Konsep Pembelajaran Multiple Intelligence (Kecerdasan Majemuk)

- Editor

Rabu, 11 Januari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembelajaran multiple intelligence menjadi solusi terbaik dalam mengatasi problematika tersebut. Dengan menerapkan konsep multiple intelligence, satuan pendidikan telah berusaha memberikan pengalaman belajar terbaik. Pembelajaran tersebut juga dapat memantik kecerdasan anak.

Menurut Howard Gardner, dalam bukunya, Armstrong 2003, yang menentukan perkembangan kecerdasan adalah paralyzing experience dan crystallizing experience. Artinya, pengalaman itu sangat penting dan berpengaruh terhadap kecerdasan. Baik pengalaman baik ataupu buruk, keduanya akan mengiringi perjalan anak selama belajar.

Sebenarnya, setiap anak memiliki kecerdasan majemuk. Namun, tetap saja, baik guru ataupun orangtua harus memantau perkembangan mereka. Mereka butuh arahan untuk menentukan kecerdasan apa yang paling menonjol. Setelahnya, kecerdasan tersebut harus ditingkatkan dan dipraktikkan dalam keseharian.

Dalam hal ini, guru dan orangtua bisa menerapkan beberapa konsep pembelajaran multiple intelligence. Di antaranya adalah:

Memupuk beragam kemampuan

Konsep pertama, manusia tidak cukup hidup hanya dengan mengandalkan satu kemampuan. Sebagaimana problematika yang beragam, maka kemampuan pun harus beragam. Oleh karena itulah, guru diharapkan benar-benar memperhatikan kemampuan intelektual siswa. Dengan begitu, mereka akan siap menjalani aktivitas sehari-hari dengan segudang pengalaman.

Kecerdasan merupakan preferensi

Yang dimaksud dengan preferensi adalah keseuaian. Setiap siswa memiliki beragam kecerdasan. Hanya saja, tidak semua kecerdasan tersebut menonjol. Umumnya, masing-masing siswa ahli dalam satu bidang. Misalnya, seorang siswa termasuk pintar dalam pelajaran matematika, bahasa, dan seni. Namun, di antara 3 bidang tersebut, yang paling menonjol adalah seni.

Dalam hal ini, peran guru adalah memfasilitasi agar bakat anak berkembang. Guru bisa menyediakan bimbingan private, kegiatan ekstrakurikuler, atau program-program pendukung lainnya. Hal inilah yang akan membentuk pengalaman mengesankan pada diri anak.

Selanjutnya, guru tidak sekadar melatih, tetapi juga mendorong agar anak mengaplikasikan kemampuannya. Bahkan, jika memungkinkan, guru dapat mengolaborasikan bakat anak dengan mata pelajaran atau skill lain yang diminati anak. Dengan demikian, anak tidak akan bergantung pada satu kemampuan saja. Sebaliknya, anak dapat merasakan manfaat dari skill lain saat terjun di masyarakat.

Halaman Selanjutnya

Kecerdasan anak tidak sama

Berita Terkait

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru
Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan
Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan
Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21
Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal
Ciri-Ciri Guru Tidak Mampu Mengelola Kelas dengan Baik, Ini Solusinya!
Model-Model Pengelolaan Kelas yang  Inovatif Dapat Guru Gunakan di Kelas
Cara Pengelolaan Kelas yang Kreatif Mendorong Literasi dan Numerasi Siswa
Berita ini 27 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 12 September 2024 - 10:58 WIB

Peran Kepala Sekolah dalam Membangun Budaya Kolaborasi Guru

Rabu, 11 September 2024 - 21:34 WIB

Contoh Bentuk Kegiatan Kolaborasi Guru dan Siswa yang Dapat Anda Terapkan

Rabu, 11 September 2024 - 21:20 WIB

Strategi Meningkatkan Kolaborasi Guru di Sekolah sebagai Kunci Sukses Pendidikan

Selasa, 10 September 2024 - 12:28 WIB

Tantangan Guru dalam Mengelola Kelas dalam Pembelajaran Abad 21

Selasa, 10 September 2024 - 11:41 WIB

Tips Ampuh Mengatasi Gangguan Kelas dan Jaga Fokus Siswa Tetap Optimal

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis