B. Model Taba
Model Taba berkembang pada tahun 1962. Tokoh yang mengembangkan model ini bernama Hilda Taba asal Estonia.
Menurut Taba, pengembangan suatu kurikulum harus melalui lima tahapan berikut ini.
1. Melakukan eksperimen
Pada tahapan ini, guru-guru melakukan kajian mendalam untuk menganalisis hubungan antara teori dan praktik. Kegiatan itu dilakukan melalui praktik atau eksperimen di dalam kelas hingga diperoleh data-data yang relevan. Selanjutnya, data-data itu digunakan untuk menguji teori yang ada.
2. Melakukan uji pada unit eksperimen
Tahapan ini bertujuan untuk menguji validitas data yang diperoleh. Caranya, guru melakukan eksperimen kembali di luar kelas.
3. Revisi dan konsolidasi
Perolehan data yang dari luar kelas akan menjadi acuan perbaikan atau revisi. Setelah perbaikan akan ada konsolidasi guna penarikan kesimpulan untuk hal-hal yang bersifat umum. Mengingat, unit eksperimen belum tentu sesuai untuk sekolah atau instansi lain.
4. Mengembangkan keseluruhan kerangka kurikulum
Di tahapan ini, para pengembang kurikulum melakukan kajian untuk memastikan kesesuaian antara konsep dan kondisi.
5. Penerapan kurikulum
Penerapan kurikulum dilakukan secara bertahap ke daerah yang lebih luas.
Jika mengacu pada fokus pemecahan masalahnya, metode Taba ini termasuk dalam pengembangan kurikulum secara induktif.