Model Pembelajaran inovatif dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selama ini terdapat banyak kritik terhadap model pembelajaran yang ada di sekolah karena terlalu monoton. Untuk mengatasi hal tersebut , Anda bisa mempelajari macam-macam model pembelajaran inovatif yang akan dijelaskan pada artikel berikut ini.
Dengan bentuk pembelajaran yang variatif, guru bisa memilih dan menggunakannya sesuai dengan kondisi. Tak heran jika nantinya guru yang mengajar pun akan disenangi peserta didik. Namun, dibutuhkan pendekatan yang terencana dan sistematis agar bisa menerapkannya dengan tepat.
Macam-Macam Model Pembelajaran Inovatif untuk Guru di Indonesia
Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013 harus disiapkan secara matang agar materi tersampaikan dengan baik. Seorang guru harus membaca situasi dengan seksama karena tidak semua anak cocok dengan cara penyampaian materi tertentu.
Berikut berbagai macam model pembelajaran inovatif yang bisa dicoba para guru di tanah air.
1. Kontekstual
Metode ini bisa diterapkan agar para peserta didik tidak merasa bosan dengan mendengarkan materi saja. Tenaga pengajar bisa mengontrol suasana di kelas dengan melakukan tanya jawab secara kontekstual.
Artinya, pertanyaan dan jawaban yang dilontarkan berdasarkan kebutuhan dan apa yang dirasakan para siswa. Metode pembelajaran seperti ini akan memotivasi peserta didik untuk aktif bertanya. Pelajaran yang disampaikan sesuai konteks tentunya akan mempermudah guru maupun siswa.
Peserta didik tidak hanya fokus terhadap teori-teori yang diberikan guru. Melainkan juga dengan praktek dan pengalaman langsung sehingga pelajaran lebih mudah diserap. Berbeda jika hanya belajar teori yang cenderung dihafal, bukan dipahami secara penuh.
2. Teknik Saintifik
Teknik saintifik ini kerap kali disebut model pembelajaran inovatif dan kreatif yang relevan diterapkan di era saat ini. Pelaksanaannya mengedepankan norma-norma ilmu pengetahuan. Langkah pertama yang diambil adalah mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu.
Setelah itu, pelajaran dilanjutkan dengan proses penelitian atau percobaan yang dilakukan secara seksama. Hasil percobaan tersebut lalu dikelola sedemikian rupa sampai menemukan beberapa informasi.
Lalu, dari mana peserta didik dapat belajar? Penelitian pada akhirnya akan menciptakan kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan. Komunikasi sangat dibutuhkan agar hasil riset bisa dipahami dan dijadikan pelajaran yang bermanfaat.
3. Penyampaian Materi Berbasis Masalah
Agar penyampaian materi tidak bertele-tele, maka pembelajaran berbasis masalah bisa diterapkan. Tak jarang metode ini bisa membuat para peserta didik lebih fokus terhadap apa yang harus mereka pelajari saat ini.
Jadi, seorang guru bisa menjelaskan suatu materi berdasarkan masalah yang terlihat. Setelah itu, mengajak para peserta didik untuk berpartisipasi mengatasi masalah tersebut.
4. Realistik
Macam-macam model pembelajaran inovatif selanjutnya adalah realistik. Tokoh dibalik berkembangnya model pembelajaran seperti ini adalah Sigmund Freud. Guru menyampaikan pelajaran sekaligus melakukan interaksi sosial dalam kelompok.
Para murid pun akan saling berbagi pengetahuan dalam kelompok tersebut. Cara seperti ini dianggap efektif agar peserta didik mudah memahami materi yang dibahas. Model pembelajaran inovatif dan efektif memang dibutuhkan setiap sekolah agar proses belajar mengajar tidak monoton.
5. PAIKEM
Meskipun masa keemasan model pembelajaran ini di tahun 1990-an, namun ternyata masih mungkin diterapkan. Peserta didik akan dipacu untuk lebih aktif, inovatif, dan gembira dalam menjalani kegiatan belajar.
Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 Selanjutnya