Kisah Inspiratif: Guru SD yang Jadi Wasit Badminton di Olimpiade Tokyo 2020

- Editor

Kamis, 12 Agustus 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jangan meremehkan profesi seorang guru SD. Guru SD pun bisa berprestasi, seperti yang dicapai oleh Qomarul Lailiah, seorang guru di SD Negeri (Sawunggaling 1, Surabaya. Ia adalah salah satu wasit badminton dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020. Ini adalah prestasi yang membanggakan karena tidak semua orang bisa menjadi wasit di dalam gelaran olahraga yang sangat bergengsi tersebut. 

Guru berusia 44 tahun tersebut merupakan guru bahasa Inggris di SD Negeri Sawunggaling 1. Aktivitasnya sehari-hari, kecuali menjadi wasit badminton, tentu saja juga mengajar di kelas-kelas seperti guru SD pada umumnya. 

Untuk dapat menjadi wasit badminton di Olimpiade Tokyo 2020 tentu saja tidak semudah membalikkan tangan. Proses menjadi wasit tersebut membutuhkan kerja keras dan kedisiplinan yang tinggi. 

Ketika masih kecil, guru SD yang akrab disapa dengan Bu Lia tersebut sebenarnya tidak tertarik menjadi wasit. Apalagi di cabang olahraga badminton. Ia mengaku kesulitan memahami prosedur dan peraturan permainan olahraga tersebut. 

Entah apa yang terjadi, kemudian wanita yang lahir di tahun 1977 tersebut tertarik untuk mempelajari cara menjadi wasit badminton. Tidak sampai di situ, ia bahkan mengikuti ujian di tingkat provinsi untuk seleksi menjadi wasit olahraga badminton. 

Di tingkat provinsi, Bu Lia dinyatakan lolos. Namun setelah itu, tidak serta merta membuatnya langsung menjadi wasit badminton profesional. 

Pada suatu saat, ia pernah memimpin sebuah pertandingan badminton. Namun ia banyak mendapat protes dari pemain karena dianggap sebagai wasit yang kurang profesional dan banyak melakukan kesalahan dalam memimpin pertandingan. 

Meskipun mendapat banyak hinaan dan cemoohan, namun hal tersebut tidak menghentikannya untuk menjadi wasit yang profesional. Justru dengan hujatan tersebut, ia makin rajin belajar dan membaca buku-buku yang berkaitan dengan Law of Badminton. 

Untung saja ia seorang guru bahasa Inggris. Karena dalam buku Law of Badminton seluruhnya menggunakan bahasa Inggris. Sehingga untuk memahaminya maksud dari tulisan tersebut diperlukan kompetensi dalam menggunakan bahasa Inggris. 

Nah, setelah merasa percaya diri dengan kemampuannya, setelah pembelajaran yang begitu panjang, ia memutuskan untuk mengikuti ujian nasional menjadi wasit badminton. Dan ia pun dinyatakan lolos. Singkat cerita, kariernya sebagai wasit profesional di cabang olahraga badminton makin moncer. 

Meski demikian, ia tidak melupakan tugasnya sebagai guru. Ia selalu ingat dengan anak-anak didiknya. Ia selalu semangat menularkan ilmu yang dimiliki baik berupa pelajaran bahasa Inggris dan juga pelajaran hidup yang telah dijalani. 

Kepada siswanya, Bu Lia selalu berpesan agar selalu disiplin jika ingin mendapatkan kesuksesan dan mencapai cita-cita yang diinginkan. Selain itu, mental percaya diri dan pantang menyerah juga tak kalah pentingnya. Menurutnya, tiga hal tersebut menjadi kunci meraih kesuksesan. 

“Ketika kita menerapkan tiga hal itu akan memudahkan kita mencapai banyak hal. Makanya, saya ajarkan kepada anak didik saya sedini mungkin,” ujar Bu Lia, seperti dikutip dari Kompas.com

Dengan tiga hal itu pula yang rupanya dapat membawa Bu Lia bisa lolos seleksi menjadi wasit badminton di ajang Olimpiade Tokyo 2020 kemarin. 

Itulah kisah inspiratif dari Bu Lia, seorang guru SD yang sukses mengejar cita-citanya. Dan ketika sudah sukses, ia tidak melupakan tugasnya sebagai guru bagi anak didiknya.  

Ditulis oleh Moh Haris Suhud (Pimpinan Redaksi NaikPangkat.com)

Ingin mengirim tulisan opini untuk diterbitkan di NaikPangkat.com?

Berita Terkait

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif
Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?
Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar
Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan
Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045
Undang-Undang Perlindungan Anak dan Dilema dalam Pembentukan Karakter Disiplin Peserta Didik
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak untuk Mensuksekan Kurikulum Merdeka
Penerapan Student Lead Conference untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik
Berita ini 8 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 18 November 2024 - 20:12 WIB

Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Kreatif dan Interaktif

Rabu, 4 September 2024 - 10:05 WIB

Chat GPT: Menguntungkan atau Merugikan Guru?

Kamis, 15 Agustus 2024 - 23:11 WIB

Mission Service Learning sebagai Pilihan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Jenjang Sekolah Dasar

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:44 WIB

Pentingnya Komunitas Belajar bagi Guru di Satuan Pendidikan

Rabu, 14 Agustus 2024 - 14:52 WIB

Penguatan Kemampuan Literasi untuk Menyiapkan Generasi Gemilang 2045

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis