Saya adalah seorang guru yang mengajar di SDN Proyonanggan 02, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dan saya sudah berkecimpung di dunia pendidikan kurang lebih selama 16 tahun. Sehingga saya sangat merasakan perubahan tata cara pembelajaran sebelum dan setelah terjadi pandemi Covid-19.
Dalam kurun waktu kurang lebih 2 tahun ini, Pandemi Covid-19 telah melanda bumi pertiwi. Sejak awal pertengahan bulan Maret 2019 lalu, tidak lagi terdengar hiruk pikuk, senda gurau siswa di halaman sekolah. Sebab selama pandemi tidak ada kegiatan belajar mengajar di dalam ruang kelas secara tatap muka.
Sejak saat itu semua aktivitas kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara online. Berbagai upaya dilakukan agar tercipta suasana belajar yang interaktif dan lebih menarik meskipun para siswa belajar dari rumah. Beberapa media pembelajaran yang dicoba oleh pihak sekolah agar siswa tidak mengalami kejenuhan saat belajar online di antaranya adalah Google Classroom, Google Drive, Google Form, Zoom dan lain sebagainya.
Sebelum pandemi, kegiatan pembelajaran tak membutuhkan media yang disebutkan di atas karena dilaksanakan dengan tatap muka secara langsung. Sehingga saat siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran dapat diselesaikan di dalam kelas bersama guru.
Sementara saat pandemi, kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara online. Setiap kali siswa mengalami kesulitan pembelajaran, jika tidak punya kuota untuk akses internet, maka siswa tidak bisa menyampaikan kesulitan tersebut pada gurunya.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran online tak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai guru, saya mengalami kesulitan khususnya dalam hal menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menurut pendapat beberapa wali murid, anak–anak malas mengikuti kegiatan pembelajaran online karena beranggapan selama pandemi ini berarti sekolah libur.
Meskipun mereka sudah diingatkan berulang kali bahwa kegiatan belajar tidak libur, namun tetap saja enggan mengikuti kegiatan. Ada beberapa siswa yang cenderung bermain ponsel di rumah yang seharusnya digunakan untuk belajar online.
Kadang kala saya harus berkunjung ke rumah siswa yang tidak mau mengikuti kegiatan pembelajaran online. Namun setelah adanya himbauan agar guru tidak berkunjung ke rumah siswa saat pandemi, maka kunjungan tersebut saya hentikan.
Saya dan orang tua siswa yang peduli dengan pendidikan anak-anak tentu saja berharap agar pandemi Covid-19 ini cepat berlalu. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan normal kembali seperti sedia kala.
Hal ini karena saya menyadari bahwa ternyata tingkat kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran secara online tidak sama. Ada beberapa siswa yang dapat memahami materi melalui video pembelajaran. Namun ada juga beberapa siswa yang tidak memahami materi melalui video pembelajaran tersebut meskipun telah berulang kali menyimaknya. Itulah kenapa pembelajaran online ini sangat sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran secara menyeluruh.
Kendala-kendala yang sering saya jumpai dalam pembelajaran online di antaranya adalah tidak tersedianya kuota akses internet, tidak ada jaringan internet, orang tua tidak dapat mendampingi kegiatan belajar anak di rumah karena sibuk bekerja, sulit menumbuhkan semangat anak dalam belajar dari rumah, hasil belajar tidak maksimal, dan lain sebagainya.
Seiring berjalannya waktu dan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran online tersebut, membuat semakin memuncak kerinduan untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka di dalam kelas seperti sebelum terjadi pandemi.
Ditulis oleh Nur Asih, S.Pd.SD (SD N Proyonanggan 02 Batang)