Untuk saat ini, terdapat berbagai macam model pembelajaran yang bisa kita terapkan ketika mengajar, salah satunya adalah model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran ini bisa disesuaikan dengan kondisi atau cara belajar siswa demi terwujudnya tujuan pendidikan.
Meskipun demikian, kita juga meski menyadari bahwa tidak ada yang namanya model pembelajaran yang sempurna. Karena tiap-tiap model pembelajaran pasti mempunyai sisi plus minusnya. Tinggal bagaimana kita mengaturnya saja.
Oleh karena itu, kita mesti memperhatikan berbagai aspek ketika akan memilih dan menerapkan model pembelajaran. Mulai dari kondisi kelas, kondisi siswa, materi yang akan diajarkan, fasilitas, dan lain sebagainya.
Nah, bagi Anda yang saat ini bingung hendak menggunakan metode pembelajaran apa, Anda bisa menjadikan model pembelajaran kontekstual menjadi pilihan yang paling tepat.
Model pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan kegiatan tanya jawab. Sehingga, sifatnya bakalan lebih ramah, terbuka, dan juga negosiasi. Dan perlu diingat, bahwa pertanyaan yang Anda layangkan kepada anak-anak masih seputar kehidupan nyata mereka alias, daily life modeling.
Dengan demikian, mereka akan merasa lebih termotivasi belajarnya. Selain itu, pikiran mereka juga akan menjadi lebih konkret, suasana kelas juga bakalan jadi lebih nyaman dan kondusif, serta menyenangkan.
Untuk prinsip dari model pembelajaran satu ini adalah aktivitas para siswa di mana para siswa didorong untuk melakukan dan juga mengalami. Jadi, siswa tidak hanya berperan sebagai pencatat, pendengar, penonton di dalam kelas.
Sementara indikator model pembelajarannya ada tujuh. Mulai dari modeling yang meliputi pemusatan perhatian, penyampaian kompetensi, motivasi, tujuan, petunjuk, dan lain sebagainya.
Kemudian, ada juga questioning yang meliputi membimbing, eksplorasi, menuntun, mengembangkan, mengarahkan, evaluasi, inkuiri, dan juga generalisasi.
Indikator yang ketiga ialah learning community yang mana seluruh siswa akan berpartisipasi dalam belajar, membentuk sebuah kelompok, dan belajar di dalamnya.
Berikutnya adalah inquiei yang meliputi hipotesis, generalisasi, identifikasi, konjektur, investigasi, hingga menemukan.
Indikator lainnya adalah constructivism yang meliputi membangun pemahaman sendiri, análisis síntesis, dan mengkonstruksi konsep aturan.
Indikator selanjutnya adalah reflection, review, kemudian rangkuman, sampai dengan tindak lanjut. Dan yang terakhir adalah authentic assessment, yaitu penilaian selama proses pembelajaran dan setelah pembelajaran.
Nah, indikator-indikator tersebut bisa Anda jadikan sebagai acuan ketika akan menerapkan model pembelajaran satu ini.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran ini, awalnya mungkin agak sulit. Namun perlu diketahui bahwa model pembelajaran kontekstual ini bisa meningkatkan minat belajar anak-anak.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id untuk meningkatkan kompetensi Anda sebagai guru dan pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!