Perkembangan teknologi yang canggih telah memberikan pengaruh pada pelbagai aspek kehidupan, termasuk kepribadian seseorang. Perubahan kepribadian tersebut juga terjadi pada usia anak-anak yang telah mengenal gadget di mana mereka cenderung lebih menjadi individualis. Oleh karena itu, penanaman karakter peduli sosial pada anak sangat penting dilakukan. Indikator peduli sosial yakni anak dapat menghargai orang lain, bekerja sama, menghormati hak orang lain serta membantu orang lain.
Di masa pandemi Covid-19 ini merupakan masa yang sulit karena memiliki dampak yang luar biasa pada kehidupan manusia baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Misalnya, di bidang ekonomi banyaknya PHK membuat angka kemiskinan meningkat. Kemudian di bidang pendidikan, secara terpaksa anak-anak harus melakukan pembelajaran di rumah.
Melihat kondisi yang ada sekarang ini, sebenarnya menjadi momen yang baik untuk menumbuhkan sikap karakter peduli terutama pada anak-anak. Di momen pandemi ini, bisa menjadi bahan untuk menginspirasi dan sebagai aktualisasi praktik nyata bagi anak dalam menumbuhkan karakter kepedulian.
Di masa pandemi sekarang ini, keseharian siswa juga ikut berubah. Mereka tidak lagi dapat berinteraksi dengan teman-teman seperti biasanya. Namun, hal tersebut tidak lantas membuat mereka berhenti peduli antar sesama.
Ketika ingin mengajarkan sikap peduli pada anak usia dini, peran orang tua sangat penting. Pasalnya, mereka cenderung melakukan ‘fotokopi’ atau meniru perilaku orang tua. Apalagi di saat pandemi seperti ini siswa lebih banyak berada di tengah-tengah keluarga. Nah, apabila orang tua tersebut menunjukkan rasa empati pada korban Covid-19, mengajarkan protokol kesehatan di era new normal, tentu anak-anak juga akan mencontohnya.
Adapun bila usia anak atau pelajar sudah masuk fase remaja, peran teman sangat dominan. Sebab, mereka akan lebih jauh mendengarkan temannya atau siapa pun yang layak mereka kagumi. Misalnya influencer di media sosial, yaitu seseorang yang mampu memberi pengaruh besar. Sehingga yang berperan penting menanamkan sikap empati atau kepedulian di masa pandemi bagi para remaja tersebut adalah para influencer.
Macam Bentuk Kepedulian
Bentuk kepedulian siswa selama masa pandemi tentu tidak harus peduli terhadap teman satu kelas. Namun, kepedulian di masa pandemi ini didasarkan pada kepedulian pada lingkungan sekitar; bagaimana mereka berperan mengedukasi masyarakat misalnya dengan membagikan masker.
Bentuk kepedulian kepada masyarakat saat ini amat beragam. Selain membagikan masker juga dapat berupa menyebarkan poster terkait edukasi pentingnya 3M (Mencuci
Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak), hingga mengumpulkan donasi untuk disalurkan kepada mereka yang terkena dampak pandemi.
Untuk membangun sikap kepedulian pada siswa tersebut, diperlukan kolaborasi pembinaan antara siswa, guru, dan orang tua. Sehingga bagaimana cara menanamkan pendidikan karakter kepada siswa bisa terus berlanjut meski di masa pandemi. Misalnya orang tua dapat berperan membuat catatan harian tentang apa yang dikerjakan siswa di rumah kemudian melaporkan pada guru sehingga tetap ada penilaian dari pihak sekolah.
Adapun trik yang dapat dipakai oleh guru atau orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai karakter peduli pada siswa di tengah pandemi antara lain :
1. Menanamkan kepada anak-anaknya agar tidak menjauhi penderita Covid-19, tetapi justru ikut mendukung pasien dengan dukungan moril dan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.
2. Menyediakan waktu luang bersama untuk mendoakan pihak-pihak yang kesulitan selama pandemi. Selain itu juga bisa mengajak anak-anak untuk menyiapkan sembako bagi mereka yang kurang mampu atau yang terdampak Covid-19 melalui kegiatan Jumat berkah atau kegiatan peduli sosial lainnya.
3. Memberikan pemahaman soal pentingnya rasa bersyukur terhadap kondisi sekarang. mengajarkan anak-anak agar lebih sabar menjalani aktivitas menjaga jarak selama pandemi.
Dalam menanamkan rasa kepedulian pada siswa harus berlandaskan dengan nilai-nilai karakter. Nilai-nilai yang dimaksud yakni menanamkan rasa keimanan, bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, kreatif, dan inovatif. Hal tersebut menjadi hal yang harus dipahami oleh guru sebagai pendidik di sekolah dan orang tua sebagai mitra guru di rumah.
Keberhasilan pendidikan karakter mengisyaratkan bahwa pembelajaran tidak serta merta dilihat dari perspektif ranah kognitif saja, melainkan keseimbangan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang muaranya adalah mewujudkan manusia seutuhnya.
Kondisi pandemi Covid-19 saat ini memang menjadi tantangan bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan formal dalam upaya penguatan pendidikan karakter. Pasalnya, pembelajaran dominan tidak dilakukan dengan tatap muka, sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan karakter tersebut. Namun demikian, di sisi lain kondisi ini akan memberikan kesempatan bagi peserta didik dalam mempraktikkan nilai-nilai karakter terutama karakter peduli di masyarakat.
Ditulis oleh Juli Sugianingsih, S.Pd., Guru di SDN Oro Oro Ombo, Kota Madiun