Berdasarkan laporan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) menyatakan sekolah yang hancur di Gaza saat ini mencapai 345 sekolah. Akibatnya, 625.000 siswa berhenti belajar di sekolah. Lantas, bagaimana cara guru Palestina tetap megajar anak-anak Gaza?
Kementerian Pendidikan Palestina merencanakan model pembelajaran e-learning untuk siswa di Gaza. Namun ternyata, model pembelajaran tersebut susah untuk diterapkan di Gaza.
Mengutip Al Jazeera, tidak mungkin ada e-learning karena tidak ada tempat berlindung dan tidak ada internet. Meski demikian, guru di Palestina tidak menyerah begitu saja. Mereka terus mencari cara agar anak-anak tetap bisa belajar.
Cara Guru Palestina Mengajar di Gaza
Salah satu guru Palestina bernama Asmaa menyatakan segala kepiluan yang masyarakat Gaza alami membuatnya memiliki keahlian dalam menciptakan jalan hidup alternatif, termasuk berpindah-pindah mencari tempat tinggal hingga menyediakan tempat belajar anak-anak seadanya.
Asmaa merupakan guru bahasa Inggris yang pernah mendapat penghargaan berupa gelar “Global Teacher of the Year 2020 oleh AKS Education Award Foundation di India. Menurutnya, perang memaksa lebih dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza untuk belajar dengan cara yang berbeda.
Anak-anak di Gaza belajar melalui pengalaman, penemuan, dan mempraktikkan apa yang tidak pernah diajarkan di sekolah kepada mereka. Tak hanya itu, mereka juga belajar dari hal yang tidak pernah dibaca dalam buku pelajaran, termasuk ekstrakurikuler.
Halaman selanjutnya,
Halaman : 1 2 Selanjutnya