Kurikulum Merdeka Harapkan Generasi Emas Indonesia

- Editor

Selasa, 23 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ditulis oleh Muyasaroh, S.Pd.SD

Guru SDN 2 Kurnia Mataram

 

 

Tahun 2022, Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan baru untuk pendidikan, yaitu Kurikulum Merdeka. Kurikulum baru ini menggantikan kurikulum sebelumnya yang telah melekat dalam benak para pendidik selama kurang lebih 10 tahun, yaitu Kurikulum 2013. Kini saatnya para pendidik memulai dan beradaptasi terhadap kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah tersebut mulai Tahun Ajaran 2022-2023.

Kurikulum Merdeka ini perlu diterapkan. Menurut Joko Wahyono dalam sebuah Diklat “Inovasi Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka” bahwa negeri ini menghadapi tantangan besar dalam memperbaiki kualitas pendidikan nasional. Hasil survei PISA-OECD menyebutkan bahwa dunia pendidikan di Indonesia banyak menghadapi problematika. Salah satu problematika yang paling dahsyat adalah kondisi sosial psikologis siswa di mana 41 persen siswa pernah mengalami perundungan (peringkat 5 dari 78 negara ), dan 20 persen pernah menjadi korban rumor buruk. 

Penyebab rendahnya kualitas pendidikan saat ini memang tidak mutlak karena Kurikulum 2013 meskipun dinilai agak ribet karena harus memadukan beberapa materi mata pelajaran menjadi satu tema. Menurut hasil pengamatan saya dan keluhan para orang tua siswa bahwa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menjadi salah satu penyebab menurunnya mutu pendidikan akhir-akhir ini. 

Hampir tiga tahun para peserta didik mendapatkan pembelajaran secara daring melalui ponsel, tidak bisa tatap muka. Sehingga pendidikan karakter tidak terlaksana dengan baik ditambah lemahnya pemantauan dari guru dan orang tua siswa  sehingga para siswa kurang bertanggung jawab dan kurang disiplin terhadap proses pembelajaran tersebut. Bahkan terkadang ada yang lebih fokus terhadap main game dan terkena dampak negatif lainnya seperti konten yang tidak mendidik, berita hoax, dan perundungan di media sosial. Akhirnya karakter dan moralitas pada diri siswa semakin menurun sehingga berpengaruh terhadap kualitas pendidikan nasional. 

Diharapkan dengan adanya Kurikulum Merdeka dapat memulihkan pembelajaran serta meningkatkan karakter siswa menjadi lebih baik. Di dalam laman resmi Kemdikbud disebutkan bahwa Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di mana konten akan lebih optimal sehingga peserta didik memiliki cukup waktu dalam mendalami konsep dan penguatan  kompetensi. 

Di antara kelebihan dari Kurikulum Merdeka adalah fokus pada materi esensial, lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, lebih relevan, dan interaktif. Kurikulum Merdeka juga memberikan pendidikan karakter melalui penguatan Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 dimensi yaitu:

  1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan, dan berakhlak mulia  

Beriman berarti percaya sedangkan bertaqwa adalah menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi segala larangannya. Pelajar Indonesia diharapkan memiliki keimanan dan ketaqwaan serta berakhlak mulia terutama akhlak kepada Tuhan, agama, manusia, alam,  dan negara sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sila ke-1 dan 2.

  1. Berkebhinekaan global

Pelajar Indonesia diharapkan mampu menghargai perbedaan dan keragaman baik agama, sosial, dan budaya yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika; berpikir terbuka terhadap budaya lain yang tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa Indonesia. 

  1. Bergotong royong

Pelajar Indonesia harus mampu menciptakan kerukunan melalui kerja sama dalam kegiatan yang bersifat gotong royong seperti membersihkan lingkungan dan melestarikan alam; mampu berkolaborasi dalam pembuatan proyek kelas serta peduli dan mau berbagi kepada orang yang lebih membutuhkan.

  1. Mandiri

Pelajar Indonesia harus bisa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran, fokus pada kemampuan diri sendiri  sehingga dapat menyelesaikan tugas secara mandiri, memiliki rasa percaya diri dalam mengembangkat bakat, serta disiplin terhadap aturan yang ada.

  1. Bernalar kritis

Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpikir kritis menemukan ide atau gagasan dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik secara lisan maupun tulisan sehingga dapat meningkatkan literasi pada diri siswa; menganalisis, mengevaluasi, dan mampu mengambil keputusan  dalam memecahkan masalah numerasi.

  1. Kreatif

Pelajar Indonesia harus selalu berpikir maju untuk berkreasi dan berinovasi baik yang bersifat modifikasi atau menciptakan sesuatu  yang orisinil seperti karya seni yang disesuaikan dengan kemampuan dan bakat masing-masing. Sehingga hal itu berdampak besar dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Nah, dengan adanya Kurikulum Merdeka yang di dalamnya terdapat penguatan profil Pelajar Pancasila ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional dan memberikan pondasi karakter yang kuat terhadap pelajar Indonesia sehingga menjadi pelajar yang cerdas berkarakter yang akan menjadi Generasi Emas Indonesia di masa yang akan datang.

Generasi Emas adalah generasi masa depan yang memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) unggul. Dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia tentunya diperlukan pendidikan yang bermutu, terutama dalam era globalisasi seperti sekarang ini. 

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

Editor: Moh. Haris Suhud, S.S.

 

Berita Terkait

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal yang Masih Minim
Berita ini 19 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Selasa, 13 Agustus 2024 - 21:42 WIB

Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik

Berita Terbaru

Kurikulum Pendidikan

Ramai Diperbincangkan Deep Learning, Akan Gantikan Kurikulum Merdeka?

Rabu, 13 Nov 2024 - 11:51 WIB

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis