Kriteria sekolah kurikulum prototipe – Sebagian besar pasti banyak diantara bapak dan dan ibu sekalian yang merasa penasaran mengenai kriteria bagi sekolah yang ingin menerapkan kurikulum prototipe.
Sebenarnya kriteria sekolah yang bisa menerapkan kurikulum prototipe hanya ada satu hal yaitu : Berminat menerapkan kurikulum prototipe untuk memperbaiki pembelajaran.
Seperti yang sebelumnya sudah di sampaikan oleh Nadiem Makarim sekalu Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Dari Ruang Sidang Komisi X DPR RI.
Nadiem makarim menyampaikan “kita akan melakukan learning recovery dari pada adanya learning loss yang sangat gawat darurat ini, kita tidak akan melakukan pemaksaan apapun dalam bentu kurikulum, di hanya akan di terapkan kepada sekolah yang mau dan siap untuk menerapkan kurikulum baru. Jadi sekolah tidak perlu khawatir kami menyerahkan seluruh keputusannya kepada Sekolah untuk menerapkan kurikulum prototipe sebagai opsi.”
Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa kurikulum prototipe hanya di terapkan untuk sekolah yang siap dan memiliki kemauan menerapkan secara nyata konsep dari merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Karena memang jika di pelajari lebih lanjut kurikulum 2022 ini atau kurikulum prototipe ini sangat memberikan kemerdekaan belajar kepada guru untuk dapat mendesain pembelajaran hingga menerapkan tujuan pembelajarannya.
Mungkin Bapak/ Ibu bertanya- tanya mengapa di tidak diwajibkan semua sekolah? Hal ini juga di jawab oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim tentang kurikulum 2022 yang juga menyampaikan hal lainnya.
Menteri Pendidikan juga menyampaikan “Kita sudah bertahun tahun melihat bukan hanya di Indonesia apapun yang dipaksakan probabilitas sukses nya akan rendah, yang kita butuhkan adalah kemauan dari guru- guru dan kepala sekolah untuk berubah itu adalah faktor pentingnya”.
Dari paparan terbut tersampaikan juga, bahwa Kemdikbud tidak mewajibkan semua sekolah alasannya yaitu bahwa Kemdikbud yakin sesuatu yang dipaksakan sangat kecil probabilitas kesuksesanya.
Yang terpenting dari program kurikulum prototipe ini adalah kesadaran dan kemauan guru serta kepala sekolah untuk dapat memulihkan pembelajaran di saat adanya learning loss seperti ini.
Bagaimana tahapan sekolah dalam menerapkan kurikulum prototipe?
Tahapan Sekolah Dalam Menerapkan Kurikulum Prototipe
1. Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah mempelajari materi yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan
Kepala sekolah atau kepala madrasah yang ingin menerapkan kurikulum prototipe akan diminta untuk mempelajari materi yang disiapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi tentang konsep kurikulum prototipe. Harapannya dengan adanya hal ini kepala sekolah atau kepala madrasah sebagai perwakilan dari sekolah bisa mengetahui lebih dalam mengenai konsep dan sistem kurikulum prototipe atau kurikulum paradigma baru.
2. Mengisi Form Pendaftaran
Jika setelah mempelajari materi tersebut, maka langkah selanjunya sekolah dapat memutuskan untuk mencoba menerapkannya atau tidak. Jika memutuskan untuk menerapkan kurikulum ini sekolah diminta untuk mengisi form pendaftaran dan sebuah survei singkat.
Jadi intinya dalam tahapan sekolah dalam menerapkan kurikulum prototipe prosesnya adalah pendaftaran dan pendataan, BUKAN SELEKSI. Sehingga, semua sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menerapakan kurikulum ini.
Seperti yang disampaikan Kepala BSKAP Kemendikbudristek bahwa “Kemendikbudristek percaya bahwa kesediaan kelapa sekolah atau kepala madrasah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi kurikulum di konteks masing- masing akan menjadi kunci keberhasilan dalam penerapan kurikulum. Dengan demikian, kurikulum prototipe dapat diterapkan di semua sekolah atau madrasah, bukan hanya terbatas di sekolah yang memiliki fasilitas yang memadai yang berada di daerah perkotaan”.
Selanjutnya pertanyaan yang muncul di benak kita yaitu, Bukankah tingkat kesiapan sekolah atau madrasah yang satu dengan yang lainnya berbeda? bagaimana dengan adanya kesenjangan mutu antar sekolah dan madrasah yang tidak bisa di sama ratakan ?
Benar, oleh sebab itu Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi menyiapkan skema tingkatan dalam kurikulum prototipe ini. Yang merupakan hasil survey yang terdapat pada pendataan sekolah- sekolah saat proses pendaftaran.
Kriteria sekolah kurikulum prototipe, Bagaimana tingkatan penerapan kurikulum bagi sekolah? terdapat dua skema yaitu sebagai berikut:
Dua Skema Tingkat Penerapan Kurikulum Bagi Sekolah
1. Skema Pertama (Sekolah yang sudah terbiasa mengadaptasi)
Sekolah yang sudah terbiasa mengadaptasi materi dan kerangka kurikulum, akan disarankan untuk mengadopsi kurikulum prototipe secara penuh, selanjutnya akan diberikan penguatan dan rekognisi formal.
Sebenarnya, sekolah seperti ini sudah menerapkan substansi dari pembelajaran yang ingin di dorong melalui kurikulum prototipe.
2. Skema Kedua (sekolah yang belum terbiasa mengadaptasi)
Sekolah yang belum terbiasa mengadaptasi materi dan kerangka kurikulum, akan disarankan untuk mencoba menerapkan secara persial atau yang merupakan bagian dari keseluruhan.
Di tahun pertama, sekolah tersebut perlu mempelajari dan menerapkan beberapa komponen dari kurikulum prototipe sembari masih menggunakan kurikulum 2013.
Misalnya saja, penggunaan buku teks baru untuk mapel tertentu, penerapan asesmen diagnostik untuk literasi dan numerasi, atau pembelajaran berbasis projek untuk tema- tema tertentu.
Segala prosesnya Kemendikbudristek nantinya akan melakukan pemetaan tingkat kesiapan dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan dari masing masing sekolah sesuai dengan hasil pendataan survey dalam proses pendaftaran.
Penerapan Kurikulum prototipe ini akan di uji cobakan selama 2022 sampai 2024 kemudian akan di evaluasi, yang nantinya akan di ambil kesimpulan untuk penerapan kurikulum nasional di tahun 2024.
Keberhasilan penerapan kurikulum 2022 kurikulum prototipe ini tidak akan lepas dari guru- guru dan kepala sekolah disetiap jenjang mulai dari jenjang PAUD, Sekolah Dasar, hingga Pendidikan menengah atas. Kita bersama sama melakukan cara terbaik untuk dapat melakukan pemulihan pembelajaran agar tidak terjadi lagi learning loss yang mengkhawatirkan lagi.
Perubahan kurikulum tidak dilakukan hanya serta merta karena perkara politik tetapi dikarenakan kementerian sudah melakukan evaluasi evaluasi pembelajaran terhadap kurikulum yang di terapkan. Serta juga mempertimbangkan masukan masukan dari berbagai pihak seperti seruan pendidik, guru serta orang tua. Sehingga di hasil adanya perbaikan perbaikan kurikulum yang berlaku di Indonesia.
Agar penerapan nya dapat lebih matang. Kurikulum sudah mulai di kaji dari tahun 2017, pengembangan sudah mulai serta sudah di terapkan di sekolah tertentu yang termasuk ke dalam program sekolah penggerak, dan masih memerlukan beberapa pengembangannya, dan masukan masukan
Demikian penjelasan dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi atau kemedikbudristek mengenai kriteria sekolah kurikulum prototipe atau sekolah yang boleh menerapkan kurikulum prototipe, semoga bisa bermanfaat serta memberikan informasi – informasi yang terbaru dan tepat.
e-Guru.id menyelenggarakan Workshop 35JP Dengan Judul Model Pembelajaran SUPER Berbasis Ponsel untuk Menunjang Kurikulum Prototipe DAFTAR SEKARANG
Ingin dibantu daftar ? Silahkan Hubungi 087719662338 (Rahma)
Penulis : Rahma Ta’nisa