Membangkitkan Minat Siswa Membaca Buku di Rumah

- Editor

Jumat, 17 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kondisi sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan, semenjak Indonesia ditimpa musibah wabah virus Covid-19,  dunia pendidikan sangat terpukul. Hampir semua sektor pendidikan lumpuh dan tidak ada kegiatan.

Perpustakaan sekolah nyaris tidak ada pengunjungnya kecuali petugas  perpustakaan itu sendiri. Sementara petugas perpustakaan  tidak bisa berbuat banyak. Yang ada hanya bisa membagikan buku-buku pelajaran pada siswa, itu pun harus memenuhi protokol kesehatan.

Kondisi seperti ini membuat petugas perpustakaan dan guru  harus berbuat sesuatu untuk membangkitkan semangat dan minat  siswa dalam membaca buku. Karena membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang. Dengan banyak membaca akan didapatkan pengetahuan yang luas.

Keberhasilan meningkatkan minat membaca pada siswa merupakan harapan bagi  guru dan orang tua. Namun pembinaan kegiatan membaca hanya akan tercapai apabila ada minat dari dalam diri siswa itu sendiri. Namun demikian, guru dan orang tua tetap mempunyai peranan penting dalam membangkitkan semangat siswa untuk rajin membaca .

Membaca buku dapat dipraktikkan semua golongan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Membaca tidak hanya menghilangkan kebosanan, akan tetapi mempunyai manfaat lain yang sangat baik. Oleh sebab itu, para siswa perlu didorong agar memiliki motivasi yang tinggi dalam membaca.

Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan minat membaca siswa:

Pertama, siswa diminta merangkum materi pelajaran yang berkaitan materi pelajaran di sekolah. Materi yang dirangkum bisa dari buku paket yang sudah dibagikan oleh sekolah  atau mencari informasi tambahan di internet. Hasil rangkuman tersebut kemudian dapat dikirim kepada guru melalui email dan sejenisnya.

Kedua, siswa diminta menulis tentang biografi seorang tokoh, baik tokoh Agama atau pahlawan nasional. Dengan begitu, para siswa secara otomatis akan membaca dan bacaan tersebut juga bisa menjadi contoh keteladanan yang baik bagi kehidupan para siswa.  

Ketiga, siswa disuruh membaca kitab suci Al-Qur’an selama 15 menit setiap akan memulai pelajaran  atau sekurang-kurangnya 5 ayat. Jika dilakukan dalam pembelajaran daring, tugas tersebut harus dilaporkan kepada guru Agamanya masing-masing. Hal ini perlu dilakukan juga untuk membangun kerja sama antara guru dan orang tua siswa dalam membimbing peserta didik untuk mendukung program pemerintah yakni memberantas buta aksara.

Dan untuk meningkatkan minat baca siswa di rumah harus dimulai dari buku. Ketertarikan pada buku akan merangsang anak termotivasi dan memiliki kemampuan membaca buku lebih banyak. Ciptakan kegiatan membaca sebagai kesenangan dan orang tua harus menjadi contoh terbaik dengan cara membaca bersama-sama. Sehingga dengan begitu anak akan tertarik mengikutinya.

Ketersediaan perpustakaan kecil keluarga juga akan membantu anak terbiasa dan akrab dengan  buku saat berada di rumah. Hal tersebut juga akan membantu anak menyukai baca buku. Agar lebih menarik, buku ditata sedemikian rupa sehingga menarik anak untuk senang membaca

Jika perlu, membuat program wajib baca dalam keluarga. Sehingga pada jam-jam tertentu anak dibiasakan untuk wajib membaca buku. Dengan demikian, harapannya anak akan terbiasa untuk membaca.

Ditulis oleh Julianur, S. Ag  (Guru Pendidikan Agama di SMP Negeri 1 Bantan)

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis