yang masif ini telah mengubah seluruh tatanan normal. Dibutuhkan kesadaran tiap diri agar bisa menjaga keselamatan diri sampai pada era ”real new normal”. Mari kita melangitkan doa agar keadaan seperti ini segera mereda. Hingga saatnya nanti kita bisa berada pada titik di mana hari ini menjadi cerita esok yang patut disyukuri.
Ditulis oleh Sandri Kemala Dewi