Memantik Jiwa Entrepreneur Peserta Didik Melalui Projek Kewirausahaan Berbasis K-13 dan P5

- Editor

Jumat, 17 Maret 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Oleh Dwi Indah Nurlaili, S.Pd 

Guru di SDN Keboguyang-Jabon 

 

 

Jiwa entrepreneur peserta didik jenjang  SD perlu dikembangkan untuk melatih  kemandirian dan kreativitas peserta didik  sebagai bekal hidup di masyarakat secara  berkelanjutan pada masa kini dan masa  yang akan datang. Tak terkecuali, peserta didik kelas 6 yang sudah menerima materi  pembelajaran pada tema wirausaha subtema ayo, belajar berwirausaha.

Namun pada  praktiknya, pembelajaran belum diterapkan  secara maksimal di kelas. Oleh karena itu,  diperlukan upaya untuk memantik jiwa entrepreneur peserta didik melalui  pengintegrasian materi pelajaran Kurikulum 2013 dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila—meskipun belum  menerapkan Kurikulum Merdeka. 

Dengan  adanya pengintergrasian tersebut, peserta  didik diharapkan dapat menumbuhkan  karakter sesuai enam kompetensi profil  pelajar Pancasila. 

Jiwa Entrepreneur 

Wirausaha merupakan kata yang berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang berarti melakukan (to  undertake) atau mencoba (trying) (Frinces,  2010).  Dalam  konteks pendidikan, kewirausahaan dipandang sebagai program pembelajaran yang dirancang untuk menumbuhkan  pengetahuan, keterampilan, dan sikap  peserta didik untuk memiliki jiwa entrepreneur sebagai bekal bertahan hidup di masyarakat secara  berkelanjutan pada masa kini dan masa  yang akan datang.  

Karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sendiri meliputi: percaya diri, berpikir ke arah hasil  (manfaat), berjiwa kepemimpinan, berani  mengambil risiko, berorientasi pada tugas  dan hasil, keorisinilan atau visi diri (Suwithi,  2019). 

Percaya diri meliputi optimis, mandiri, dan bersemangat. Berpikir ke arah  hasil meliputi tekun, kerja keras, dan berprestasi. Jiwa kepemimpinan meliputi terbuka terhadap saran dan kritik, tegas,  berwibawa, dan teladan bagi orang lain. 

Berani mengambil risiko meliputi tanggung  jawab dan melakukan analisis yang matang. Berorientasi tugas dan hasil meliputi  kreatif, inovatif, dan berkompeten.  Keorisinilan meliputi berpikir visioner dan  memiliki perspektif yang kuat. 

Nah, pengembangan jiwa entrepreneur pada  peserta didik ini dapat diarahkan melalui  penumbuhan karakter peserta didik sesuai  enam kompetensi Profil Pelajar Pancasila. Sedangkan penerapan jiwa entrepreneur peserta didik dapat diterapkan dalam pelaksanaan  pembelajaran projek kewirausahaan di kelas yang dilakukan secara individu maupun  kelompok.  

Projek Profil Pelajar Pancasila

Projek  Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) telah didesain agar peserta didik mampu 

melakukan investigasi, memecahkan  masalah, dan mengambil keputusan serta bekerja dalam periode waktu yang telah  dijadwalkan untuk menghasilkan produk  atau aksi nyata. 

Manfaat dari projek dalam konteks  P5 yaitu memberikan kesempatan kepada  peserta didik untuk “mengalami  pengetahuan” sebagai proses penguatan  karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Peserta didik  dapat melakukan aksi nyata dalam  menjawab isu-isu terkini sesuai dengan  tahapan belajar dan kebutuhannya. 

Selain itu, juga dapat sebagai sarana yang optimal dalam  mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten,  berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan  nilai-nilai Pancasila. 

Aktivitas projek dalam konteks  P5 ini dapat dilakukan melalui lima tahapan.  Pertama, Kenali. Pada tahap ini, mengenali  dan membangun kesadaran peserta didik  terhadap tema yang sedang dipelajari. Kedua, Selidiki. Pada tahap ini, peserta didik menggali  permasalahan di lingkungan sekitar yang  terkait dengan topik pembahasan. 

Ketiga,  Lakukan. Pada tahap ini, merumuskan  peran yang dapat dilakukan melalui aksi  nyata. Keempat, Genapi. Pada tahap ini, siswa menggenapi proses dengan berbagi karya  serta melakukan evaluasi dan refleksi. Kelima, Lanjutkan. Pada tahap ini, peserta didik  menyusun langkah strategis.  

Kelima  aktivitas di atas, harus dilakukan  secara berurutan, sistematis, dan berkelanjutan.  

Guru sebagai fasilitator projek di kelas  harus memberikan pendampingan bagi  peserta didik dalam merencanakan dan melaksanakan setiap tahapan kegiatan  projek yang dilaksanakan. Melalui kelima tahapan  tersebut, diharapkan peserta didik mampu  menghasilkan produk atau aksi nyata dalam menjawab isu-isu terkini sesuai  dengan tahapan belajar dan kebutuhan belajarnya. 

Memantik Jiwa Entrepreneur Melalui  Projek

Tema kewirausahaan dalam projek  perlu ditentukan bertujuan agar peserta didik  dapat mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat  lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta  kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial  dan kesejahteraan masyarakat.  

Melalui  kegiatan ini, kreativitas dan budaya  kewirausahaan di dalam diri siswa diharapkan dapat ditumbuhkembangkan.  Peserta didik juga diharapkan mampu membuka wawasan tentang peluang masa depan, peka akan  kebutuhan masyarakat, menjadi problem  solver yang terampil, serta siap untuk  menjadi tenaga kerja profesional penuh  integritas. 

Dalam mengimplementasikannya berdasarkan pengalaman penulis,  pada tahap pertama, peserta  didik diperkenalkan beberapa jenis wirausaha di Sidoarjo. Langkah selanjutnya,  melakukan eksplorasi isu atau potensi ekonomi Desa Keboguyang, Kecamatan Jabon. Selanjutnya melakukan kunjungan ke UMKM pembuatan tempe dan tahu. 

Pada  kegiatan ini, peserta didik perlu menyiapkan  daftar wawancara dan melakukan  wawancara kepada narasumber. 

Pada tahap kedua yaitu Tahap Selidiki, peserta  didik melakukan diskusi kritis  permasalahan produk tempe dan tahu.  Selanjutnya membangun ide kreatif untuk mengatasi permasalahan  produk tempe dan tahu dalam bentuk  infografik. Berikutnya mempresentasikan  ide kreatifnya di depan kelas. 

Pada kegiatan  tersebut, guru melakukan asesmen dengan cara  mengamati hasil presentasi peserta didik.  

Di tahap ketiga, peserta  didik merancang produk tahu yang sudah  dikembangkan mencakup  alat dan bahan yang dibutuhkan, serta cara pembuatannya. Langkah selanjutnya, siswa membuat tahu susu sesuai alat dan bahan yang sudah disiapkan. 

Pada kegiatan ini, guru membimbing  peserta didik dalam membuat tahu susu dan  mengimbau agar berhati-hati saat  menggunakan alat. 

Pada tahap keempat, peserta didik menyajikan produk tahu susu yang sudah dibuat. Pada kegiatan  ini, guru dan peserta didik mencicipi  produk tahu susu yang dihasilkan. Langkah  selanjutnya, mengemas produk tahu susu dengan desain bungkus yang menarik.  Pada kegiatan ini, guru menilai hasil akhir produk makanan yang dibuat. 

Terakhir, peserta didik  memasarkan produk tahu susu yang sudah  dibuat kepada warga sekolah. Pada kegiatan  ini, peserta didik dapat meminta komentar  atau review produk tahu susu yang sudah  dibuat kepada konsumen.  

Projek dengan tema wirausaha seperti ini dapat  dijadikan sebagai jembatan dalam menumbuhkan jiwa entrepreneur pada  peserta didik. Dengan pengintegrasian tema  wirausaha dalam Kurikulum 2013 dengan  P5 dalam Kurikulum Merdeka, membuat guru lebih mudah menerapkan pembelajaran tema wirausaha di kelas 6. 

Dengan demikian dapat diketahui bahwa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tidak hanya bisa diterapkan pada Kurikulum Merdeka saja, namun juga dapat diterapkan pada pembelajaran tematik dalam Kurikulum 2013. Manfaatnya, dengan adanya pengintegrasian tersebut, secara tidak langsung juga menanamkan karakter sesuai enam dimensi kompetensi Profil Pelajar Pancasila. (*)

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

Berita Terkait

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka
Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 
Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan
Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan
Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan
Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 
Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua
Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan
Berita ini 157 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 20 Februari 2024 - 10:35 WIB

Memaksimalkan ChatGPT untuk Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka

Senin, 19 Februari 2024 - 15:20 WIB

Dampak Positif Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan di Indonesia 

Jumat, 16 Februari 2024 - 09:32 WIB

Menggali Potensi Kecerdasan Buatan dan Etika Penerapannya di Dunia Pendidikan

Selasa, 13 Februari 2024 - 10:50 WIB

Kecerdasan Buatan yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Selasa, 6 Februari 2024 - 10:35 WIB

Geogebra Media Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan

Senin, 5 Februari 2024 - 10:27 WIB

Apakah  Sosok Guru Akan Tergantikan oleh Teknologi AI? 

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:55 WIB

Kehadiran ChatGPT dalam Dunia Pendidikan, Bagai  Pedang Bermata Dua

Sabtu, 3 Februari 2024 - 15:20 WIB

Keajaiban Kecerdasan Buatan (AI) yang Mampu Merevolusi Dunia Pendidikan

Berita Terbaru