Mengajar dengan Gerakan Visual, Mencetak Generasi Berpendidikan

- Editor

Rabu, 7 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh Insan Faisal Ibrahim, S.Pd.

Guru di MIS Ar-Raudhotun Nur Bayongbong, Garut, Jawa Barat

 

 

Salah satu cara dalam mendidik yang baik adalah dengan memberikan kepercayaan tinggi terhadap peserta didik dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan memberikan kepercayaan yang tinggi terhadap peserta didik, diharapkan mampu mendorong setiap potensi yang terbelenggu oleh rasa malu. Adapun cara yang bisa diterapkan oleh seorang pendidik dalam mendidik peserta didik di lembaga pendidikan adalah dengan menerapkan gaya belajar visual dan visual learning.

Visual learning adalah cara yang tepat untuk mencairkan suasana pembelajaran dari kejenuhan. Visual learning lebih menitikberatkan pada pemahaman peserta didik dalam mendalami pembelajaran daripada menumbuhkan pengertian tentang teori-teori yang membingungkan. 

Gaya belajar visual ini sangat baik diterapkan karena mampu merangsang pikiran anak untuk bekerja lebih cepat, kemudian anak juga bisa merespon lebih cepat terhadap informasi visual dibandingkan dengan materi teks. Memuat teori dalam bentuk visual lebih jauh mengasyikkan daripada harus menghafal beberapa lembar dalam ingatan.

Di dalam ruang lingkup pendidikan, ada tiga pondasi yang harus dipegang sebagai salah satu acuan untuk mendapatkan pemahaman yang jauh lebih mendalam dari inti sari sumber ilmu pengetahuan. Ketiga pondasi tersebut mengenai “belajar”, mengenai “proses belajar”, dan mengenai “situasi belajar”.

Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan, di antaranya transmisi (pemindahan) kebudayaan, memilih dan mengajarkan peranan sosial, menjamin integrasi sosial, mengajarkan corak kepribadian, sumber inovasi sosial. Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa pendidikan berpengaruh sangat besar bagi kehidupan manusia dalam menjalani setiap goresan takdir kehidupan. Akan tetapi, tidak semua orang tertarik dengan dunia pendidikan hanya karena banyak peraturan yang membingungkan serta faktor ekonomi yang menjadi hambatan orang-orang untuk terjun mendalami dunia pendidikan. 

Pemerintah dalam hal ini harus bisa mengupayakan dan mencari solusi agar minat orang-orang untuk terjun ke dunia pendidikan jauh lebih tinggi lagi. pemerintah juga harus ikut serta dalam membangun sarana dan prasarana setiap lembaga pendidikan, mulai dari tingkat PAUD hingga ke perguruan tinggi.

Lembaga pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan untuk mengubah tingkah laku individu atau seseorang ke arah yang jauh lebih baik lagi melalui interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 

Banyak orang yang berpendapat bahwa mendidik seseorang itu jauh lebih mudah daripada mendidik diri sendiri. Hal tersebut diperkuat dengan banyaknya kritikan-kritikan pedas yang ditunjukkan kepada orang lain tanpa memberikan solusi serta saran sebagai bekal untuk melakukan perubahan. Masalah seperti ini harus segera diselesaikan, agar bangsa kita tidak banyak mencetak generasi yang hanya pintar berkomentar. Salah satu upaya yang bisa menyelesaikan masalah tersebut adalah bagaimana cara seorang pendidik dalam mendidik peserta didik.

Tugas seorang pendidik memang berat. Tapi, tugas berat tersebut harus siap dilakukan demi terciptanya sebuah perubahan, meskipun kesejahteraan tidak pernah kunjung datang. Menjadi guru penggerak bukan tugas yang mudah, sebab harus siap dengan segala pandangan rendah dari sekelompok orang yang merasa dirinya jauh lebih bergerak. Itulah yang menyebabkan, hilangnya semangat dan daya juang para pendidik yang mempunyai potensi dalam membawa perubahan. (*)

 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru