Oleh Fitria Nilawati, S.Pd.SD
Guru di UPT SDN PETAHUNAN II
Hampir dua tahun terakhir ini sebagian besar belahan bumi dilanda pandemi Covid-19. Virus ini menyebar dengan hebat sehingga berdampak pada semua bidang dan semua lapisan masyarakat, termasuk di bidang pendidikan. Agar pembelajaran pada siswa berjalan dengan lancar dan sukses, dibutuhkan adanya kolaborasi antara guru dan siswa.
Pendidikan mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi ikut merasakan dampak dari pandemi Covid-19 ini. Karena tidak boleh berkumpul dengan jarak dekat pada satu lingkungan yang sama, maka pemerintah mengambil kebijakan untuk memberlakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau istilah lainnya belajar dari rumah (BDR). Pemerintah juga menyesuaikan kurikulum yang ada sehingga butuh adaptasi yang cepat bagi para pelaku pendidikan.
Kebijakan ini pada awalnya banyak mengundang pro dan kontra di masyarakat terutama bagi orang tua. Kegiatan pembelajaran seolah berbalik 180 derajat dari sebelumnya. Banyak guru di Indonesia yang masih kesulitan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran online. Begitu pula dengan anak-anak, mereka harus belajar dari rumah secara tiba-tiba, melakukan proses pembelajaran secara online, tidak boleh berinteraksi dengan guru dan teman-teman secara langsung. Ini secara otomatis mempengaruhi mental anak-anak.
Ketidaksiapan dari berbagai pihak ini tentu harus sama-sama disikapi secara bijak karena kita harus waras secara fisik dan mental untuk menghadapi permasalahan ini. Kita tidak dapat menolak dan juga tidak harus menerima begitu saja kondisi saat ini. Pada intinya kita harus sama-sama berjuang untuk agar anak-anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak dan bermakna di masa pandemi Covid-19 ini.
Hal itu akan terwujud jika adanya kolaborasi antara guru dan siswa untuk saling mendukung kegiatan belajar siswa setiap hari. Sehingga guru dapat dengan lancar mentransfer ilmu, siswa dapat memperoleh pengajaran, dan orang tua tidak terbebani untuk mendampingi siswa belajar dari rumah (BDR).
Berbagai upaya dilakukan oleh guru dan orang tua agar anak-anak tetap mendapatkan pembelajaran yang bermakna di masa pembelajaran jarak jauh, di antaranya:
Guru Mengemas Pembelajaran dengan Baik
Dalam pelaksanaan pembelajaran online, banyak guru hanya memberikan tugas di rumah kepada siswa lalu jawaban dikirim dan dinilai. Padahal esensi dari pembelajaran bukan pada hasil akhir nilainya, namun bagaimana siswa memperoleh proses pembelajaran dengan baik. Untuk itu banyak upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kesalahpahaman ini di antaranya melalui pengadaan diklat, workshop pembelajaran online di masa pandemi, agar guru lebih siap untuk menyampaikan pembelajaran dengan baik.
Guru Memberikan Pemahaman tentang Pembelajaran Jarak Jauh
Banyak siswa dan orang tua yang mengartikan pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah ini sama dengan “libur”. Untuk itu guru perlu memberikan pemahaman bahwa pembelajaran yang semula dilakukan di sekolah kini harus dilakukan di rumah tanpa mengurangi esensi pembelajaran yang ada.
Untuk itu, guru memberikan pelayanan pendidikan di rumah secara online seperti yang dilakukan di kelas seperti biasanya dan tugas orang tua memberikan pemahaman apabila anak-anak menemui kesulitan belajar—yang pastinya tetap memperhatikan instruksi dari guru.
Guru dan Orang Tua Membuat Kesepakatan untuk Jam Pembelajaran
Tidak sedikit orang tua yang memiliki kesibukan bekerja sehingga tidak ada waktu mendampingi putra-putrinya belajar di rumah. Ada juga siswa yang memiliki keterbatasan alat komunikasi karena ponsel dibawa oleh orang tua saat bekerja. Hal ini tentunya tidak boleh menjadi halangan dalam pembelajaran dan harus sama-sama disikapi secara bijak oleh guru dan orang tua. Untuk itu perlu membuat kesepakatan jadwal agar saat guru memberikan pengajaran, orang tua bisa mendampingi putra-putrinya di rumah terutama untuk siswa kelas rendah.
Guru dan Orang Tua Menempatkan Diri sebagai Mitra dalam Mendidik Anak
Kondisi pandemi seperti ini tentu sama-sama tidak diinginkan oleh siapa saja, namun pendidikan harus tetap berjalan. Seringkali orang tua beranggapan bahwa mendidik siswa itu adalah tugas guru di sekolah, padahal sejatinya tri pusat pendidikan anak itu ada di rumah, sekolah, dan masyarakat. Untuk itu perlunya kesadaran dari tidak perlu saling menyalahkan, namun perlunya berkolaborasi antara guru dan orang tua. Orang tua bisa menjadi mitra guru di rumah, untuk membantu guru untuk mentransfer ilmu kepada putra-putrinya.
Semua itu perlu dilakukan oleh guru dan orang tua agar selama masa pandemi Covid-19, meski siswa belajar dari rumah, para peserta didik mendapatkan pendidikan dengan layak. Diharapkan guru dan orang tua tetap bersinergi dalam mensukseskan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Dan kolaborasi semacam itu harus tetap berlanjut.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!