Cara Mengatasi Learning Loss pada Siswa!

- Editor

Kamis, 9 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Learning loss adalah salah satu dampak negatif dari pandemi Covid-19 ini. Sudah dua tahun pandemi menyerang bumi. Sehingga kegiatan pembelajaran harus dilaksanakan secara daring.

Namun, sekolah-sekolah sudah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka secara penuh. Berita ini telah resmi, dengan dikeluarkannya surat edaran dari pemerintah. Akan tetapi, apakah anak-anak sudah siap belajar seperti dahulu sebelum pandemi?

Dikarenakan dua tahun, anak-anak sudah terbiasa belajar dengan jarak jauh. Kemudian masuk ke sekolah hanya dua jam. Maka hal ini membuat dampak negatif untuk proses pembelajaran mereka. 

Beberapa hasil penelitian tentang problematika pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi covid-19 menemukan bahwa siswa kurang mampu memahami isi materi yang disampaikan guru melalui media online, selain itu siswa mengalami kejenuhan belajar, malas-malasan dan memiliki motivasi belajar rendah.

Sekilas Tentang Learning Loss

The  Education  and  Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah    situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang  berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.

Menurut psikolog sosial dari Universitas Indonesia, Hamdi Moeloek menyebut learning loss sebagai generasi yang hilang akibat suatu keadaan, dalam hal ini pandemi Covid-19.

Menurutnya, lantaran pendidikan anak terganggu, apalagi banyak anak-anak di masa krusial pendidikan yakni di tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP justru harus menjalani pembelajaran daring yang belum bisa dianggap berhasil di Indonesia.

Dampak ini sudah diingatkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.  Menurut beliau, pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berkepanjangan dapat berdampak negatif dan permanen yang bisa menyebabkan anak-anak Indonesia sulit mengejar ketinggalan dalam pelajaran.

Penyebab Learning Loss 

Selama pandemi, sudah banyak sekali perubahan yang terjadi di Indonesia. Terutama dalam bidang pendidikan. Dimana sekolah yang biasanya dilakukan di sekolahan, selama pandemi justru dilaksanakan sebagian besar di rumah.

Perubahan pembelajaran secara daring ini membuat tantangan baru bagi anak, guru, dan orang tua, serta masyarakat. Semuanya harus mengubah sistem belajarnya secara kilat. Padahal, semua itu memerlukan proses yang panjang. Tetapi, apa boleh dikata apabila ini karena kondisi pandemi.

Sayangnya, tidak semua orang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan pendidikan di masa pandemi. Dengan tingkat kemiskinan yang meningkat, banyak siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu serta tinggal di daerah pedalaman dan terpencil terpaksa putus sekolah, karena tekanan ekonomi yang sangat besar. 

Tidak sedikit dari mereka harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga di tengah krisis COVID-19. Mereka memilih untuk berhenti sekolah karena merasa terbebani ketika harus sekolah secara daring, di mana banyak kebutuhan yang harus dilengkapi seperti ponsel pintar dan kuota internet.

Selain dari efek ekonomi, ada faktor yang penting disini, yaitu orang tua. Ketidaksiapan orang tua menjadi guru pengganti di rumah yang akan  menyebabkan ketidaknyamanan anak dalam belajar. 

Hal ini wajar terjadi apabila anak akan merasa takut ketika didampingi orang tua saat belajar. Karena ada dua sudut pandang untuk hal ini. Yang pertama adalah tertanamnya pikiran dalam otak anak, bahwa belajar itu dilaksanakan di sekolah bersama dengan guru.

Yang kedua adalah cara mengajar orang tua yang berbeda. Tidak semua orang tua dapat berbicara selembut dan setegas guru. Karena mungkin latar belakang pendidikan dan pengalaman orang tua yang tidak pernah mengajar materi pendidikan formal.

Berbagai permasalahan dan perubahan menyebabkan terganggunya pendidikan siswa, dan berakhir pada munculnya learning loss. Siswa mengalami kemunduran kemampuan dalam proses belajar dan memahami informasi.

Halaman berikutnya..

Ciri-ciri Siswa Terkena Learning Loss

Berita Terkait

Kriteria Sekolah Swasta yang Bisa Menerima Redistribusi Guru ASN
Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta, Ini Kriterianya! Apakah Anda Termasuk?
Telah Terbit Permendikdasmen 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN (PNS dan PPPK) Pada Satuan Pendidikan Masyarakat
Hanya Di Tanggal 21 Januari, Semua Guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK Jangan Sampai Ketinggalan!
[Breaking News] Siaran Pers BKN Kriteria Pelamar Tambahan Seleksi PPPK Guru, Ada Kesempatan Ikut Seleksi PPPK Tahap II
Tahun 2025 Guru Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi Akan Sejahtera dengan Program Prioritas Mendikdasmen
Guru Wajib Tahu, Poin Penting dalam PermenPANRB Nomor 21 Tahun 2024 tentang Jabatan Fungsional Guru
4 Tahapan Pengelolaan Kinerja Tahun 2025, Jangan Sampai Keliru!
Berita ini 268 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 18:16 WIB

Kriteria Sekolah Swasta yang Bisa Menerima Redistribusi Guru ASN

Senin, 20 Januari 2025 - 17:51 WIB

Guru ASN Bisa Mengajar di Sekolah Swasta, Ini Kriterianya! Apakah Anda Termasuk?

Senin, 20 Januari 2025 - 12:27 WIB

Telah Terbit Permendikdasmen 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN (PNS dan PPPK) Pada Satuan Pendidikan Masyarakat

Senin, 20 Januari 2025 - 11:43 WIB

Hanya Di Tanggal 21 Januari, Semua Guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK Jangan Sampai Ketinggalan!

Sabtu, 11 Januari 2025 - 15:04 WIB

Tahun 2025 Guru Sertifikasi Maupun Non Sertifikasi Akan Sejahtera dengan Program Prioritas Mendikdasmen

Berita Terbaru

Unduh Sertifikat Pendidikan 32 JP Gratis