Seiring berkembangnya zaman juga dibarengi dengan perkemkembangan teknologi yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme pembelajaran berbasis IT menjadi tak terelakkan lagi.
Konsep yang kemudian dikenal sebagai e-Learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional kedalam bentuk digital, baik secara isi (konten) maupun sistemnya.
Di masa pandemi covid-19 ini, pembelajaran berbasis e-Learning sudah menjadi suatu learning management system yang wajib diterapkan diberbagai satuan pendidikan formal maupun nonformal. Dengan begitu, e-Learning bukan lagi menjadi hal yang baru dalam konteks pendidikan dan pembelajaran.
Kecenderungan untuk mengembangkan e-Learning semakin terlihat sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi. Bahkan pembelajaran berbasis e-Learning ini pada satuan pendidikan formal di indonesia kemungkinan besar kedepan akan lebih masif diterapkan dan bukan lagi menjadi alternatif pembelajaran.
Pentingnya E-Learning
Bukan hal yang tidak mungkin jika kita kaitkan dengan bidang-bidang lain selain bidang pendidikan. Pada bisnis misalnya, perusahaan cenderung memasarkan produknya lewat bantuan internet atau dengan kata lain berbasis online.
Perusahaan masa kini, sudah jarang sekali ditemukan melakukan pemasaran produk melalu banner atau baligo yang biasanya tersebar disetiap penjuru kota. Artinya e-Learning ini merupakan suatu konsep yang menjanjikan dalam memberikan pengaruh besar pada setiap bidangnya.
Kiranya sekolah di era sekarang ini mayoritas memiliki website pembelajaran atau seminimalnya website resmi sekolah. Karena mengingat kebanyakan orang akan cenderung mengakses informasi lewat internet terlebih dahulu ketimbang langsung mendatangi lemabag pendidikan itu sendiri.
Paradigma ini sekaligus membuat para orang tua atau wali murid khususnya dituntut untuk melek teknologi. Hal ini berkaitan dengan akses informasi sekolah melalui internet dan agar dapat membimbing anaknya yang belajar secara online.
Efektivitas E-Learning
Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan pelajaran dan kebutuhan peserta didik. Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen-elemen ini dimengerti secara detail.
1. Peserta didik
Elemen yang utama tentunya peserta didik sebagai seorang pembelajar. Untuk belajar dengan sukses, maka perlu didukung oleh keadaan lingkungan yang baik, menumbuhkan motivasi, mampu mengelola pemikiran kritis dan analisa serta memaksimalkan berbagai sumber belajar yang tepat.
Dalam konteks pembelajaran e-Learning, peserta didik dituntut untuk menjadi seseorang yang terbuka atas berbagai informasi dan pengetahuan. Dapat mengakses berbagai pengetahuan dengan keterampilan daya analisa dan berpikir kritis sehingga tidak salah dalam mendapatkan suatu informasi atau pengetahuan.
Bagi guru, tentunya harus dapat mengembangkan minat peserta didik terhadap teknologi. Hal ini sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru yang mungkin kurang melek dengan teknologi harus mengupayakan pembelajaran e-learning yang tepat sesuai kondisi yang ada.
2. Lembaga atau satuan pendidikan
Kesuksesan pembelajaran e-Learning juga tidak jauh dari peran lembaga atau satuan pendidikan. Satuan pendidikan bertanggungjawab dalam memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memahami keterbutuhan pembelajaran masa kini.
Lembaga atau satuan pendidikan harus berupaya memberikan fasilitas belajar yang lebih variatif. Dimasa pandemi ini, misalnya, dengan menyediakan platform belajar untuk kebutuhan pembelajaran online.
3. Fasilitator
Fasilitator dalam hal ini adalah guru. Guru tentunya harus sudah siap lebih awal ketimbang peserta didik dalam konteks pembelajaran e-learing. Mulai dari memahami konsep, merancang, merumuskan, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pada kompetensi pedagogik, tentunya guru harus pintar-pintar dalam merencanakan metode dan strategi pembelajaran seperti apa yang layak untuk pembelajaran e-learning tersebut.
Hal demikian dimaksudkan akan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan efektif. Peserta didik dapat menyerap ilmu dari sajian materi atau bisa juga dari pengelolaan tools, fitur, dan menu dalam pembelajaran e-learning.
4. Staf penunjang
Kebanyakan kesuksesan program e-Learning ini berhubungan juga dengan penunjang fungsi-fungsi pelayanan. Seperti registrasi peserta didik, penyampaian materi pembelajaran, penjagaan copyright, penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis, dan lain sebagainya.
Staf penunjang ini merupakan kebutuhan utama untuk mencipatakan keadaan. Sehingga program atau kegiatan e-learning tetap ada pada jalur yang sesuai.
5. Administrator
Administrator e-Learning yang efektif bukan hanya sekedar memberikan ide, tapi juga perlu bekerja sama dan membuat suatu konsensus dengan para pembangun, pengembang, pengambil keputusan, dan pengawas.
Mereka dalam hal ini harus bekerja sama dengan personel teknis dan staf penunjang. Meyakinkan bahwa sumber daya teknologi perlu dikembangkan secara efektif untuk keperluan tujuan akademis kedepannya.
Lebih penting lagi jika kemudian didalam mengelola suatu akademik, perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan kesuksesan peserta didik merupakan tanggungjawab yang utama.
Strategi E-Learning
Strategi yang diterapkan dalam pembelajaran e-Learning diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang disajikan. Mulai dari meningkatkan partisipasi aktif, kemampuan belajar mandiri, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi, dan lain-lain.
Untuk mencapai hal-hal tersebut, dalam pengembangan aplikasi e-Learning perlu memperhatikan pada materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar dan relevan.
Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan teknologi e-Learning tentunya. Materi dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli.
Misalnya, tampilan video digital dengan memperlihatkan seorang ahli mekanik yang menunjukan bagaimana cara memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi 3 dimensi, dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif dua langkah.
Terdapat beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dengan menggunakan teknologi e-Learning. Strategi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Learning by doing
Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari. Misalnya, simolator penerbangan (flight simulator), di mana seorang calon penerbangan dapat dilatih untuk melakukan suatu pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawatnya.
2. Incidental learning
Artinya mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik untuk dipelajari. Oleh karena itu dengan strategi ini seorang peserta didik dapat mempelajari sesuatu melalui hal yang lebih menarik.
Dengan begitu, diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya, mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah wisata.
3. Learning by reflection
Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide atau gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Peserta didik didorong untuk mengembangkan suatu ide atau gagasan suatu informasi yang telah disampaikan.
Kemudian aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses informasi tersebut untuk kemudian diberikan informasi berdasarkan masukan dari peserta didik.
4. Case-based learning
Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak diperlajari. Peserta didik dalam hal ini dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari narasumber ahli tentang kasus-kasus yang telah diperlajari pada materi tersebut.
5. Learning by exploring
Artinya mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari. Peserta didik dalam hal ini didorong untuk memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai.
Peserta didik diposisikan sebagai seseorang harus mencapai tujuan atau sasaran. Dan tentunya aplikasi harus menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut.
Peserta didik selanjutnya menyusun strategi secara mandiri untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga pembelajaran e-Learning tersebut dapat dilaksanakan secara maksimal.
Segera daftar “Pelatihan Web Pembelajaran Menggunakan WordPress” yang dilaksanakan mulai tanggal 13-22 Januari 2022 dan bersertifikat 32 JP.
Klik disini untuk mendaftar!