Strategi pembelajaran Ekspositori seringkali hanya dianggap sekedar menyampaikan pembelajaran dengan metode ceramah. Padahal strategi pembelajaran Ekspositori memiliki langka-langkah yang sistematis yang bisa membuat siswa juga aktif.
Memang strategi pembelajaran Ekspositori identik dengan cara ceramah. Cara ceramah atau kuliah dalam penyampaian materi pembelajaran seringkali dianggap tidak efektif karena membuat siswa jadi tidak aktif dan cenderung pasif dimana siswa hanya mendengarkan saja,
Sejujurnya penyampaian materi dengan cara ceramah tetap penting dilakukan agar memberikan siswa pengetahuan awal terkait materi pembelajaran yang belum pernah diajarkan sebelumnya.
Penyampaian materi dengan cara ceramah bisa disebut juga strategi pembelajaran ekspositori. Istilah lainnya adalah pembelajaran langsung (direct instruction) dan strategi “chalk and talk”
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal
Supaya strategi pembelajaran ekspositori tersampaikan dengan efektif dan siswa juga tetap aktif, ada beberapa langkah-langkah yang harus diperhatikan, sebagai berikut.
1. Persiapan (preparation)
Langkah persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan adalah:
- Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
- Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.
- Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
- Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka
- Memberikan sugesti yang positif
- Mulailah dengan membuka tujuan yang harus dicapai
2. Penyajian (presentation)
Penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran harus sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan sebelumnya. Hal yang perlu dipikirkan oleh guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.
Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya adalah penggunaan bahasa, intonasi suara, menjaga kontak mata dengan siswa, diselingi dengan candaan (joke) agar suasana tidak tegang melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu.
3. Korelasi (correlation)
Selanjutnya, langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau hal-hal lain. Kaitkan hal-hal yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Bertujuan agar memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya, maupun makna untuk meningkatkan kualitas kamampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
4. Menyimpulkan (generalization)
Pada tahap ini, menyimpulkan merupakan tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Menyimpulkan juga memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Dengan demikian, siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
- Mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan.
- Memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
- Cara mapping melalui pemetaan keterkaitan antarmateri pokok materi.
5. Mengaplikasikan (aplication)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Teknik yang biasa dilakukan pada akhir pelajaran. Langkah ini di antaranya
- Membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan.
- Memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.
Ingin mengetahui lebih lanjut? Bapak dan Ibu Guru dapat mengikuti pelatihan “Memahami Model Pembelajaran Inovatif dan Interaktif dalam Mengoptimalkan Proses Belajar” yang diselenggarakan oleh e-guru.id.