“Technology will never replace great teacher but technology in the hands of great teachers is transformational.” ~ George Couros
Satu setengah tahun lebih pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Perubahan-perubahan terjadi di segala bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Kita para guru terpaksa harus berdamai dengan pandemi ini, yaitu menyesuaikan diri dengan segala kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Di bidang pendidikan, kebijakan besar diputuskan oleh pemerintah terutama terkait proses pembelajaran. Pembelajaran sebelumnya di masa normal yang dapat dilaksanakan tatap muka berganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam jaringan (daring).
Selama pandemi, pelaksanaan proses belajar mengajar selalu berganti berdasarkan situasi dan kondisi di wilayah tempat satuan pendidikan berada. Ketika status daerah setempat berada pada zona merah, kegiatan belajar harus dilaksanakan secara daring. Ketika kondisi di suatu daerah mulai kondusif dari infeksi virus, sekolah diizinkan melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas– hanya 50 persen saja siswa yang boleh dihadirkan di kelas dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Dengan begitu, setiap sekolah dan guru harus siap dengan segala perubahan yang kadang terjadi mendadak.
Situasi seperti ini tentunya menimbulkan berbagai polemik di kalangan pendidik, orang tua, maupun masyarakat secara umum. Bagi pendidik, permasalahan utama yang dihadapi adalah bagaimana menjalankan proses mengajar daring.
Tak bisa kita pungkiri bahwa teknologi berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran selama pandemi. Guru mau tidak mau harus belajar menggunakan teknologi atau pembelajaran berbasis teknologi. Pemanfaatan teknologi tersebut diharapkan dapat membantu terwujudnya proses pembelajaran yang efektif.
Kekhawatiran selanjutnya adalah, di situasi pandemi, bagaimana kita para guru bisa menanamkan pendidikan karakter kepada siswa. Sementara guru tidak bisa berinteraksi secara langsung dengan siswa. Sedangkan pembelajaran tidak hanya tentang transfer ilmu pengetahuan tapi juga terkait penanaman nilai-nilai positif dalam kehidupan.
Pembelajaran Virtual dan Membuat Kelas Online
Pandemi secara tidak langsung telah mempercepat proses digitalisasi dalam bidang pendidikan. Pembelajaran dilaksanakan secara virtual melalui berbagi platform digital seperti melalui aplikasi Zoom atau Google Meet. Melalui media tersebut, guru bisa bertatap muka secara virtual dengan siswa sehingga dinilai lebih efektif dalam kegiatan belajar daring.
Tetapi masalahnya tidak semua sekolah atau guru bisa melaksanakan pembelajaran seperti itu. Misalnya di daerah-daerah yang masih minim jaringan atau sinyal. Karena media pembelajaran online tersebut yang pasti membutuhkan sinyal yang bagus dan kuota internet yang mencukupi.
Selain itu, pembelajaran juga bisa dilaksanakan melalui kelas online dengan Google Classroom. Google Classroom adalah platform pembelajaran daring yang disediakan oleh Google. Dengan aplikasi tersebut, guru dapat membuat kelas online. Kemudian siswa dapat bergabung di kelas berdasarkan mata pelajaran yang dibuat oleh gurunya. Guru kemudian mengirimkan materi ajar, memberikan tugas, dan menilai tugas yang semua itu dapat dilakukan melalui Google Classroom.
Dalam proses belajar mengajar secara daring, guru dituntut kreatif dan inovatif. Agar pembelajaran daring tidak membosankan dan siswa tetap antusias belajar, guru perlu berinovasi dengan bantuan teknologi. Oleh sebab itu, guru wajib melek teknologi.
Dan kita harus meningkatkan kompetensi diri terutama terkait penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Untuk itu, salah satu solusinya adalah guru bisa mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan secara online oleh berbagai macam lembaga. Mulai dari yang gratis sampai berbayar. Dalam pelatihan online kita mendapatkan pengalaman atau ilmu-ilmu baru serta menambah wawasan terkait pembelajaran berbasis teknologi (IT).
Membuat Media Video Pembelajaran yang Menarik
Saya sendiri sebagai pendidik pun mengikuti berbagai pelatihan online. Misalnya mengikuti pelatihan cara membuat video pembelajaran yang menarik, membuat media pembelajaran interaktif, pelatihan menulis, dan lain sebagainya.
Untuk menunjang proses pembelajaran mata pelajaran yang saya ampu, saya mengikuti dua pelatihan tentang membuat video pembelajaran yaitu cara membuat video animasi dengan aplikasi Powtoon serta membuat video pembelajaran menggunakan PowerPoint. Ilmu yang saya dapatkan dalam pelatihan tersebut kemudian saya terapkan dalam proses pembelajaran.
Dalam setiap pertemuan pembelajaran daring, saya membuat video pembelajaran sendiri. Saya juga belajar membuat akun Youtube sendiri. Kemudian video pembelajaran yang saya buat tadi, saya unggah di Youtube sehingga bisa menjadi media belajar siswa secara online yang saya integrasikan dengan Google Classroom.
Setidaknya usaha saya tersebut tersebut membuahkan hasil. Dalam pembelajaran daring yang sebelumnya saya hanya mengirimkan materi berupa modul atau bahan ajar, ketika saya menggunakan media pembelajaran video, pembelajaran semakin menarik dan mendapat respon yang positif dari siswa.
Melalui media video pembelajaran tersebut, siswa juga mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda. Mereka bisa merasakan seolah sedang mendengarkan dan melihat gurunya sedang menjelaskan materi pembelajaran secara langsung.
Selain membuat video pembelajaran saya juga belajar membuat media pembelajaran interaktif berbasis game dengan berbagai aplikasi online.
Saat ini kita sudah berada di era digital. Teknologi berkembang dengan sangat cepat. Sebagai seorang guru kita juga harus mengikuti perkembangan zaman. Meski demikian, satu hal yang tidak boleh kita lupakan, seberapa canggihnya kemajuan teknologi, peran guru tidak akan tergantikan. Tetapi kita bisa menggunakan teknologi untuk perubahan pendidikan yang lebih baik. Guru adalah “agent of change” dan harus selalu siap untuk belajar dan melakukan perubahan.
Ditulis oleh Weni Elisa, S.Pd. (Guru SMAN 2 Sijunjung)