Ibu Penggarak – Pendidikan merupakan bagian dari tanggung jawab seluruh masyarakat dalam menanamkan pengetahuan, moralitas, dan perkembagan kehidupan. Dalam melaksanakannya, diperlukan tangan-tangan berpengalaman yang turut membangun, salah satunya adalah Ibu Penggerak.
Ibu Penggerak merupakan suatu komunitas yang bergerak di bidang sosial dalam rangka menghapuskan “tiga dosa besar pendidikan” yang sering terjadi baik di dalam satuan pendidikan maupun di luar. Ketiga dosa besar pendidikan tersebut diantaranya adlaah intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan. Hal ini menjadi suatu topik yang paling sering ditemui dalam jangka waktu belakangan ini.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) membentuk suatu wadah yang kemudian dinamakan Ibu Penggerak demi mengentaskan “tiga dosa besar pendidikan” tersebut.
Dilansir dari laman resmi kemendikbud.go.id, hal ini akan terus dilakukan demi mewujudkan seluruh kegiatan pendidikan termasuk pembelajaran menjadi nyaman dan tentunya aman bagi seluruh masyarakat sekolah, terutama peserta didik.
Adapun dasar hukum pelaksanaannya adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan serta Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).
Anang Ristanto, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud Ristek mengatakan bahwa hal ini menjadi salah satu komitmen nyata agar pelaksanaan pendidikan di Indonesia nyaman, aman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, apalagi kekerasan seksual.
Tentu Kemendikbud Ristek juga melakukan pembimbingan langsung kepada Ibu Penggerak, salah satunya adalah dengan melaksanakan Pelatihan Fasilitator Ibu Penggerak yang pada Jumat (11/11) lalu dilaksanakan di Tangerang. Salah satu psikolog yang menjadi Ibu Penggerak, Maria Hardono juga turut menyosialisasikan pola pengasuhan positif terhadap anak. Hal ini diakuinya karena pada saat kecil pernah mengalami perundungan.
Halaman Selanjutnya
Pola Pengasuhan Terbaik untuk Anak
Halaman : 1 2 Selanjutnya